Vertical Greenery Systems (VGS) in Urban Tropics

2014 ◽  
Vol 39 (4) ◽  
pp. 42-52 ◽  
Author(s):  
Abdul-Rahman ◽  
Chen Wang ◽  
Azli Mohd Rahim ◽  
Siaw Chuing Loo ◽  
Nadzmi Miswan

Numerous researchers proved Vertical Greenery System VGS beneficial to buildings and surroundings. However, it is still not widely applied in the tropics like Malaysia. This paper aims to determine the perceptions of VGS among the end users before it can be improved. A survey was conducted among 40 respondents, the end users of VGS in selected buildings within Klang Valley area. The collected data was analysed using statistical tests. From the findings, the primary benefits of VGS perceived by end users are enhancing visual quality, bringing nature harmony, reducing stress and reducing the urban heat island effects. The perceptions contradict with the results of ANOVA test between reducing the urban heat island effects and other VGS benefits that proves the need and effort to work on VGS in Malaysia.

2020 ◽  
Vol 59 (12) ◽  
pp. 2041-2055
Author(s):  
R. Bassett ◽  
P. J. Young ◽  
G. S. Blair ◽  
F. Samreen ◽  
W. Simm

AbstractLagos, Nigeria, is rapidly urbanizing and is one of the fastest-growing cities in the world, with a population that is increasing at almost 500 000 people per year. Yet the impacts on Lagos’s local climate via its urban heat island (UHI) have not been well explored. Considering that the tropics already have year-round high temperatures and humidity, small changes are very likely to tip these regions over heat-health thresholds. Using a well-established model, but with an extended investigation of uncertainty, we explore the impact of Lagos’s recent urbanization on its UHI. Following a multiphysics evaluation, our simulations, against the background of an unusually warm period in February 2016 (during which temperatures regularly exceeded 36°C), show a 0.44°C ensemble-time-mean increase in nighttime UHI intensity between 1984 and 2016. The true scale of the impact is seen spatially as the area over which ensemble-time-mean UHIs exceed 1°C was found to increase steeply from 254 km2 in 1984 to 1572 km2 in 2016. The rate of warming within Lagos will undoubtedly have a high impact because of the size of the population (12+ million) already at risk from excess heat. Significant warming and modifications to atmospheric boundary layer heights are also found in rural areas downwind, directly caused by the city. However, there is limited long-term climate monitoring in Lagos or many similarly expanding cities, particularly in the tropics. As such, our modeling can only be an indication of this impact of urbanization, and we highlight the urgent need to deploy instrumentation.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dewi Miska Indrawati ◽  
Suharyadi Suharyadi ◽  
Prima Widayani

Kota Mataram adalahpusat dan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat yang tentunya menjadi pusat semua aktivitas masyarakat disekitar daerah tersebut sehingga menyebabkan peningkatan urbanisasi. Semakin meningkatnya peningkatan urbanisasi yan terjadi di perkotaan akan menyebabkan perubahan penutup lahan, dari awalnya daerah bervegetasi berubah menjadi lahan terbangun. Oleh karena itu, akan memicu peningkatan suhu dan menyebabkan adanya fenomena UHI dikota Mataram.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kerapatan vegetasi dengan kondisi suhu permukaan yang ada diwilayah penelitian dan memetakan fenomena UHI di Kota Mataram. Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 yang digunakan terlebih dahulu dikoreksi radiometrik dan geometrik. Metode untuk memperoleh data kerapatan vegetasi menggunakan transformasi NDVI, LST menggunakan metode Split Window Algorithm (SWA) dan identifikasi fenomena urban heat island. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kerapatan vegetasi mempunyai korelasi dengan nilai LST. Hasil korelasi dari analisis pearson yang didapatkan antara kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai -0,744. Fenomena UHIterjadi di pusat Kota Mataram dapat dilihat dengan adanya nilai UHI yaitu 0-100C. Semakin besar nilai UHI, semakin tinggi perbedaan LSTnya.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 641
Author(s):  
Nafisatul Baroroh ◽  
Pangi Pangi

Secara fisik, perkembangan perkotaan dapat terlihat dari perubahan penduduknya yang semakin bertambah dan semakin padat. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2000 yaitu sebesar 490.214 jiwa dan meningkat ±23.957 jiwa di tahun 2016. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan demi menunjang aktifitas penduduk yang seringkali mengakibatkan benturan kepentingan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Hal itu disebabkan oleh semakin terdesaknya alokasi lahan untuk vegetasi. Perubahan lahan vegetasi yang tergantikan oleh jalan, bangunan dan struktur lain akan lebih banyak menyerap panas matahari dan memantulkannya, sehingga menyebabkan suhu permukaan di kota naik. Akibatnya semakin banyak titik-titik panas yang terbentuk sehingga menyebabkan perubahan unsur-unsur cuaca dan iklim sebagai pemicu terjadinya Urban Heat Island (UHI). Sesuai dengan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penutup lahan dan kerapatan vegetasi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan pengolahan data spasial. Berdasarkan hasil dari analisis menunjukkan bahwa jenis penutup lahan yang mendominasi adalah permukiman dan lahan terbangun, serta kelas kerapatan vegetasi didominasi oleh vegetasi jarang. Kemudian untuk distribusi suhu permukaan di Kota Surakarta secara keseluruhan tahun 1994, 2000 dan 2017 nilainya berubah, dimana rentang suhunya berkisar antara 21 C – 24 C (terendah) sampai dengan 34 C – 37 C (tertinggi). Perubahan suhu yang terjadi inilah mengindikasikan terjadinya fenomena Urban Heat Island di Kota Surakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa terdapat perubahan jenis penutup lahan dan juga kelas kerapatan vegetasi yang terjadi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta.


2017 ◽  
Vol 16 (9) ◽  
pp. 2097-2111 ◽  
Author(s):  
Mohanadoss Ponraj ◽  
Yee Yong Lee ◽  
Mohd Fadhil Md Din ◽  
Zainura Zainon Noor ◽  
Kenzo Iwao ◽  
...  

Author(s):  
Yukun WANG ◽  
Akiko NISHIMURA ◽  
Yuji SUGIHARA ◽  
Guoyun ZHOU ◽  
Yukiko HISADA ◽  
...  

Atmosphere ◽  
2021 ◽  
Vol 12 (5) ◽  
pp. 546
Author(s):  
Andreas Matzarakis

In the era of climate change, before developing and establishing mitigation and adaptation measures that counteract urban heat island (UHI) effects [...]


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document