scholarly journals Identifikasi KHV dengan Uji Immunofluorescence dan Immunocytochemistry Berdasarkan Uji Polymerase Chain Reaction Positif KHV pada Ikan Koi (Cyprinus carpio)

2016 ◽  
Vol 18 (3) ◽  
pp. 267
Author(s):  
Oktarina Surfianti

AbstrakKoi Herpesvirus (KHV) menyebabkan penyakit parah dan kematian di segala usia ikan mas dan ikan koi (Cyprinus carpio) dan menyebar dengan cepat di seluruh dunia sebagai penyebab mortalitas yang sangat tinggi dengan perkiraan (80-95%) untuk ikan koi dan ikan mas. Identifikasi KHV ini sudah dilakukan dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Tetapi, metode tersebut tidak cocok untuk pekerjaan lapangan karena belum efisien dalam hal waktu dan peralatan.  Perlu ada pemeriksaan berbasis imunologis sebagai identifikasi awal (pemeriksaan dini) yang  belum banyak dilakukan dan perlu dikembangkan terutama untuk pemeriksaan KHV yaitu metode Immunofluorescence sebagai pemeriksaan imunologis untuk identifikasi adanya antigen atau dengan menggunakan pewarnaan fluorescent dan immunocytochemistry menggunakan metode imuno histo (sito) kimia ensim yang bersifat spesifik dengan pewarnaan oleh zat chromogen guna mengidentifikasi antigen dalam suspensi organ insang dan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah agar mampu mengidentifikasi  KHV (Koi Herpes Virus) yang menginfeksi ikan koi (Cyprinus carpio L) menggunakan metode aplikasi Immunofluorescence serta Immunocytochemistry berdasarkan pemeriksaan menggunakan uji PCR dengan hasil positif KHV.Hasil dari kedua metode diperoleh positif untuk beberapa sampel berdasarkan positif PCR, ditandai dengan adanya pendaran oleh zat fluorescein berwarna hijau pada antigen KHV dengan pemeriksaan metode Imunofluorescence dan adanya ekspresi zat chromogen pada antigen berwarna coklat kemerahan pada antigen KHV dengan pemeriksaan Imunocytochemistry. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua metode tersebut mampu mengidentifikasi KHV dan dapat digunakan sebagai uji pemeriksaan dini KHV berbasis imunologis.  Kata kunci: Koi Herpesvirus, Ikan koi (Cyprinus carpio), Imunofluorescence, Immunocytochemistry

2012 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 64
Author(s):  
Jetti Treslah Saselah ◽  
Reiny A Tumbol ◽  
Henky Manoppo

Penelitian ini bertujuan untuk mendeterminasi keberadaan Koi Herpes Virus (KHV) pada ikan koi (Cyprinus carpio koi). Sampel ikan diambil dari Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian di lakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi dengan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil pemeriksaan PCR terhadap sampel ikan koi mengindikasikan bahwa sampel ikan koi telah terinfeksi oleh virus KHV, yang ditandai dengan munculnya pita DNA pada hasil visualisasi elektroforesis agarosa. Hasil pemeriksaan pada morfologi ternyata sampel ikan yang digunakan menunjukkan gejala-gejala klinis terserang KHV seperti mata pucat, insang berwarna pucat serta produksi lendir yang berlebihan. Beberapa sampel lainnya walaupun secara morfologi belum menunjukan gejala-gejala klinis tetapi melalui pemeriksaan PCR telah terindikasikan terinfeksi KHV. Kata kunci: KHV, PCR, ikan koi   The purpose of this study was to determine the presence of Koi Herpes Virus (KHV) in Koi (Cyprinus carpio koi). Fish samples were taken from the Sangihe Archipelago Regency. Laboratory work conducted at the Laboratory of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of Sam Ratulangi using Polymerase Chain Reaction (PCR) method. The samples indicated that the koi fish samples were infected with KHV. It is shown by the appearance of DNA bands on agarose electrophore­sis visualization. The morphological examination of the body indicated clinical symptoms of KHV infection, such as pale eyes, pale gills and excessive mucus production. Several other samples, although without clinical symptoms, have shown to be infected as indicated by PCR test. Keywords: KHV, PCR, Koi.


RSC Advances ◽  
2016 ◽  
Vol 6 (60) ◽  
pp. 54898-54903 ◽  
Author(s):  
Dalia M. El-Husseini ◽  
Nashwa M. Helmy ◽  
Reham H. Tammam

We experimented the effect of 15 nm unmodified citrate coated GNPs on the key PCR reactants to see if these would enhance the overall outcomes of the reaction. Thus, the optimized GNPs-assisted PCR could be used for more efficient diagnosis of EHV-1.


2016 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Dini Sahfitri Lubis ◽  
Diah Artati

Polymerase chain reaction (PCR) merupakan salah satu metode deteksi cepat koi herpes vrus (KHV). Metode PCR ini sangat sensitif. Sensitivitas tersebut membuatnya dapat digunakan untuk melipatgandakan satu molekul DNA. Konsentrasi dan kualitas DNA dipengaruhi oleh keberhasilan pada saat melakukan ekstraksi DNA. Kegiatan percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hasil deteksi virus KHV dengan metode PCR. Keberhasilan analisis PCR sangat dipengaruhi karakteristik DNA genom yang meliputi kemurnian, konsentrasi dan ukuran template. Virus KHV dideteksi menggunakan metode PCR sesuai dengan SNI 7547:2009. Hasil kegiatan deteksi virus KHV menggunakan PCR dari sampel kode I.230–I.286 dapat memvisualisasikan hasil PCR dengan positif KHV dengan ukuran fragmen DNA 290 bp dengan baik. Dapat dilihat dari 57 sampel yang telah diuji memiliki hasil yang berbeda-beda. Hasil uji yang diperoleh yaitu 32 sampel ikan positif terinfeksi KHV dan 25 sampel negatif KHV


Author(s):  
J. A. Vala ◽  
M. D. Patel ◽  
D. R. Patel ◽  
U. V. Ramani ◽  
I. H. Kalyani ◽  
...  

