scholarly journals PENGARUH INFEKSI CACING Ascaridia galli TERHADAP GAMBARAN DARAH DAN ELEKTROLIT AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus)

2015 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Joko Prastowo ◽  
Bambang Ariyadi

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh infeksi telur cacing Ascaridia galli (A. galli) terhadap elektrolit dan gambaran darah ayam kampung (Gallus domesticus). Kelompok perlakuan dilakukan infeksi telur berembrio cacing A. galli sebanyak 500 telur cacing/ekor ayam. Sampel berupa feses ayam untuk pemeriksaan parasitologi dan darah untuk pemeriksaan elektrolit dan pemeriksaan darah rutin. Infeksi cacing A.galli menyebabkan penurunan kadar kalium serum pada hari ke-21 dan 28 setelah infeksi (P<0,05), kenaikan kadar magnesium serum pada hari ke-21 dan 28 setelah infeksi (P<0,05) dan tidak memberikan pengaruh terhadap kadar natrium serum setelah infeksi. Hasil penelitian ini menyebabkan penurunan terhadap jumlah eritrosit pada hari ke-7 dan 14 setelah infeksi (P<0,05), penurunan terhadap nilai packed cell volume (PCV) pada hari ke-14 setelah infeksi (P<0,05), kenaikan nilai total protein plasma pada hari ke-7 setelah infeksi (P<0,05), kenaikan nilai absolut sel eosinofil pada hari ke-14 setelah infeksi (P<0,05), tidak memberikan pengaruh terhadap kadar hemoglobin, jumlah leukosit, nilai absolut sel heterofil, limfosit, dan monosit. Pada hari ke-28 setelah infeksi, rerata cacing yang hidup yaitu 13 ekor cacing. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa, infeksi 500 telur cacing berembrio A. galli menyebabkan penurunan kadar kalium, kenaikan kadar magnesium, penurunan terhadap jumlah eritrosit, penurunan terhadap nilai PCV, kenaikan nilai total protein plasma, kenaikan nilai absolut sel eosinofil, dan tidak memberikan pengaruh terhadap natrium, kadar hemoglobin, jumlah leukosit, nilai absolut sel heterofil, nilai absolut limfosit, dan nilai absolut monosit.

2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 114-120
Author(s):  
Devi Moenek ◽  
Aven B. Oematan ◽  
Novianti N. Toelle

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis endoparasit gastrointestinal dan pengaruhnya terhadap profil darah ayam kampung yang meliputi jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, Packed cell volume, dan jumlah total leukosit. Pengambilan sampel feses dan darah ayam kampung dilapangan sedangkan pemeriksaan dan identifkasi endoparasit pada feses ayam kampung serta pemeriksaan darah di laboratorium Kesehatan Hewan Program Studi Kesehatan Hewan Politani Kupang. Peubah yang diamati adalah morfologi atau ciri-ciri endoparasit dan gambaran darah terutama jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, Packed cell volume, dan jumlah total leukosit Seluruh sampel yang terkumpul diidentifikasi menggunakan mikroskop dibantu dengan panduan kunci identifikasi dan didokumentasikan menggunakan kamera digital, dan data gambaran darah yang diperoleh akan disesuakan dengan gambaran darah normal kemudian semua data yang diperoleh, diolah secara deskriptif. Penelitian ini akan dilaksanakan didaerah Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang. Dari pemeriksaan ditemukan telur cacing Ascaridia galli untuk semua sampel feses dan pemeriksaan darah menunjukkan bahwa jumlah eritrosit 3.782 X 10^6/µL, kadar hemoglobin 12.16  g/L, PCV 43.18%, dan jumlah total leukosit 112.5 X 10^3/µL.


2021 ◽  
pp. 1098612X2110647
Author(s):  
Alicia M Skelding ◽  
Alexander Valverde

