scholarly journals STUDI KINERJA KENDALI DAYA KANAL UPLINK 4G LTE BERDASARKAN SIGNAL TO INTERFERENCE RATIO (SIR)

2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Sapta Nugraha

Abstract4G Long Term Evolution (LTE) has a standard for wireless communication with high-speed data access on cellular phones which have standard parameter i.e. power control. Power control is a method to avoid interference inter-users, as a result of power variations. Interference inter-users will cause performance limitations of the quality of service telecommunications operator. In this paper, we will design power control on the uplink channel based on the Signal to Interference Ratio (SIR) so that power level of mobile station (MS) are approximately equal. Simulation results show that power of MS can reach -7 dB, average time above 17 ms. The results of the SIR can order MS to equalize the SIR power levels transmitted by some MS with SIR reference value. Keywords: power control, uplink channel, SIR, mobile station Abstrak4G Long Term Evolution (LTE) memiliki standar komunikasi nirkabel akses data berkecepatan tinggi pada telepon seluler yang memiliki parameter standar yaitu kendali daya. Kendali daya merupakan metode untuk menghindari interferensi antar pengguna akibat variasi daya. Interferensi antar pengguna menyebabkan keterbatasan kinerja kualitas layanan operator telekomunikasi. Pada penelitian ini, akan dirancang kendali daya kanal uplink berdasarkan SIR agar daya mobile station (MS) mendekati sama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa daya MS dapat mencapai -7 dB, rerata waktu di atas 17 ms. Hasil menunjukkan SIR dapat memerintahkan MS menyamakan daya yang ditransmisikan beberapa MS dengan nilai SIR referensi. Kata Kunci: kendali daya, kanal uplink, SIR, mobile station

2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Maria Ulfah

Propagasi gelombang melalui media transmisi udara sangatlah berperan penting bagi kelancaran komunikasi seluler, karena sinyal yang disalurkan oleh media transmisi udara yang akan diterima oleh penerima dipengaruhi oleh kontur bumi, media pantulan, penghalang (obstacle) serta jarak dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat diprediksi kemunculannya dan menghambat proses transmisi sinyal yang berlangsung. Penting dalam memperhitungkan rugi-rugi (pathloss) sinyal yang terjadi disepanjang saluran transmisi, karena mempengaruhi kualitas sinyal yang akan diterima. Dalam menentukan rugi-rugi sinyal digunakan model propagasi COST 231 karena sesuai dengan frekuensi 4G LTE yaitu 1800 MHz. Dalam penelitian ini dihitung rugi-rugi (pathloss) sinyal 4G LTE dengan variasi jarak antena pemancar (E node B)  terhadap penerima (mobile station) yaitu 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, dengan ketinggian antena pemancar 24  meter. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin jauh jarak antara antena pemancar terhadap penerima maka nilai pathloss semakin besar yaitu dari 138.8853 dB menjadi 175.4915 dB. Sedangkan jika tinggi antena penerima diperbesar dengan jarak d antara eNodeB dengan MS tetap maka nilai pathloss menjadi menurun. Semakin besar nilai pathloss maka kualitas sinyal terima akan menurun demikian pula sebaliknya.


2013 ◽  
Vol 8 (15) ◽  
pp. 33-40
Author(s):  
Javier Enrique Arévalo Peña

En la planeación de las próximas generaciones de redes inalámbricas es importante contar con estudios de radio propagación que permitan establecer diseños adecuados para ofrecer los servicios proyectados por las nuevas tecnologías a los usuarios móviles. En este artículo se presentan aspectos relacionados con el comportamiento de cobertura de radio propagación del modelo propuesto por el 3GPP (3rd Generation Partnership Project) para un entorno urbano en una red LTE (Long Term Evolution) empleando sistemas de antenas convencionales y sistemas de antena adaptativas (AAS). Para ello se utiliza la herramienta de software ICS Designer y se establece como escenario los alrededores la Fundación Universidad Autónoma de Colombia ubicada en el centro urbano de la ciudad de Bogotá D. C.


2017 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 329
Author(s):  
Harry Chrismanaria ◽  
Kus Prayoga Kurniawan

Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler dituntut untuk berkembang guna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya Area Kota Bekasi merupakan area dengan prospek akan penggunaan layanan data yang tinggi karena merupakan pusat bisnis, perkantoran, perumahan dan perbelanjaan, sehingga pada area tersebut sangat cocok untuk dibuat analisis perencanaan jaringan migrasi 2G/3G ke 4G LTE. Upaya peningkatan layanan yaitu dengan mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitas serta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution(LTE) dapat menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Di penelitian ini dianalisa secara teknologi dan ekonomi terhadap implementasi LTE pada jaringan operator XYZ. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno ekonomi dengan menggunakan metoda capacity and coverage estimation untuk menentukan perancangan teknologi LTE dan metoda DCF untuk menganalisa secara ekonomi dan mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi LTE tersebut. Ada 3 Skenario untuk simulasi teknoeknomi yaitu Pesimis, Moderat dan Optimis. Dari simulasi skenario yang dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu NPV terbesar diperoleh berdasarkan skenario pertama dengan revenue optimis dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 235.743.544.721,24, IRR sebesar 6% , dan waktu balik modal pada tahun ke 4 dan bulan ke 6. Untuk skenario kedua dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 65.217.367.323,14, IRR sebesar 10% , dan waktu balik modal pada tahun ke 3 dan bulan ke 6. , diperoleh bahwa kemungkinan nilai NPV akan tetap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi LTE di wilayah Bekasi adalah layak untuk diimplementasikan.


2013 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 237-253 ◽  
Author(s):  
Jaime Calle-Sanchez ◽  
Mariano Molina-Garcia ◽  
Jose I. Alonso ◽  
Alfonso Fernandez-Duran

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document