Selective Elimination of Rooted Plants from a Tropical Seagrass Bed in a Back-Reef Lagoon: A Hypothesis Tested by Hurricane Wilma (2005)

2008 ◽  
Vol 241 ◽  
pp. 278-281 ◽  
Author(s):  
Brigitta I. van Tussenbroek ◽  
M. Guadalupe Barba Santos ◽  
Jent Kornelis van Dijk ◽  
S. N. Marisela Sanabria Alcaraz ◽  
M. Lourdes Téllez Calderón
2016 ◽  
Vol 37 (4) ◽  
pp. 713-726 ◽  
Author(s):  
Annalisa Caragnano ◽  
Daniela Basso ◽  
Graziella Rodondi
Keyword(s):  
Red Sea ◽  

1992 ◽  
Vol 78 (1-2) ◽  
pp. 49-57 ◽  
Author(s):  
Mario Fay ◽  
Desiderius C.P. Masalu ◽  
Alfred N.N. Muzuka

2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Ahmad Syauqi Hidayatillah ◽  
Tri Winarno ◽  
Rofiatun Khasanah
Keyword(s):  
X Ray ◽  

Batugamping merupakan sumberdaya alam kategori bahan galian industri nonlogam. Penelitian mengenai fasies dan kualitas batugamping di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Unit Palimanan dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis fasies terhadap kualitas batugamping sebagai bahan baku semen portland. Penelitian dilakukan dengan pengamatan sampel batugamping secara makroskopis dan mikroskopis terhadap 20 singkapan batugamping Kuari B dan C. Setiap singkapan batugamping dilakukan pengambilan sampel hand speciment untuk analisis kualitas kimia menggunakan X-Ray Fluorescence dan analisis fasies lebih spesifik. Hasil analisis menyatakan bahwa batugamping Kuari B diklasifikasikan menjadi 3 fasies, yaitu packstone, bafflestone, dan rudstone yang terbentuk pada zonasi fasies reef core dan back-reef lagoon. Batugamping Kuari C diklasifikasikan menjadi 4 fasies, yaitu mudstone, wackestone, packstone, dan grainstone yang terbentuk pada zonasi fasies back-reef lagoon. Analisis kualitas kimia menunjukkan bahwa 8 sampel batugamping Kuari B berkualitas baik (kadar CaO>49%), sedangkan pada Kuari C didapati sebanyak 8 sampel berkualitas baik (kadar CaO >49%), 2 sampel berkualitas sedang (kadar CaO 40-49%) dan 2 sampel berkualitas rendah (kadar CaO<40%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis fasies batugamping yang bersifat grain supported seperti grainstone, packstone, bafflestone, dan rudstone cenderung menghasilkan batugamping dengan kualitas baik, sedangkan fasies batugamping yang bersifat matrix supported seperti mudstone dan wackestone akan menghasilkan batugamping dengan kualitas yang lebih buruk.


2021 ◽  
Vol 11 ◽  
pp. 43-54
Author(s):  
E. S. Ponomarenko ◽  

The Upper Silurian is widely developed in the Northern Urals, where it is represented by various facies. The continental slope facies and the reef shoal facies are well documented in the geological literature, while as back-reef lagoon facies have not yet been characterized in detail. The studied objects included two sections of the back-reef deposits in the Ilych River basin. In this work, we characterize rock types the make up the sections, and their isotopic characteristics. The Late Silurian back-reef lagoon was characterized by a mosaic sediments distribution, which included the island areas between which there were areas with a quiet hydrodynamic regime. In the latter, mainly muddy carbonates were accumulated, represented by clotted fenestral limestones. The area of small islands was characterized by a wide distribution of lime sands, which clastic material was derived from probable paleosoil carbonates. They are characterized by slightly increased δ 13C values, which, probably, reflects isotopic fractionation at the evaporative geochemical barrier. Dolomitization and karstification are described among secondary alterations in the studied sections. Cementstones is interpreted as karst cavities precipitates.


1996 ◽  
Vol 55 (1) ◽  
pp. 1-11 ◽  
Author(s):  
Carlos M. Duarte ◽  
Marten A. Hemminga ◽  
Nuria Marbà

2020 ◽  
Vol 1 (01) ◽  
Author(s):  
Fachry Muhammad ◽  
Benyamin Benyamin ◽  
Firman Herdiansyah
Keyword(s):  

<p>Lokasi daerah penelitian berada pada lapangan “FM” terletak pada Cekungan Banggai, Sulawesi Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi fasies dan lingkungan pengendapan yang berkembang pada Anggota Mentawa yang berada di Formasi Minahaki yang merupakan suatu reef system pada batuan karbonat. Metodologi penelitian yang dilakukan yaitu dengan cara analisis kuantitatif menggunakan data log dan analisis fasies menggunakan data petrografi dan mudlog. Dari hasil analisis kuantitatif berupa peta kedalaman daerah penelitian dan hasil analisis litofasies berdasarkan deksripsi dari litologi yang terdapat pada seluruh sumur terbagi menjadi beberapa fasies yaitu fasies mudstone, fasies wackstone, fasies skeletal wackstone, fasies skeletal packstone dan fasies coarse skeletal wackstone-packstone. Lingkungan pengendapan pada sistem terumbu yang berkembang berdasarkan jenis dari fasies dan biota yang hadir pada daerah penelitian diperkirakan diendapakan pada lingkungan back reef lagoon dan fore reef. Berdasarkan hasil analisis lingkungan pengendapan tersebut menunjukan geometri dari sistem terumbu yaitu isolated reef.</p>


2001 ◽  
Vol 120 (5) ◽  
pp. A694-A694
Author(s):  
M WATANABE ◽  
M YAMAZAKI ◽  
T KANAI ◽  
E OKADA ◽  
N SAKAMOTO ◽  
...  

2019 ◽  
Vol 609 ◽  
pp. 33-48 ◽  
Author(s):  
RP Lyon ◽  
DB Eggleston ◽  
DR Bohnenstiehl ◽  
CA Layman ◽  
SW Ricci ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document