2004 ◽  
Vol 7 (5) ◽  
pp. 533-537 ◽  
Author(s):  
Laurentia Nodit ◽  
Noriko Murase ◽  
Jorge D. Reyes ◽  
George V. Mazariegos ◽  
Rakesh Sindhi ◽  
...  

There is sparse information in humans on graft-versushost (GVH) lymphadenopathy. A 15-month-old male received a liver and small bowel transplant for short bowel after gastroschisis. At 21 days he developed a GVH-like skin rash. Flow cytometry demonstrated 16.1% circulating donor cells. Polymerase chain reaction for Epstein-Barr virus was negative. Two months later, the rash recurred with diffuse lymphadenopathy. Lymph node biopsy showed effaced architecture without visible follicles, large numbers of CD79a+ immunoblasts interspersed with smaller CD3+ and CD8+ cells, and prominent dendritic cell hyperplasia. Human herpes virus 8, cytomegalovirus, and EBER-1 probes were negative, as was polymerase chain reaction for human herpes virus 6. Allograft intestinal biopsies on days 10 and 24 had a similar infiltrate. The features appeared to be those of lymphocytes trafficking between the graft and host with a mixed lymphocyte reaction in situ, a GVH-type reaction without tissue damage. The reaction was self-limiting in the intestinal graft, and the lymphadenopathy resolved with some decrease in immunosupression. Circulating donor cells fell to 2.5% by day 62, and the child has been rejection free on low-dose immunosuppression.


2017 ◽  
Vol 12 (1) ◽  
pp. 45
Author(s):  
Isti Koesharyani ◽  
Lila Gardenia ◽  
Tatik Mufidah ◽  
Ayi Santka

Koi Herpes Virus (KHV) di Indonesia sejak tahun 2002 merupakan penyakit mematikan yang menyerang ikan koi Cyprinus carpio koi dan ikan mas Cyprinus carpio carpio, dan sampai saat ini, infeksi KHV dilaporkan sudah menyebar hampir di seluruh dunia. Untuk mengetahui adanya infeksi KHV perlu cara diagnosa yang sangat akurat/sensitif, sehingga keberadaan KHV dapat diketahui secara pasti dengan tingkat sensitivitas yang lebih baik pada ikan budidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan teknik deteksi dengan real time quantitative polymerase chain reaction (RT- qPCR/qPCR) guna mengetahui adanya infeksi KHV secara kuantitatif pada ikan mas dengan mengetahui kandungan virus (viral load). Sebanyak masing-masing 3 ekor sampel diperoleh dari sentra budidaya ikan mas di Cirata-Jawa Barat, Maninjau-Sumatera Barat, dan Banjarmasin-Kalimantan Selatan. Sampel-sampel tersebut selanjutnya dianalisa keberadaan KHV-nya dengan RT-qPCR menggunakan SYBR Green. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah tertinggi (viral load) diperoleh dari ikan mas asal Cirata-3 dengan nilai Threshold Cycle (Ct.) 18,24 atau setara dengan 3,4 x 107 kopi, dan terendah dari ikan mas asal Banjarmasin-3 dengan nilai Ct. 33,39 atau 1,8 x 102 kopi. Dua standar yang digunakan dalam pengujian ini berupa plasmid dengan jumlah kopi 2 x 104 (Ct 27,24) dan 2 x 103 (Ct 30,24) dan kontrol atau Non Template Control (NTC) adalah 3,1 x 10 atau dengan nilai Ct 35,65. Uji aplikasi deteksi KHV dengan metode RT-qPCR ini memberikan hasil yang lebih sensitif, di mana sampel yang tidak terdeteksi dengan metode PCR konvensional dapat dideteksi dan dihitung jumlah kopi DNA (DNA copy). Since 2002, Koi herpesvirus (KHV) in Indonesian has been a malignant diseases, now recognized as a worldwide cause of mortality among populations of koi Cyprinus carpio koi and common carp Cyprinus carpio carpio. To determine the presence of infection is required the KHV diagnosis method with highly accurate and sensitive, so that the existence KHV can be known exactly with high sensitivity level in fish farming.The objective of this study was to develop and evaluate the infection by Real Time Quantitative Polymerase Chain Reaction (RT- qPCR/qPCR). Sample were taken from Carp culture in West Java, West Sumatra, and South Kalimantan. The assay was done by SYBR Green RT-qPCR. The analysis result of KHV in carp revealed that the carp from Cirata-3 had the highest viral load with Ct. value 18.24 equal with 3.4 x 107 copies, and the lowest one was the carp from Banjarmasin-3 at Ct. value 33.39 (1.8 x 102 copies), while two standards plasmid and Non Template Control (NTC) had Ct value of 27.24 (2 x 104copies),30.24 (2 x 103copies), and 35.65 (3.1 x 10 copies), respectively. Application KHV test by q-PCR has more advantages and sensitive than that of conventional PCR, and it can be used to detect and calculate the copy number of DNA.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document