JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

117
(FIVE YEARS 28)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Sam Ratulangi

2302-6081, 2302-609x

2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 33
Author(s):  
Lolouren Mogontha ◽  
Nego E. Bataragoa ◽  
Ari B. Rondonuwu

This research was conducted to determine the reproductive aspects of Banggai Cardinal Fish (Pterapogon kauderni) in the Lembeh Strait. Fish samples were obtained by “Small Chang Net” in the Lembeh Strait. The total sample was 150 individuals. Sex Ratio of Pterapogon kauderni in Serena Besar Island 1: 1, in LIPI 1: 1 water, and in Papusungan waters 1: 1. IKG Pterapogon kauderni  in Serena besar location in females obtained 0.26 ± 0.21 and in males 0, 26 ± 0.13. Location of Papusungan, females obtained 1.25 ± 1.00 and in males 0.37 ± 0.16. Then finally, at the LIPI location, females obtained 0.64 ± 1.12 and in males 0.50 ±,69. Gonad Maturity Levels are classified into three categories, young gonads, mature and salty gonads, with a percentage of 25% of individual young gonads, 20% of mature gonads, and 55% of saline gonads, respectively. Gonadal maturity index in each category of gonad maturity is young gonad 0.23, mature 2.16 and salin 0.27. The "Ovarian Fecundity"  is 30 ± 11 eggs, and the "Fecundity Brooding" fecundity is 48 ± 16 eggs.Keywords: Pterapogon kauderni, Sex Ratio, Gonad Maturity, FecundityABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek reproduksi ikan Capungan banggai (Pterapogon kauderni) yang ada di Selat Lembeh. Sampel ikan diperoleh dengan cara ditangkap menggunakan “Small Chang Net” Di Selat Lembeh. Total hasil tangkapan Berjumlah 150 individu. Nisbah kelamin Pterapogon kauderni di Pulau Serena Besar 1 : 1. Di perairan LIPI 1 : 1, dan di Perairan Papusungan 1 : 1. IKG Ikan Pterapogon kauderni di lokasi P. Serena Besar betina diperoleh 0,26 ± 0,21 dan pada jantan 0,26 ± 0,13. Di lokasi Papusungan, betina diperoleh 1,25 ± 1,00 dan pada jantan 0,37 ± 0,16. Kemudian terakhir di lokasi LIPI, pada betina diperoleh 0,64 ± 1,12 dan pada jantan 0,50 ± ,69. Tingkat Kematangan Gonad  dikelompookan dalam tiga kategori yakni gonad muda, matang dan salin, dengan prosentasi masing-masing 25 % idividu gonad muda, 20% gonad matang, dan 55% gonad salin. Indeks kematangan gonad pada setiap kategori kematangan gonad  adalah gonad muda 0,23, matang 2,16 dan salin 0,27.  Fekunditas “Ovarian fecundity“ adalah sebanya 30±11 butir telur, dan fekunditas “Brooding fecundity“ adalah 48±16 butir telur.Kata kunci: Pterapogon kauderni, Nisbah Kelamin, Kematangan Gonad, Fekunditas


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 23
Author(s):  
Ikky Ahdian Umage ◽  
Nego E. Bataragoa ◽  
Jety K. Rangan ◽  
Anneke V. Lohoo ◽  
Janny D. Kusen ◽  
...  

The purpose of this study was to determine the length-weight relationship and gonad maturity of Betutu fish (Oxyeleotris marmorata) in Lake Tondano. Fish samples were caught using gill nets and lift nets in Lake Tondano. Total catches of 240 individuals. The legth-weight relation of male fish is W = 0.0094 L3.14 positive allometric growth pattern. Female female fish obtained W = 0.0104 L3.11 positive allometric growth patterns. The condition factor for male fish is 1.46 male and 1.47 female respectively. All levels of gonad maturity (I, II, III, IV and V) were found in each sample both in August and September. The size of the first mature male male fish is 219 ± 3 mm (range in size 216-222 mm) and female fish 171 ± 3 (range in size 169-174 mm).Keywords: Length-Weight, gonad maturity, Tondano Lake ABSTRAKTujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan panjang-berat dan kematangan gonad ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) yang ada di danau Tondano. Sampel ikan  ditangkap menggunakan jaring insang dan jaring angkat di danau Tondano. Total hasil tangkapan  240 individu. Hubungan panjang-berat ikan betutu jantan yaitu W = 0,0094L3,1394 pola pertumbuhan allometrik positif. Ikan betutu betina didapatkan W = 0,0104L3,1137 pola pertumbuhan allometrik positif. Faktor kondisi ikan betutu jantan masing-masing sebesar  1,46 ikan jantan dan  1,47 ikan betina. Seluruh tingkat  kematangan gonad (I, II, III, IV dan V) ditemukan pada setiap sampel baik pada bulan agustus maupun bulan September.  Ukuran pertama kali matang ikan betutu jantan yaitu   219 ±3 mm (kisaran ukuran 216-222 mm) dan ikan betina  171±3  (kisaran ukuran 169-174 mm)Kata Kunci: Panjang-berat, kematangan gonad, Danau Tondano


