scholarly journals Tinjauan Nilai Manfaat pada Pengelolaan Sampah Plastik Oleh Sektor Informal (Studi Kasus: Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan)

2020 ◽  
Vol 18 (3) ◽  
pp. 495-502
Author(s):  
Ratna Kustanti ◽  
Arya Rezagama ◽  
Bimastyaji Surya Ramadan ◽  
Sri Sumiyati ◽  
Budi Prasetyo Samadikun ◽  
...  

Penggunaan kembali material limbah dengan cara mendaur ulang merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari pencemaran lingkungan dan mengurangi volume timbulannya di Tempat Pembuangan Akhir. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi ekonomi kegiatan daur ulang sampah plastik oleh sektor informal di Kecamatan Purwodadi. Penelitian dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner terhadap 29 pelaku daur ulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi ekonomi yang terdapat dalam usaha daur ulang sampah plastik pada tiap tingkatan pelaku daur ulang berbeda-beda. Berdasarkan analisis kelayakan ekonomi menggunakan  nilai Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR),  dan  Internal Rate of Return (IRR) dapat disimpulkan bahwa usaha daur ulang tingkat penggiling layak secara ekonomi dengan nilai NPV Rp 923.395.260  (NPV > 1), nilai BCR 1,58 (BCR > 1), dan nilai IRR 56,82. Benefit (manfaat) dari implementasi program 3R sampah plastik pada sektor informal secara umum dapat digolongkan menjadi dua manfaat, yaitu manfaat langsung (direct benefit) dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Manfaat langsung (direct benefit) berupa keuntungan penjualan sampah plastik. Keuntungan bersih tiap jenis sampah plastik pada tingkat pemulung  antara Rp 500-Rp 2.600, tingkat bank sampah berkisar antara Rp 100-Rp 400, tingkat pengepul I berkisar antara Rp 91,67-Rp 391,67, tingkat pengepul II berkisar antara Rp 173,46-Rp 473,46, tingkat bandar berkisar antara Rp 186,94-Rp 686,94, dan tingkat penggiling berkisar antara Rp 136,23-Rp 1.136,32. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) adanya pengelolaan sampah plastik oleh sektor informal yaitu tereduksinya sampah plastik di Kecamatan Purwodadi sebesar 10,08%.

2017 ◽  
Vol 13 (3) ◽  
pp. 240
Author(s):  
Novdin M Sianturi

Abstrak: Pengelolaan sampah di Kota Pematangsiantar masih bertumpu pada pendekatan akhir (kumpul-angkut-buang), dengan tingkat pelayanan yang rendah, sehingga untuk meningkatkan pelayanan sampah, perlu dilakukan pemilahan di tempat penampungan sementara (TPS). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sistem pengelolaan sampah dengan melakukan pemilihan di TPS dapat meningkatkan pelayanan aset persampahan sampai tahun  2015 secara teknis operasional dan dari aspek keuangan. Analisa teknis operasional aset pengelolaan sampah mulai dari pewadahan, pengumpulan dan pengangkutan sedangkan analisa keuangan dan analisa kelayakan menggunakan Net Present Value, Internal Rate of Return, Benefit/Cost Ratio, dan Payback Period. Dari hasil analisa tersebut diperoleh suatu sistem pengelolaan sampah dengan pemilihan di TPS berdasarkan zona pelayanan dengan skala prioritas secara bertahap daritahun 2013-2017, dapat meningkatkan cakupan pelayanan sampah eksisting rata-rata 6,69 %, cakupan pelayanan TPS eksisting rata-rata 8,29 %, dan cakupan pelayanan truk pengangkut sampah eksisting rata-rata 12,03 %. Investasinya layak, diperoleh Net Cashflow pada tahun 2020 sebesar Rp 1.720.242.284,-, NPV suku bunga 15 % bernilai positif, IRR > MARR 15 %,  B/C Ratio > 1, dan PP 4,7 tahun, lebih pendek dari periode investasi 10 tahun. Dari Metode penelitian ini maka pengumpulan data, observasi lapangan dan pengukuran contoh timbulan sampah dengan sampel 4 TPS perumahan yang terlayani pengangkutan.


