How Milton Friedman Read His Adam Smith: The Liberal Suspicion of Business and the Critique of Corporate Social Responsibility

2020 ◽  
Author(s):  
David Chan Smith
Author(s):  
Csaba Lentner ◽  
Krisztina Szegedi ◽  
Tibor Tatay

A szerzők tanulmányukban bemutatják a vállalati gyakorlatból ismert vállalati társadalmi felelősségvállalás (CSR) koncepció lehetséges központi banki értelmezését, kitérve a központi bankok gazdasági, jogi, etikai és filantróp (jótékonysági) felelősségére. Megközelítésüket az amerikai (FED), az európai (EKB) és a magyar (MNB) központi bank gyakorlatán keresztül mutatják be. Dolgozatuk alapgondolata, hogy egy valóban felelős intézmény minden rendelkezésére álló eszközzel a társadalmi jólétet segíti elő, ahogy a társadalom tagjai vonatkozásában Adam Smith megfogalmazta bő kétszáz évvel ezelőtt. ____ This paper studies a possible interpretation of Corporate Social Responsibility (CSR) known from business translated to the sphere of central banks, including the central banks’ economic, legal, ethical, and philanthropic (charity) responsibilities. The authors’ approach is presented through practices of the American (FED), the European (ECB), and the Hungarian (MNB) Central Banks. The main idea in this paper is that a responsible organisation uses all means possible to improve social wealth, as stated by Adam Smith in relevance to the members of the society over two hundred years ago.


Author(s):  
Jeremy Moon

‘Critical perspectives’ presents two systemic critiques of corporate social responsibility (CSR), which argue that CSR is fundamentally undesirable or impossible. Firstly, there is the view associated with Milton Friedman that sees CSR as contrary to the core purpose of business, as unaccountable management excess at the expense of shareholders, and as undermining of democratic accountability for public affairs. Secondly, there is the anti-corporate perspective, usually associated with critics of capitalism more generally. This view sees CSR as an extension of the underlying problems of capitalism and of corporations therein. CSR advocates generally sit between the two views, rejecting both sets of deductive logics and their respective implications for the sociability and accountability of markets.


2018 ◽  
Vol 1 (02) ◽  
pp. 168
Author(s):  
Rivai Yusuf

Artikel ini hendak membuktikan bahwa: Ekonomi Etis di Indonesia semakin baikdampak sosialnya, maka semakin tinggi performanya. Prinsipnya SRI (Socially ResponsibleInvesment) lebih dari sekedar CSR (Corporate Social Responsibility).Artikel ini juga hendak menunjukkan bahwa ada hubungan kausalitas antara dampaksosial dan performa. Persamaan dengan komunitas akademis seperti Adam Smith yangdikenal sebagai pakar ilmu ekonomi sampai John Maynard Keynes, ekonomi secara luasdipahami sebagai ilmu pengetahuan moral. Kemudian Muhammad Yunus dengan Lembagakeuangannya yang punya tanggung jawab mempersempit ketimpangan antara yang kaya danmiskin. Teorinya Sistem ekonomi harus didesain ulang agar lebih memberikan akses bagiorang miskin terhadap layanan keuangan. Dan ketiga Nejatullah Siddiq bahwa SistemKeuangan Islam memberi memudahkan dalam aktivitas muamalah. Sedangkan perbedaandengan komunitas akademis lain, yakni gagasan yang dianjurkan IMF, bank Dunia dandepartemen keuangan AS, yang disebut Neoliberalism. Dimana Pemerintah harusbertanggungjawab menurunkan tingkat inflasi, bukan menurunkan tingkat pengangguran. Isu-isu sosial tidak dijamah oleh Neoliberalism (Konsensus Washington). Metodologi penelitian ini adalah penelitian Pustaka (library research), dimana sumber-sumber yang digunakan adalah teori-teori yang relevan dengan kajian Artikel ini. Kajian difokuskanpada aspek dampak sosial oleh lembaga keuangan di Indonesia dan dunia, dimana memakaipendekatan ekonomi Etis, termasuk didalamnya SRI (Socially Responsible Invesment)Kata Kunci: Ekonomi Etis, Dampak Sosial, hubungan kausal, SRI


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 22-56
Author(s):  
Sufyati HS

Penelitian ini menyimpulkan bahwa  terdapat perbedaan dampak Corporate Social Responsibility/CSR  bank syariah dan bank konvensional terhadap pemberdayaan masyarakat. Dari tiga variabel yang diujikan meliputi variabel ekonomi, sosial dan lingkungan yang diukur secara terpisah, ternyata variabel ekonomi pada bank konvensional tidak memiliki dampak, sedangkan variabel sosial dan lingkungan memiliki dampak terhadap pemberdayaan masyarakat. Temuan ini mengindikasikan bahwa program CSR bank konvensional tidak murni berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, tapi lebih kearah bisnis komersil dan keberpihakan kepada pelaku usaha yang lebih feasible. Program CSR bidang ekonomi yang dijalankannya dengan model pola kemitraan yang berujung pemberian fasilitas pinjaman dengan tingkat suku bunga dan persyaratan tertentu sehingga  memberatkan masyarakat.Sebaliknya, CSR bank syariah lebih berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, karena dibarengi dengan pembinaan dan pengembangan ekonomi umat. Program yang dilakukannya melalui penyaluran  produk kredit kebajikan (qard h}asan), yaitu pinjaman tanpa margin (bagi hasil) yang diberikan secara perorangan dan kelompok.Penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sayd Farook, et al (2011), Al-Qadi (2012),Yazis, et al (2013), Chintaman (2014), dan Ershad (2015), bahwa bank syariah  menerapkan aspek tanggung jawab sosial dalam semua dimensi, sedangkan bank konvensional lebih pada dimensi sosial dan lingkungan. Sependapat pula dengan teori Elkington (1999), Jim Ife, et al (2006), Chahal, et al (2006), dan David Crawther (2008), yang mengatakan bahwa dalam pemberdayaan masyarakat hendaklah disertai transformasi  secara seimbang, baik itu transformasi ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan agama maupun politik, sehingga kekuatan faktor-faktor itu akan membentuk kemandirian masyarakat.Sebaliknya, penelitian ini tidak sependapat dengan teori Milton Friedman (1962), Joel Bakan (1970) dan Thurow (1997), bahwa tanggung jawab sosial perusahaan hanyalah memaksimumkan profit dan bila perusahaan melaksanakan CSR  akan menurunkan profit. Tanggung jawab sosial hanya ada pada individu dan tidak melekat pada perusahaan, sebab tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya bagi pemegang saham.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.  Data primer meliputi hasil observasi, wawancara dan penyebaran angket. Data sekunder meliputi buku, jurnal, artikel, laporan tahunan perusahaan dan sumber lainnya yang relevan dengan topik penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonomi dengan teknik analisis data multiple linear regression.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document