Objectives The aim of this study was to evaluate the change in packed cell volume (PCV) and total protein following intramuscular preanesthetic sedation with one of three drug combinations in cats. Methods Thirty client-owned cats were enrolled in this prospective, randomized, blinded, clinical study. A venous blood sample was obtained prior to administration of any sedation and PCV, total protein, electrolytes (Na+, K+, Cl–, iCa2+), glucose and lactate were measured. Cats were randomly assigned to receive one of three intramuscular sedation protocols (n = 10 cats/protocol): methadone 0.2 mg/kg + acepromazine 0.02 mg/kg (MA), methadone 0.2 mg/kg + dexmedetomidine 5 µg/kg (MD) or methadone 0.2 mg/kg + midazolam 0.2 mg/kg + alfaxalone 2 mg/kg (MMA). Twenty-five minutes later, cats were assessed for level of sedation followed by another venous blood sampling to evaluate the same variables as above. Results There were no significant differences in demographics (age, weight, sex) between groups. Level of sedation was significantly higher in MMA cats. Within groups, after premedication, PCV and hemoglobin significantly decreased in all groups, total protein significantly decreased in the MA and MMA groups and glucose significantly increased in the MD group. For electrolytes, statistical changes were not clinically relevant; Cl– mean difference was significantly different between MA and MD; in the MD group Na+ and Cl– significantly decreased and in the MMA group Cl– significantly increased. Conclusions and relevance All three sedation protocols caused significant decreases in PCV and hemoglobin in healthy cats.


Author(s):  
R Roslizawaty

Penelitian ini bertujuan mengembangkan panduan yang objektif dan akurat dalam memperhitungkan keadaan hidrasi anak kambing peranakan etawah yang masih menyusui yang mengalami diare. Penelitian inimenggunakan sepuluh ekor anak kambing peranakan etawah yang masih menyusu umur 10-14 hari, jenis kelamin jantan. Dehidrasi diinduksi dengan pemberian preparat diuretika (furosemide 2 mg/kg berat badan secara intramuskulus setiap 4 jam, spironolactone 50 mg per oral setiap 8 jam dan hydrochlorothiazide 50 mg per oral setiap 8 jam) dan larutan katartika (larutan sukrosa 2 mg/kg berat badan dalam 20% larutan aqua, per oral setiap 8 jam) selama 24 jam. Analisis regresi linier digunakan untuk menguji hubungan antara faktor-faktor laboratorisyang dianggap potensial untuk mengevaluasi status hidrasi (packed cell volume, hemoglobin dan total protein plasma dan dehidrasi). Penentuan derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan persentase penurunan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total protein plasma (R2=0,95) berhubungan erat dengan status hidrasi dandapat digunakan sebagai prediktor untuk mengevaluasi status hidrasi pada anak kambing yang masih menyusu.Kata kunci: dehidrasi, anak kambing, derajat dehidrasi


2005 ◽  
Vol 29 (1) ◽  
pp. 82-91
Author(s):  
A. M.H. Al- judi

Metabolic profile test was done on Friesian cows of Al-Ishaqi plan. Bloodsamples were collected from 21 cows in the second lactation stage, 7cows withhigh Milk yield, 7cows with moderate milk yield& 7cows with low milk yield.Estimation of the following were done; hemoglobin, packed cell volume bloodurea nitrogen glucose total protein albumin& globulin, in three periods (1monthafter calving, 4month after calving, 7month after calving). The results revealedthat Hb, total protein& globulin ratios were increased, while the albumin ratiowas decreased in the first period, PCV increased in the third period, albuminratios showed higher levels in high milk yield cows, BUN show higher levels inthe first period, increased levels of BUN in high milk yield cows, low levels ofblood glucose in the second period.Signification correlation coefficient betweentotal protein ratios& Hb, globulin ratios& BUN were obtained, while significantnegative correlation between total protein& albumin was existed. Regressionequations between total protein ratios& all blood traits were calculated.


2015 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Roslizawaty ◽  
Sugito ◽  
Syinta Ramadhani ◽  
Muhammad Hasan ◽  
Razali Daud ◽  
...  

Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi antara kadar packed cell volume, total protein plasma, dan hemoglobin dengan tingkat dehidrasi  pada anak kambing kacang. Sampel penelitian ini adalah 10 ekor anak kambing kacang berumur 10-14 hari, berjenis kelamin jantan, dan tidak cacat fisik. Dehidrasi diinduksi dengan pemberian diuretik yaitu furosemide 2 mg/kg bobot badan secara intramuskular setiap empat jam, spironolactone 50 mg dan hydroclorothiazide 50 mg masing-masing diberikan per oral setiap delapan jam, dan larutan katartika (sukrosa 2 gr/kgbobot badan) di dalam larutan sukrosa 20% diberikan per oral setiap delapan jam selama 12 jam. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan persentase penurunan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total protein plasma (R2= 0,929) mempunyai hubungan yang erat dengan derajat dehidrasi, hemoglobin (R2 =0,236), dan packed cell volume (R2 = 0,203) mempunyai hubungan yang rendah dengan derajat dehidrasi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document