2016 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Dessy Putri Andini

Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia bisnis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan, lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp. 1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu 15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Waluyo Sulistiono

Penelitian ini merupakan manajemen investasi PLTMH yang berlokasi di Desa Siteba Kecamatan Walenrang Utara kabupaten Luwu Propinsi Sulawesi Selatan. Peranan yang digunakan untuk analisis investasi adalah uji Pay Back Periode (PBP), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR). Sementara untuk uji tingkatpengembalian investasi digunakan uji ROI (Return of Invesment) dan MEC (Marginal Effecienci of Capital). Hasil penelitian menunjukan bahwa debit sungai makawa mampu membangkitkan daya sebesar 7500 kW. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil Pay Back Periode (PBP) 4 tahun 8 bulan kurang dari waktu yang diisyaratkan selama 6 tahun. BEP (Break Even Poin) diperoleh titik impas dengan biaya Rp. 435.976.836.947 selama 6,56 Tahun. Benefit Ratio (BCR) sebesar 1,75 lebih besar dari 1, NPV On Project = Rp. 77.315.882.558 > 0, IRR On Project yang diperoleh adalah 18 % dan NPV On Equity = Rp. 89.421.236.401 > 0,danIRR On Equity yang diperoleh adalah 25,26%. Hasilperhitungan terhadap PBP, BCR, NPV, dan IRR, menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan. Selain itu dengan ROI sebesar 18% dan MEC sebesar 21% menunjukkan proyek PLTMH Siteba Energy IV layak untuk direalisasikan karena menguntungkan bagi investor.


2016 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
pp. 133
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Ekwasita Rini Pribadi ◽  
Agus Wahyudi

<p class="IsiabstrakIndonesia">Sistem usahatani integrasi seraiwangi-ternak sapi dapat meningkatkan nilai tambah, menjamin kelestarian sumber daya alam, meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengkaji sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi yang dilakukan di Kebun Percobaan Manoko Lembang, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Indonesia pada April 2014. Parameter yang diamati meliputi; produksi seraiwangi, ampas hasil penyulingan minyak seraiwangi, minyak seraiwangi, kotoran sapi, harga sapi dan produksi susu sapi. Data dianalisa menggunakan analisis <em>Net Present Value</em> (NPV), <em>Benefit Cost Ratio </em>(B/C) rasio dan <em>Internal Rate of Return </em>(IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem usahatani seraiwangi-ternak sapi layak diusahakan dan memberi keuntungan ganda kepada petani. Untuk usahatani seraiwangi dengan total produksi sebanyak 270.000 kg ha<sup>-1</sup> (=1.755 liter minyak seraiwangi), @ Rp 500,- kg<sup>-1</sup> basah dengan DF 15% per tahun, memberikan NPV sebesar Rp 37.462.817,-, B/C rasio = 1,44 dan IRR = 35,96%. Penyulingan minyak seraiwangi berbahan bakar kayu dengan harga minyak Rp 170.000,- liter<sup>-1</sup>, memberikan NPV sebesar Rp 38.947.118,-, B/C Rasio 1,28 dan IRR 29,45%. Sedangkan dengan memakai biogas memberikan NPV, B/C Rasio dan IRR lebih tinggi, masing-masing Rp 64.575.654,-, 1,55 dan 36,27%. Limbah penyulingan daun seraiwangi yang dihasilkan sekitar 44.797 kg ha<sup>-1</sup> tahun<sup>-1</sup>, ini dapat digunakan sebagai pakan 5-6 ekor sapi. Untuk budidaya ternak sapi, memberikan NPV Rp 61.302.125,-, B/C Rasio 1,42 dan IRR 42,60 % selama 6 tahun.</p>


AGRIMOR ◽  
2017 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 15-16
Author(s):  
Adeline Norawati Hutapea ◽  
Yosefina Marice Fallo

Penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan finansial industri kecil tempe di Kelurahan Oelami Kecamatan Bikomi Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara tahun 2015. Penelitian menggunakan metode deskriptif analitis dan menggunakan data primer dan data sekunder. berupa modal, tenaga kerja, bahan baku, teknologi, produksi, pemasaran dan kelayakan finansial dengan teknik sampling sensus. Analisis kelayakan investasi menggunakan analisis Net Present Value (NPV), dan untuk mengetahui industri kecil tempe layak atau tidak untuk terus dijalankan menggunakan analisis Benefit Cost Ratio (BCR), sedangkan analisis Internal Rate of Return (IRR) untuk mengetahui kelayakan investasi dan operasional industri tempe. Hasil penelitian menunjukkan nilai BCR (1,1) > 1, artinya industri tempe layak dilanjutkan, dan nilai NPV positif (+) menunjukkan industri tempe tersebut layak dilakukan investasi. Sedangkan nilai IRR (30,3519%) > bunga pinjaman (DF=18%) menunjukkan industri tempe di Kelurahan Oelami layak untuk dilakukan investasi dan menjalankan operasional perusahaan dan Break Event Point (BEP) sebesar 180.496 unit/tahun. Dengan demikian industri kecil tempe bisa dikembangkan karena memberikan potensi keuntungan. ©2017 dipublikasikan oleh Agrimor.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 42
Author(s):  
I N Tidi Wahyunitya S ◽  
A A Gede Maharta Pemayun ◽  
Antonius Ibi Weking

Pemadaman yang dilakukan untuk pekerjaan pemeliharaan, menyebabkan kerugian bagi konsumen dan PLN. Kerugian yang dialami adalah diskontinuitas pelayanan penyaluran energi listrik dan kWH yang diproduksi oleh PLN tidak dapat tersalurkan, maka dari itu perlu dilakukan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB). Sebelum melakukan pekerjaan bertegangan, perlu dilakukan studi kelayakan investasi peralatan bertegangan dari aspek ekonomis. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (NET B/C), sehingga dapat diketahui besar nilai tingkat keuntungan melalui pemeliharaan bertegangan. Pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) di PT PLN (Persero) Rayon Kuta dapat menyelamatkan rupiah kWh sebesar Rp.8.941.763.694/ tahun. Sistem Average Interruption Duration Index (SAIDI) yang ditekan adalah 991,812243 menit/ pelanggan, untuk System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) adalah 14.60000046 kali/ pelanggan, Net Present Value bernilai positif sebesar Rp.27.347.312.169, Internal Rate Of Return diperoleh sebesar 18,111%, sedangkan Net Benefit Cost Ratio diperoleh 6,462 lebih besar dari 1. Dengan demikian pekerjaan pe-meliharaan bertegangan secara teknis dan ekonomis sangat layak untuk dilaksanakan.


2017 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 32
Author(s):  
Fadjar Purnomo

Semakin meningkatnya penduduk Kota Malang merupakan peluang besar bagi developer untuk mengembangkan usahanya di bidang perumahan. Namun sebelum menanamkan modalnya untuk berinvestasi apalagi dalam jumlah besar seharusnya developer melakukan studi kelayakan apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial dalam investasi pengembangan perumahan, serta mengetahui tingkat sensitivitas perubahan suku bunga dan biaya langsung.Data penelitian yang digunakan berupa data sekunder yaitu gambar perencanaan, harga satuan pekerjaan dari developer, biaya pajak, biaya perijinan, UKL/UPL/AMDAL, biaya pengukuran tanah, biaya operasional, biaya promosi, periode investasi, dan lain-lain. Pengolahan data secara deskriptif untuk menentukan cash flow proyek. Berdasarkan cash flow yang didapat selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial menggunakan parameter PP, NPV, IRR, dan BCR. Dan selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas tingkat kelayakan terhadap perubahan suku bunga dan biaya pengeluaran.Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi pengembangan suatu perumahan di Malang pada suku bunga 12,79% layak secara finansial karena nilai  parameter pay back periode (PP) terjadi pada tahun ke-7, nilai net present value (NPV) sebesar Rp 34.130.813.565-, nilai benefit cost ratio (BCR) sebesar Rp 1,14, nilai internal rate of return (IRR) sebesar 16,67%. Perubahan suku bunga dan perubahan biaya pengeluaran cukup sensitive terhadap kelayakan finansial dalan investasi ini. Kata-kata kunci: finansial, investasi, kelayakan, pengembanganperumahan