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 16
Author(s):  
Efraim Bulele ◽  
Ferdinand F. Tilaar ◽  
Maartianus S. Baroleh ◽  
Ridwan Lasabuda ◽  
Darus S. J. Paransa ◽  
...  

The lamun is a high level of vegetation that lives in the sub-tropical region. The lamun has a high chance of survival in southeast Asia. In Indonesia, details of the largest tidal wave in the east are so much for research about lamun, one of which is information about the current research project of the lamun ocean in old manado island. The study was intended to obtain information about the percentage of lamun caps in the coastal waters of old manando island. Research is based on the old island of manado, the bunaken islands district, the city of manado was completed in the second week of December. To find out which artic percentage patch on Manado Tua island, a type of seagrass Thalassia hemprichii and Enhalus acorides, 71% frame presentation. The total 33 square, the 23 squares is Enhalus acorides and 2 of them Thalassia hemprichii while the other 8 squares are occupied by 2 types seagrass. the other net value of the current was 3,4 cm/s, a precentage of current velocity 100%, and when the water rose 0,21 m, whereas a high rise of 2,17 m, the salinity rate of Manado island is 35 ‰, three times that of salinity measurement was achived in lowest scores 26⁰C and the highest figure 29⁰C, the caostal waters substrat Manado tua island to which is sand, rocky, coral reef mixes, sand blends with gravel.Key words : seagrass, percent of cover, Manado tua island ABSTRAKLamun adalah tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di wilayah sub-tropis. Lamun mempunyai peluang hidup yang tinggi di kawasan Asia Tenggara. Di indonesia rincian luasan lamun terbesar berada dibagian timur sehingga masih banyak kajian penelitian yang harus diungkapkan tentang Lamun, salah satunya informasi mengenai presentase tutupan Lamun. penelitian kali ini mengenai tutupan lamun di perairan pantai pulau Manado Tua. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang persentase tutupan lamun di perairan pantai pulau Manando tua. Penelitian berlokasi di Pulau Manado tua, Kecamatan Bunaken Kepulauan, Kota Manado  dilaksanakan pada minggu kedua bulan Desember. Untuk mengetahui persantese tutupan lamun di pulau Manado Tua menggunakan metode Line transeck . Hasil penelitian di Pulau Manado tua, jenis lamun yaitu: Thalassia hemprichii dan Enhalus acorides, presentase tutupan lamun 71,4%. Total 33 kuadrat, 23 diantarnya adalah Enhalus acorides dan 2 diantaranya Thalassia hemprichii sedangkan 8 kuadrat lainnya ditempati 2 jenis lamun. Parameter biofisik lainnya yang didapat, kecepatan arus rata-rata pengukuran 3 stasiun yaitu 3,4 cm/s, persentase kecepatan arus 100%, kedalam saat air surut 0,21 m sedangkan ketika pasang tertinggi 2,17 m, Pengukuran salinitas di peraiaran pantai pulau Manado Tua diperoleh angka kadar salinitas yaitu 35 ‰, pengukuran suhu dilakukan sebanyak tiga kali dan di peroleh angka terendah 26⁰C dan angka paling tinggi 29⁰C, Substrat perairan pantai pulau Manado yang di temui yaitu berpasir, berbatu,  bercampur terumbu karang, pasir bercampur dengan kerikil. merskipun tingkat keragaman jenis tidak tinggi namun penelitian di perairan pantai pulau Manado Tua menujukan bahwa persentase tutupan lamun berada dalam kategori Baik (≥ 60%). Kata kunci : Lamun, Persentase tutupan, Pulau Manado tua


