scholarly journals The efficacy of training of stress-coping strategies on marital satisfaction of spouses of veterans with post-traumatic stress disorder

10.19082/2232 ◽  
2016 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 2232-2237 ◽  
Author(s):  
Seyed kaveh Hojjat ◽  
Seyed Esmaeil Hatami ◽  
Mahdi Rezaei ◽  
Mina Norozi Khalili ◽  
Moosa Reza Talebi
Author(s):  
Vicki Bitsika ◽  
Christopher F. Sharpley

Young people with autism are often bullied at school, a potential direct correlate of Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). This may be compounded by their difficulties in social interaction. Alternately, some of these young people may develop ‘coping strategies’ against bullying that may have an inverse association with PTSD. As a vulnerable population for PTSD, a sample of 71 young males with autism were surveyed for their self-reported experiences of being bullied at school, their coping strategies for dealing with this bullying, and their own evaluations of the severity of two of the key diagnostic criteria for PTSD. Their mothers also provided a rating of the severity of the three major diagnostic criteria for autism for these boys. Over 80% of this sample had been bullied, and there was a significant direct correlation between this and PTSD score, and between their mother-rated severity of the boys’ social interaction difficulties, but also a significant inverse correlation between their coping strategies and PTSD score. There were differences in these relationships according to whether the boys attended elementary or secondary school. These findings hold implications for the identification, assessment and support of autistic youth at risk of PTSD.


2021 ◽  
Author(s):  
Maulidya Nabila

Dunia sedang mengalami masa yang berat sejak awal tahun 2020 ini karena dikejutkan dengan adanya fenomena Corona Virus Disease atau COVID-19. Coronavirus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Berbagai negara termasuk Indonesia masih berjuang untuk mengatasi virus ini, karena dampaknya bukan hanya terjadi pada sektor kesehatan tetapi juga berbagai sektor lainnya (multidimensional) seperti perekonomian, pendidikan, juga interaksi sosial yang terjadi di masyarakat. Indonesia mengeluarkan beberapa kebijakan terutama dalam mengatur interaksi sosial masyarakatnya untuk mencegah angka penyebaran virus semakin tinggi. Mulai dari anjuran melakukan Social Distancing atau Physical Distancing hingga kebijakan resmi seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Kebijakan dan anjuran yang dilakukan pemerintah ini memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.Memudarnya interaksi sosial antara lain dapat dirasakan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara massal di ruang publik merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 pasal 13 (Kemenkes RI, 2020). Semua aktivitas atau kegiatan yang tidak mendesak dianjurkan untuk dilakukan seminimal mungkin dalam lingkungan luar rumah dengan tetap wajib melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini dapat mempengaruhi interaksi di masyarakat yang sebelumnya bersifat langsung (tatap muka pada satu tempat satu waktu) sedangkan pada masa pandemi ini dibutuhkannya adaptasi seperti melakukan interaksi dari rumah masing-masing dengan memanfaatkan teknologi.Wabah pandemi ini memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis individu dan masyarakat (Banerjee, 2020; Brooke dkk., 2020; Zhang dkk., 2020). Dalam merespon fenomena ini, Pandemi Covid-19 bukan hanya mengancam atau berpengaruh pada kesehatan fisik masyarakat tetapi juga pada kesehatan jiwa. Menurut Brooks dkk. (2020), dampak psikologis selama pandemi diantaranya gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder), kebingungan, kegelisahan, frustrasi, ketakutan akan infeksi, insomnia dan merasa tidak berdaya. Bahkan beberapa psikiatris dan psikolog mencatat hampir semua jenis gangguan mental ringan hingga berat dapat terjadi dalam kondisi pandemik ini. Bahkan kasus xenofobia1 dan kasus bunuh diri karena ketakutan terinfeksi virus sudah mulai bermunculan. Sebagai contoh, hasil penelitian dalam jurnal Psychiatry Research mensurvei lebih dari 7.200 pria dan wanita di China selama lockdown yang diberlakukan pada Februari di negara itu, lebih dari sepertiga ditemukan menderita "gangguan kecemasan umum" terkait-COVID, sementara sekitar seperlima berjuang dengan adanya tanda-tanda depresi. Sedangkan lebih dari 18% mengatakan adanya aktivitas kesulitan untuk tidur (Huang & Zhao, 2020).Pada dasarnya semua gangguan kesehatan mental diawali oleh perasaan cemas (anxiety). Menurut Sadock dkk. (2010) kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi. Kecemasan diawali dari adanya situasi yang mengancam sebagai suatu stimulus yang berbahaya (stressor). Sehubungan dengan menghadapi pandemi Covid-19 ini, kecemasan perlu dikelola dengan baik sehingga tetap memberikan awareness namun tidak sampai menimbulkan kepanikan yang berlebihan atau sampai pada gangguan kesehatan kejiwaan yang lebih buruk.Untuk mengatasi gejala-gejala yang muncul pada kesehatan jiwa di masa pandemic ini diperlukannya treatment khusus yang dilakukan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok. Dalam konteks pandemi ini contoh tindakan yang terkendali yang dilakukan antara lain berolahraga, meditasi, melukis, bermain musik, berkebun, memasak, membaca buku, menonton film, dan lain sebagainya. Berbagai aktivitas tersebut sesuai dengan ketertarikan dan kemampuan individu sebagai strategi yang tangguh dan protektif untuk mengatasi stres, kecemasan, dan panik (Wood & Rünger, 2016). Tahapan terakhir dalam menghadapi kecemasan yaitu menemukan solusi (coping stress). Coping adalah keadaan atau kondisi seseorang yang megalami stres dan membutuhkan kemampuan pribadi maupun dukungan dari lingkungan untuk melalui hal tersebut (Rasmun, 2004). Salah satu coping stress yang dapat dilakukan semasa pandemi ini yaitu relaksasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document