The Relevance of the ASEAN Regional Forum (ARF) for Regional Security in the Asia‑ Pacific

2005 ◽  
Vol 27 (1) ◽  
pp. 123-145 ◽  
Author(s):  
Dominik Heller
2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 22-31
Author(s):  
Aloysius Efraim Leonard

ASEAN oleh banyak pihak telah dianggap sebagai salah satu dari organisasi regional di dunia yang dapat mempertahankan stabilitas dan keamanan wilayahnya dengan menggunakan nilai – nilai Asia mereka, yang dikenal oleh banyak orang sebagai ‘The ASEAN Way’. Dengan menggunakan konsep pembentukan komunitas keamanan oleh Adler dan Barnett, tulisan ini menjelaskan bagaimanakah peran the ASEAN Way dapat membentuk komunitas kemanan Asia – Pasifik, ASEAN Regional Forum (ARF). Proses pembentukan komunitas keamanan dibagi menjadi tiga: adanya faktor internal dan eksternal; kekuatan dan kesamaan persepsi serta hubungan yang terus berlanjut; dan rasa percaya serta identitas bersama. Dalam pembentukannya, ARF didasari oleh keinginan ASEAN untuk menjaga stabilitas di Asia – Pasifik setelah Perang Dingin dan juga mempromosikan nilai – nilai ASEAN ke cakupan yang lebih luas. Kemudian, the ASEAN Way juga sangat berperan sebagai soft power dan persepsi yang menjadi dasar hubungan antarpartisipan ARF. Sehingga, sebuah rasa saling percaya dapat dimiliki oleh partisipan ARF dan juga ARF memiliki identitas bersama yaitu sebagai komunitas keamanan Asia-Pasifik beranggotakan negara besar dan kecil yang membawa prinsip – prinsip the ASEAN Way


Author(s):  
Bramantyo Tri Asmoro

ABSTRAKAustralia setiap tahun mempunyai kebijakan bantuan luar negeri yang difokuskan pada kawasan Asia Pasifik. Untuk kawasan Pasifik Selatan, Australia memfokuskan pada negara-negara Melanesia seperti Papua Nugini, Solomon Islands, Fiji dan Vanuatu. Namun sejak tahun 2001, Australia meningkatkan bantuan finansial ke sebuah negara kecil bernama Nauru. Nauru terletak di kawasan Micronesia dan mempunyai ukuran yang sangat kecil. Dibandingkan dengan negara Pasifik Selatan lainnya, bantuan Australia ke Nauru cenderung terus meningkat. Fakta ini menimbulkan suatu pertanyaan, mengapa Australia meningkatkan bantuan finansialnya ke Nauru, khusunya sejak tahun 2001?Dalam menjawab pertanyaan di atas, penulis menggunakan teori motivasi bantuan luar negeri, kemanan regional, dan konsep pertahanan Australia, yaitu continental defence. Hasil dari penelitian ini adalah Australia meningkatkan bantuan finansial ke Nauru karena ingin menjaga keamanan regional. Nauru terancam menjadi negara gagal hingga dapat memberikan efek yang buruk terhadap keamanan regional Pasifik Selatan.   Kata Kunci : bantuan luar negeri, keamanan regional, negara gagal. ABSTRACTAustralia has foreign aid policy distributed to Asia Pacific region annually. Specifically for South Pacific region, Melanesian countries such as Papua New Guinea, Solomon Islands, Fiji and Vanuatu had always been main priorities. But since 2001, Australia increased its financial aid to Nauru, a small country located in Micronesia. Compared to other countries in South Pacific, Australia's financial aid to Nauru tends to increase. This fact raise a question about why Australia increased its financial aid to Nauru, especially since 2001?  To answer the question, the writer use foreign aid motivation theory, regional security, and Australia's defence concept, continental defence. The result of this research is, Australia increased its financial aid to Nauru because Australia want to maintain regional security. Nauru is potential failed state that can disturbed regional security in South PacificKeywords : failed state, foreign aid, regional security


Author(s):  
Andrew Yeo

This chapter demonstrates elements of change and continuity in Asia’s regional architecture between the waning years of the Cold War and the Asian financial crisis. Despite the external shock of the Cold War, I argue that the path to change is best captured by endogenous processes of change where mechanisms of change and continuity intersect. The first part of the chapter chronicles the development of two multilateral institutions: the Asia-Pacific Economic Cooperation and the ASEAN Regional Forum. The second part demonstrates the continuity of bilateral alliances, focusing on the US-Japan and US-Philippines alliance.


2015 ◽  
Vol 01 (04) ◽  
pp. 573-589 ◽  
Author(s):  
Zhexin Zhang

Facing increasing challenges to regional peace and stability, yet feeling isolated in several key security mechanisms in the Asia-Pacific, China has been taking active measures to improve its security environment and to foster a new regional security architecture based on the “New Asian Security Concept,” in order to achieve a lasting and commonly beneficial collective security order in the region. Though no official blueprint has been established by the Chinese government, one can expect China to push forward an all-inclusive and comprehensive platform as the core of the new architecture which features collective security driven by major powers based on their consulted consensus. Yet China will not seek to build a completely new Asia-Pacific security architecture to replace the old one. Instead, it is taking a pragmatic and incremental approach to shape the necessary environment for the evolution of the old architecture into a more inclusive and balanced one. If Sino-U.S. relations can be well managed and China continues to project its growing power in a refrained and contributive way to provide more public goods for regional peace and development, then it is hopeful that a new regional security architecture will take shape in the coming decades.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document