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Toar Waraney Senduk ◽  
Lita A. D. Y. Montolalu ◽  
Verly Dotulong

Sonneratia alba is a mangrove that is found in North Sulawesi and has been known to contain bioactive substances through researches. Rendement is the ratio of the dry weight of the extract to the amount of the raw material. Rendement value is related to the amount of bioactive content contained. The higher the rendement, the higher the bioactive componds contain in sample. The purpose of this study was to obtain the rendement value of Sonneratia alba leaves extract taken from Wori Village, North Minahasa Regency, North Sulawesi Province which was extracted using the infundation method with extraction time of 10 minutes, 20 minutes, 30 minutes, 40 minutes, 50 minutes at boiling water solvent. Sample comparison of 50 gr : 3000 mL solvent (1:60 w / v). The results showed the lowest rendement in the 10 minutes treatment was 18.34% and the highest was in the 50 minutes treatment 29.76%. The rendement of leaves extract of this study has the possibility of qualitatively containing bioactive compounds that can act as antibacterial and antioxidant. Overall, it can be concluded that the extraction time affects the rendement, where the longer the extraction time, the higher the rendement.Key words: Rendement, Sonneratia alba, old leaf, infundation AbstrakSonneratia alba merupakan salah satu jenis mangrove yang banyak di temukan di Sulawesi Utara dan sudah dikenal mengandung zat-zat bioaktif melalui hasil-hasil penelitian. Rendemen adalah perbandingan berat kering ekstrak dengan jumlah bahan baku. Nilai rendemen berkaitan dengan banyaknya kandungan bioaktif yang terkandung. Semakin tinggi rendemen maka semakin tinggi kandungan zat yang tertarik ada pada suatu bahan baku. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rendemen ekstrak daun tua Sonneratia alba yang diambil dari Desa Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara yang diesktrak menggunakan metode infundasi dengan waktu ekstraksi yaitu 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40 menit, 50 menit pada pelarut air mendidih. Perbandingan sampel 50 gr : 3000 mL pelarut (1:60 b/v). Hasil penelitian menunjukkan nilai rendemen terendah pada perlakuan 10 menit yakni 18,34% dan tertinggi pada perlakuan 50 menit 29,76%. Rendemen ekstrak daun tua penelitian ini memiliki kemungkinan secara kualitatif mengandung senyawa bioaktif yang dapat berperan sebagai antibakteri dan antioksidan. Secara keseluruhan disimpulkan bahwa lama waktu ekstraksi berpengaruh terhadap rendemen, dimana semakin lama waktu ekstraksi maka semakin tinggi rendemen.Kata kunci : Rendemen, Sonneratia alba, daun tua, infundasi


2020 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nuske Kamurahan ◽  
Nego E. Bataragoa ◽  
Anneke V. Lohoo

The objective of the study is to know the fish individual abundance and biomass in the mouth of Poigar River. The study employed swept area method, sampling was done at high tide and low tide of a new moon and full moon phase using a beach seine. The seine covered 2700 m2 at low tide and 900 m2 at high tide. The fish catches in both moon phases and tidal conditions consisted of 40 species of 25 families and 481 individuals. Total fish weight was 3,804 g. The individual abundance in the new moon was 0.0004/m2 – 0.1200/m2, and the biomass in the new moon was 0.0002 g/m2 – 0.5044 g/m2. The individual abundance in full moon was 0.0004/m2 – 0.0622/m2, and the biomass in full moon was 0.0002 g/m2-0.4017 g/m2. As a whole, both individual abundance and biomass in new moon and full moon at were 0.3922g/m2  and 2.7778 g/m2, respectively.Keywords: abundance, biomass, river poigar.AbstrakTujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelimpahan individu dan biomassa penelitian ini menggunakan metode (swept area), pengambilan sampel dilakukan saat air surut dan air pasang pada fase bulan baru dan bulan purnama dengan menggunakan pukat pantai. Luas daerah sapuan pukat pada periode surut 2700 m2 dan periode pasang 900 m2. Hasil tangkapan selama dua periode bulan saat air pasang maupun air surut sebanyak 40 spesies ikan dari 25 famili, 481 individu dan berat 3804. Ki bulan baru 0,0004/m2-0,1200/m2, Kb bulan baru 0,0002g/m2-0,5044g/m2. Ki bulan purnama 0,0004/m2-0,0622/m2, Kb bulan purnama 0,0002g/m2-0,4017. Secara keseluruhan kelimpahan individu dan biomassa pada fase bulan baru dan bulan purnama saat air surut dan pasang adalah Ki sebesar 0,3922/m2 sedangkan Kb sebesar 2,7778 g/m2.kata kunci: Kelimpahan, biomassa, sungai poigar