INFOMANPRO ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 40-43
Author(s):  
Sudarso ◽  
Kustamar ◽  
Lies Kurniawati Wulandari

           Dengan pertumbuhan jumlah penduduk Jombang yang  tinggi maka akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan rumah tempat tinggal. Perumahan Kitanara regency yang terletak di jalan Raya Seruni Pulo Lor Desa pulo Jombang menawarkan hunian sebanyak 61 unit rumah  yang mana rumahnya terdiri dari 19 buah rumah tipe A, 31 buah rumah tipe C dan 11 buah rumah tipe C. Kelayakan  dari perumahan Kitanara Regency menyatakan NPV sebesar Rp 6.155.903.283, BCR sebesar 1,94. dan IRR sebesar 17%. Dengan adanya evaluasi akan dipergunakan untuk mengetahui  komposisi bangunan rumah pada proyek pembangunan perumahan Kitanara regency apa sudah optimal seiring dengan permintaan pasar saat ini. Di evaluasi ini membahas beberapa aspek yaitu aspek optimasi dengan metode simpleks, aspek pasar dengan metode deskriptif kualitatif, aspek teknis dengan metode deskriptif kualitatif dan aspek finansial dengan metode estimasi. Di evaluasi ini dipergunakan parameter parameter kelayakan seperti Net Present Value   (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR). Penelitian ini menghasilkan jumlah komposisi optimal rumah untuk tipe A, tipe B dan tipe C masing masing berjumlah 16 ; 33 dan 12 buah.  Dari analisis finansial berdasarkan komposisi rumah tersebut menghasilkan nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 7.613.270.783 > NPV existing,  Nilai Benefit Cost Ratio 1,94 (BCR)  >1,65 BCR existing dan Nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 17 = IRR existing.


2014 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 125 ◽  
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Abdul Muis Hasibuan ◽  
Agus Wahyudi

<p>Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.</p><p>Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakao</p><p>Limitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.</p>


2021 ◽  
Author(s):  
Sapmaya Wulan ◽  
Tya Mei Astuti

Dunia bisnis saat ini berkembang pesat pada kota-kota berkembang maka tidak dapat dipungkiri pula akan berkembangnya bisnis-bisnis yang ada saat ini. Berkembangnya bisnis tersebut dikarenakan banyakanya permintaan konsumen akan kebutuhan yang harus mereka penuhi. Kebutuhan yang semakin meningkat ini tentunya juga memerlukan sarana dan prasarana dalam pendistribusiannya karena tidak semua orang dapat membuat sendiri kebutuhan sandang yang mereka butuhkan oleh sebab itu mulai bermunculan industri- industri dibidang fashion. Butik merupakan toko pakaian ekslusif yang menjual berbagai macam pakaian yang berbeda. Untuk mendirikan Butik Lady Center perlu ada rancangan perkiraan biaya yang diperlukan, modal yang dibutuhkan dan benefit yang akan diperoleh. Sebelum rencana Butik Lady Center dilaksan akan terlebih dahulu perlu dilakukan Analisis Kelayakan Bisnis untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut. Untuk itu yang menjadi permasalahan penelitian iniadalah: Apakah rencana mendirikan Butik Lady Center di Pringsewu layak untuk dilaksanakan ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan rencana usaha Butik Lady Center di Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, dimana untuk metode kuantitatif digunakan tiga Kriteria Investasi yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR); Analisis Pay Back Period (PBP), dan Analisis Break Even Point (BEP)dan untuk metode kualitatif digunakan pendekatan non-finansial yakni aspek teknis, aspek pasar dan pemasaran, aspek yuridis (hukum), aspek birokrasi, aspek manajemen dan sdm, aspek ekonomis, dan aspek lingkungan. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh NPV =Rp 467.412.569; Net B/C = 1,19 ; IRR = 35,83%, analisis Pay Back Period selama 3 tahun 9 bulan 9 hari, dan analisis Break Even Point selama 3 Tahun 1 Bulan 26 Hari. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan bahwa rencana mendirikan Butik Lady Center layak untuk dilaksanakan (go).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document