2020 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 121
Author(s):  
Sheyrel Tongkeles ◽  
Fransine B. Manginsela ◽  
Jety K. Rangan ◽  
Alex D. Kambey

This study held in Malalayang Beach Manado, aims to determine  the density and diversity of Gastropods on the Malalayang coast of Manado. So the research objective is to find out the density and diversity of  Gastropods in Malalayang Beach, Manado. The study using the line transect technique with 50 cm x 50 cm sized. The transect line is placed perpendicular to the coastline. The distance between the line transects is 20 meters. On each transect line 5 squares are placed. The distance between squares is determined using random numbers. Gastropod species found in Malalayang Beach Manado consist of  31 species and 17 genus, each consisting of the Archaeogastropoda that consists of 3 species, Mesogastropoda consists of  9 species, and the Order of the Neogastropoda of 19 species. The total density of Gastropods in Malalayang Beach in Manado is 6.27 individuals / m2 with diversity of 3.07, according to the criteria for diversity index of Malalayang coast having high diversity. Based on this, it is suggested that Manado Malalayang Beach can be maintained and carried out management that considers the feasibility of the environment as one of the requirements for sustainable development.Keywords: Gastropods, Density, Species DiversityABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Pantai Malalayang Manado,berkaitan dengan permasalahan yang dikemukakan bagaimanakah kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di pantai Malalayang Manado. Maka tujuan penelitian adalah Mengetahui kepadatan dan keanekaragaman Gastropoda di Pantai Malalayang Manado. Pengumpulan data dengan pendekatan Teknik line transect menggunakan kuadrat berukuran 50cm x 50cm. Line transect diletakkan tegak lurus dengan garis pantai. Jarak antara line transect sebesar 20 meter. Pada masing- masing line transect diletakkan 5 kuadrat. Jarak antar kuadrat ditentukan dengan menggunakan angka acak. Spesies Gastropoda yang ditemukan di Pantai Malalayang Manado terdiri dari 31 spesies dan 17 genera yang masing-masing terdiri dari Ordo Archaeogastropoda 3 spesies, Ordo Mesogastropoda 9 spesies, dan Ordo Neogastropoda 19 spesies. Kepadatan total Gastropoda di Pantai Malalayang Manado 6.27 individu/m2 dengan keanekaragaman 3,07, Menurut kriteria indeks keanekaragaman pantai Malalayang memiliki keanekaragaman yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka disarankan agar Pantai Malalayang Manado dapat dijaga dan dilakukan pengelolaan yang mempertimbangkan sskelayakan lingkungan sebagai salah satu syarat pembangunan berkelanjutan.Kata kunci: Gastropoda, Kepadatan, Keanekaragaman Jenis


2020 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Yuneke Kansil ◽  
Khristin I.F. Kondoy ◽  
Joudy R.R. Sangari ◽  
Alex D. Kambey ◽  
Adnan S. Wantasen ◽  
...  

The purposes of the morphometrics of seagrass Thalassia hemprichii study (based on samples taken from the coast of Bahoi Village, Likupang Barat Sub-district, North MInahasa District) were as follow: (1) to know the environmental conditions (temperature, salinity, pH, substrate) on the coastal area of Bahoi Village, (2) to describe the morphometrics of seagrass T. hemprichii,  and (3) to compare the morphometric of seagrass Thalassia hemprichii based on sampling stations. Data were collected using a survey method, to sample the seagrass T. hemprichii in three locations. As many as 30 individuals at each study location, were then measured using a digital caliper. The results of the measurement analyzed statistically show that the value was not significantly different. There is no significant difference in the size of the seagrass growth due to environmental conditions or environmental parameters that exist at these 3 stations and supposedly are still within the safe limits for seagrass growth. This evidence was gained based on the results of the ANOVA test (one way ANOVA) which was not significantly different.Keyword : Morphometrics; Thalassia hemprichii; Seagrass; Bahoi Village; Coast ABSTRAKTujuan Penelitian ini adalah mengetahui morfometrik Lamun Thalassia hemprichii berdasarkan sampel yang diambil di Pesisir Pantai Desa Bahoi Kecamatan Likupang Barat. yaitu : (1) Mengetahui kondisi lingkungan perairan lamun (suhu, salinitas, pH, substrat) di Pesisir Pantai Desa Bahoi, (2) Mendeskripsikan morfometrik dari lamun Thalassia hemprichii, (3) Membandingkan morfometrik lamun Thalassia hemprichii berdasarkan stasiun pengambilan sampel. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakaan metode survei jelajah, dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel Lamun Thalassia hemprichii sebanyak 30 individu pada setiap lokasi penelitian,   kemudian  diukur dengan menggunakan caliper digital. Hasil yang analisis diperoleh berdasarkan nilai statistik Thalassia hemprichii di Pesisr Pantai Desa Bahoi adalah tidak berbeda nyata. Tidak adanya perbedaan yang nyata dari ukuran pertumbuhan  lamun tersebut  disebabkan oleh kondisi lingkungan atau parameter lingkungan yang ada  pada ke 3 stasiun ini masih dalam batas yang aman bagi pertumbuhan Lamun. Dibuktikan dengan Hasil uji ANOVA satu jalur (one way ANOVA) diperoleh tidak berbeda nyata.Kata kunci : Morfometrik; Thalassia hemprichii; Lamun; Desa Bahoi; Pesisir


2020 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 110
Author(s):  
Ardi Lensun ◽  
Nego E. Bataragoa ◽  
Ari B. Rondonuwu

This study aims to know fish genera, species abundance, and biomass in the seagrass bed of Napomanuk island. It applied swept area method using a beach seine 60 m long 3 m depth with 0.5 cm mesh at the purse and 1 cm at the wings. The study was conducted at full moon and new moon period at both high tide and low tide. There were 55 fish species of 31 families recorded. In full moon period, 37 species occurred at high tide. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0126/m2 with the highest in Diodon liturosus, 0.0126/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0019 g/m2 to 1.133 g/m2, with the highest in Diodon liturosus,1.133 g/m2. At low tide, there were 16 species recorded with the species abundance (Ki) of 0.0006/m2 to 0.0037/m2 and the highest in Diodon liturosus 0.0037/m2 and the biomass abundance (Kb) of 0.0002 g/m2 to 0.2949 g/m2 and the highest in  Diodon liturosus 0.2949 g/m2. In new moon period, there were 29 species recorded at high tide. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0041/m2 with the highest in Diodon liturosus with the highest in Diodon liturosus, 0.0041/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0007 g/m2 to 0.4015 g/m2, with the highest in Diodon liturosus 0.4015 g/m2. At low tide, there  were 22 species recorded. The species abundance (Ki) ranged from 0.0004/m2 to 0.0096/m2 with the highest in Diodon liturosus, 0.0096/m2. The biomass abundance (Kb) ranged from 0.0011 g/m2 to 1.1119 g/m2, with the highest in Diodon liturosus, 1.1119 g/m2.Keyword: Seagrass Ecosystem, Abundance, Species, Biomass, Napomanuk Island ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ikan dan kelimpahan individu dan biomassa ikan di Padang Lamun Pulau Napomanuk. Metode penelitian menggunakan metode daerah sapuan (sweept area) dengan menggunakan pukat pantai dengan panjang 60 m, tinggi bagian kantong 3 m, mata jaring kantong 0,5 cm, dan mata jaring sayap 1 cm. Penelitian dilaksanakan pada fase bulan purnama dan bulan baru baik waktu air pasang maupun air surut. Selama penelitian ini ditemukan 31 famili dan 55 spesies ikan. Pada periode air pasang bulan purnama terdapat 37 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0126/m2, dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0126/m2. Kelimpahan biomassa (Kb)  berkisarantara 0,0019 g/m2 sampai 1,133 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 1,133 g/m2. Pada periode air surut bulan purnama terdapat 16 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0006/m2 sampai 0,0037/m2, dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0037/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0002 g/m2 sampai 0,2949 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,2949 g/m2. Pada periode air pasang bulan baru terdapat 29 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0041/m2 dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0041/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0007 g/m2 sampai 0,4015 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,4015 g/m2. Pada periode air surut bulan baru terdapat 22 spesies ikan. Kelimpahan individu (Ki) berkisar antara 0,0004/m2 sampai 0,0096/m2 dengan nilai Ki terbesar pada spesies Diodon liturosus 0,0096/m2. Kelimpahan biomassa (Kb) berkisar antara 0,0011 g/m2 sampai 1,1119 g/m2, dengan nilai Kb terbesar pada spesies Diodon liturosus 1,1119 g/m2.Kata kunci : Ekosistem Lamun, Kelimpahan, Spesies, Biomassa, Pulau Napomanuk


2019 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 92
Author(s):  
Yonvitner Yonvitner ◽  
Lukman Faisol ◽  
Yasir Yasir ◽  
Ilham Ilham

Multi-criteria analysis has been used widely in the conservation project, especially in the assessment of coastal zones and small islands. In its application to the conservation area, Kapoposang was developing a multi-criteria approach to determine the no-take zone, utilization zone, and sustainable fisheries zone. The multi-criteria approach in Kapoposang constructed by biophysics, ecology, economy and social aspect. Decisions were taken after aggregate analysis of all criteria (Brawn et al 2001) done. The results obtained that the suitable island for the no-take zone is Kapoposang and Suranti Island. Tambakulu Island and Pemangangan were selected as a buffer zone. Finally, the sustainable fisheries zones are Papandangan and Gondongbali island. The spatial analysis of all regional boundaries determined by the three zones reached a total area of 50011.35 ha. Thus the conservation management plan design in each zone were characteristic by different function and management system.Keyword: Zonation, Multi Criteria, Conservation Are, Kapoposang Island, Management plan ABSTRAKAnalisis multi kriteria secara umum sudah sangat luas penggunaanya dalam penelitian konservasi, khusuny untuk penilaian di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.  Dalam hal ini, untuk wilayah konservasi perairan laut Kapoposang, penelitian ini mengujikan pendekatan multi kriteria untuk menentukan kawasan inti, kawasan pemanfaatan dan zona perikanan perikanan berkelanjutan.  Pendekatan multi kriteria di kapoposang disusun dari aspek biofisik, ekologi, ekonomi dan social.  Keputusan akan diambil setelah analisis agregat dari semua kriteria menurut (Brawn et al 2001) didapatkan.  Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pulau cocok untuk kawasan zona inti adalah pulau Kapoposang dan Suranti.  PulauTambakulu dan Pemanggangan terpilih sebagai kawasan penyangga.  Kemudian zona perikanan berkelanjutan adalah pulau Papandangan dan Gondongbali. Analisis spasial  dari semua  semua wilayah dikaji tercatat total luas wilayah mencapai 50011.35 ha.  Sehingga kemudin rencana aksi konservasi dirancang ditiap zon sesuai dengan perbedaan karakternya serta fungsi.Kata kunci : Zonasi, Multi Kriteria, Konservasi, Kepulauan Kapoposang, Rencana Pengelolaan 


2019 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 86
Author(s):  
Henneke Pangkey ◽  
Hariyani Sambali

The role of Tondano watershed is very important for the people of North Sulawesi. It can be said as the heart of the economy for the people who live suround it. One of them is the existence of aquaculture business activities in the form of fixed cage. It was found that Tondano watershed has shown an alarming decline in function. There are several causes, one of which is the increasing volume of plastic waste. The house wife group is important in its role in maintaining the sustainability of Tondano watershed. This group is believed to be one of the leaders for removing plastic waste in Tondano watershed.Keyword: Tondano watershed, plastic waste, housewife group, sustainability ABSTRAKWilayah DAS Tondano sangat penting peranannya bagi masyarakat Sulawesi Utara.  Dapat dikatakan sebagai jantungnya perekonomian bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.  Salah satu di antaranya adalah adanya kegiatan usaha akuakultur dalam bentuk karamba jaring tancap. Ditemukan fungsi DAS Tondano telah menunjukkan adanya penurunan yang mengkuatirkan. Ada beberapa penyebab, salah satunya adalah meningkatnya volume limbah plastik. Kelompok ibu RT penting dalam perannya menjaga keberlanjutan DAS Tondano.  Kelompok ini dipercaya dapat menjadi salah satu ujung tombak untuk mengentas limbah plastik di DAS Tondano.Keyword: DAS Tondano, limbah plastik, kelompok ibu RT, keberlanjutan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document