Simulación de cobertura del modelo de radio propagación 3GPP para un entorno urbano en una red 4G – LTE

2013 ◽  
Vol 8 (15) ◽  
pp. 33-40
Author(s):  
Javier Enrique Arévalo Peña

En la planeación de las próximas generaciones de redes inalámbricas es importante contar con estudios de radio propagación que permitan establecer diseños adecuados para ofrecer los servicios proyectados por las nuevas tecnologías a los usuarios móviles. En este artículo se presentan aspectos relacionados con el comportamiento de cobertura de radio propagación del modelo propuesto por el 3GPP (3rd Generation Partnership Project) para un entorno urbano en una red LTE (Long Term Evolution) empleando sistemas de antenas convencionales y sistemas de antena adaptativas (AAS). Para ello se utiliza la herramienta de software ICS Designer y se establece como escenario los alrededores la Fundación Universidad Autónoma de Colombia ubicada en el centro urbano de la ciudad de Bogotá D. C.

2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Maria Ulfah ◽  
Andi Sri Irtawaty

Long Term Evolution (LTE) merupakan teknologi generasi ke empat (4G) yang dikembangkan oleh 3rd Generation Partnership Project (3GPP). LTE mampu memberikan kecepatan downlink sampai dengan 100 Mbps dan uplink 50 Mbps. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melakukan perancangan jaringan 4G LTE pada wilayah kota Balikpapan dengan target khusus untuk mengetahui kualitas perancangan jaringan 4G LTE di kota Balikpapan melalui parameter best signal level, nilai C/ (N+I), throughput, RSRP dan BLER dari perancangan yang telah dilakukan. Metode penelitian dilakukan melaui survey ke lokasi site-site e Node yag diperlukan untuk memperoleh gambaran langsung kodisi sekitar e Node B dilanjutkan  proses plotting 126 site-site e Node B di wilayah kota Balikpapan kemudian yang dilanjutkan dengan proses simulasi perancangan jaringan menggunakan software Atoll. Dari hasil simulasi ini dapat diketahui kualitas perancangan jaringan 4G LTE kota Balikpapan dengan nilai-nilai parameter yang diinginkan seperti best signal level sebesar -69,72  dBm, nilai C / (N+I) sebesar 5,08. Untuk perfomansi throughput sebesar 11.8034 kbps, sedangkan nilai RSRP sebesar -115, 88 dBm serta nilai BLER sebesar 0,03 .


2020 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 155014772090975
Author(s):  
Yoohwa Kang ◽  
Changki Kim ◽  
Donghyeok An ◽  
Hyunsoo Yoon

Various technologies have been developed for the efficient use of the multiple radio access technologies resource at the radio access network level or other network levels to improve user service quality in mobile communication networks. In long-term evolution, mobile carriers are commercializing radio access network-level traffic aggregation technologies such as licensed-assisted access-long-term evolution, long-term evolution-unlicensed, and long-term evolution-wireless local area network aggregation, which use the multi-accesses of the 3rd Generation Partnership Project and WiFi, and the multipath transmission control protocol–based traffic aggregation technologies at the L3 network level. The standardization of 3rd Generation Partnership Project Release 16, which is scheduled to be completed by 2020, is under progress to support the traffic aggregation technology at the L3 network level through a multi-access 5G network. Multipath transmission control protocol is also considered as a traffic aggregation technology. However, it is difficult to apply the multipath transmission control protocol employment model used in long-term evolution to the 5G network structure as it is due to the change to a common core architecture that accommodates multiple radio access technologies through one common interface. Therefore, this article proposes an optimal 5G system architecture and a multipath transmission control protocol adaptation method to support the access traffic steering function based on multipath transmission control protocol in a 3rd Generation Partnership Project 5G mobile communication network. We have verified the development of the multipath transmission control protocol–based multi-access traffic steering technology by implementing the proposed solution in a commercial server on a testbed based on the 5G system standard of 3rd Generation Partnership Project Release 15. Furthermore, this article defines problems that occur when implementing the multipath transmission control protocol–based multi-access traffic steering system and proposes relevant solutions. Based on the implementation results, it is demonstrated that the proposed multipath transmission control protocol–based multi-access traffic steering system can perform traffic steering in the 3rd Generation Partnership Project 5G network.


2017 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 329
Author(s):  
Harry Chrismanaria ◽  
Kus Prayoga Kurniawan

Kebutuhan masyarakat akan informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dari waktu ke waktu. Menyebabkan pihak penyedia jasa layanan telekomunikasi seluler dituntut untuk berkembang guna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya Area Kota Bekasi merupakan area dengan prospek akan penggunaan layanan data yang tinggi karena merupakan pusat bisnis, perkantoran, perumahan dan perbelanjaan, sehingga pada area tersebut sangat cocok untuk dibuat analisis perencanaan jaringan migrasi 2G/3G ke 4G LTE. Upaya peningkatan layanan yaitu dengan mengimplementasikan teknologi yang lebih handal dari segi kecepatan akses maupun kapasitas serta ekspansi jangkauan. Teknologi Long Term Evolution(LTE) dapat menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut. Di penelitian ini dianalisa secara teknologi dan ekonomi terhadap implementasi LTE pada jaringan operator XYZ. Model analisa yang digunakan berdasarkan prinsip tekno ekonomi dengan menggunakan metoda capacity and coverage estimation untuk menentukan perancangan teknologi LTE dan metoda DCF untuk menganalisa secara ekonomi dan mengukur kelayakan biaya yang dikeluarkan untuk implementasi LTE tersebut. Ada 3 Skenario untuk simulasi teknoeknomi yaitu Pesimis, Moderat dan Optimis. Dari simulasi skenario yang dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu NPV terbesar diperoleh berdasarkan skenario pertama dengan revenue optimis dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 235.743.544.721,24, IRR sebesar 6% , dan waktu balik modal pada tahun ke 4 dan bulan ke 6. Untuk skenario kedua dengan pencapaian NPV sebesar Rp. 65.217.367.323,14, IRR sebesar 10% , dan waktu balik modal pada tahun ke 3 dan bulan ke 6. , diperoleh bahwa kemungkinan nilai NPV akan tetap positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi LTE di wilayah Bekasi adalah layak untuk diimplementasikan.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 222-228
Author(s):  
Muhammad Munaza Fathsyah ◽  
Irawan Hadi ◽  
Irma Salamah

Pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan akan informasi terus-menerus menjadi sebuah kebutuhan primer bagi setiap masyarakat umum, organisasi, perusahaan, dan lembaga pendidikan. Salah satu contoh lembaga pendidikan yang memiliki kebutuhan akan informasi yaitu Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), dimana dosen dan mahasiswa memerlukan koneksi melalui sebuah media kabel ataupun nirkabel untuk terhubung ke jaringan internet (global) maupun jaringan intranet (lokal). Sistem Akademik dan Learning Management System (LMS) adalah salah satu jaringan lokal Polsri yang paling sering diakses untuk memenuhi kegiatan akademik. Dosen ataupun mahasiswa sebagai client akan terus dapat mengakses jaringan lokal tersebut selama jalur komunikasi atau media transmisi antar router client dan router server tetap terhubung. Apabila jalur komunikasi utama antar router client dan router server terputus oleh faktor tertentu, maka client tidak dapat mengakses jaringan lokal sehingga proses kegiatan akademik menjadi terhambat. Untuk menghindari kejadian tersebut, maka diperlukan sebuah jalur komunikasi cadangan (backup link) dan suatu penerapan teknik failover pada sisi router client. Teknik failover adalah teknik yang memiliki kemampuan untuk mengalihkan jalur komunikasi utama ke jalur komunikasi cadangan sehingga komunikasi dapat terus berjalan meskipun jalur komunikasi utama terputus. Jalur komunikasi cadangan pada implementasi ini didukung oleh teknologi telepon seluler generasi keempat atau teknologi yang lebih dikenal dengan istilah 4G LTE (Fourth Generation Long Term Evolution). Selain itu, terdapat penerapan Virtual Private Network (VPN) tipe Layer Two Tunneling Protocol (L2TP) pada jalur komunikasi cadangan untuk menjaga keamanan komunikasi. Protokol routing yang akan digunakan untuk melakukan proses pertukaran informasi routing pada implementasi ini adalah Border Gateway Protocol (BGP).


2018 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Sapta Nugraha

Abstract4G Long Term Evolution (LTE) has a standard for wireless communication with high-speed data access on cellular phones which have standard parameter i.e. power control. Power control is a method to avoid interference inter-users, as a result of power variations. Interference inter-users will cause performance limitations of the quality of service telecommunications operator. In this paper, we will design power control on the uplink channel based on the Signal to Interference Ratio (SIR) so that power level of mobile station (MS) are approximately equal. Simulation results show that power of MS can reach -7 dB, average time above 17 ms. The results of the SIR can order MS to equalize the SIR power levels transmitted by some MS with SIR reference value. Keywords: power control, uplink channel, SIR, mobile station Abstrak4G Long Term Evolution (LTE) memiliki standar komunikasi nirkabel akses data berkecepatan tinggi pada telepon seluler yang memiliki parameter standar yaitu kendali daya. Kendali daya merupakan metode untuk menghindari interferensi antar pengguna akibat variasi daya. Interferensi antar pengguna menyebabkan keterbatasan kinerja kualitas layanan operator telekomunikasi. Pada penelitian ini, akan dirancang kendali daya kanal uplink berdasarkan SIR agar daya mobile station (MS) mendekati sama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa daya MS dapat mencapai -7 dB, rerata waktu di atas 17 ms. Hasil menunjukkan SIR dapat memerintahkan MS menyamakan daya yang ditransmisikan beberapa MS dengan nilai SIR referensi. Kata Kunci: kendali daya, kanal uplink, SIR, mobile station


2019 ◽  
Vol 16 (12) ◽  
pp. 5008-5013
Author(s):  
Suresh B. Rangankar ◽  
Nitiket Mhala

Long Term Evolution (LTE) is a leading 4G wireless broadband technology developed by the Third Generation Partnership Project (3GPP) Release 8. LTE is expected to provide very fast, highly responsive and cost effective data services and appears itself to be the right technology at the right time. LTE is becoming an ultimate choice for 4G services around the world due to its higher data rates and lower latency objectives. E-Health services comprise a wide range of healthcare services delivered by utilizing information and communication technology. In order to help existing and emerging e-Health services over converged next generation network (NGN) architectures, there is a need for network QoS control mechanisms that meet the often stringent requirements of such services. The mobile Health (m-health) is currently uniting major academic research worldwide to achieve innovative arrangements in the areas of healthcare. However, there are several challenges and issues that need to be addressed. In this paper we have proposed m-health care system based on 4G LTE network communication instead of existing 3G communication system. We will be monitoring QoS parameters like Delay, Throughput, Jitter, Energy Efficiency and Packet Data Rate for comparing 3G and 4G LTE usage over health care applications. We will further experiment the parameters with graph based analysis.


2020 ◽  
Author(s):  
Subuh Pramono ◽  
Lia Alvionita ◽  
Mustofa Danang Ariyanto ◽  
Meiyanto Eko Sulistyo

2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 447
Author(s):  
Roni Suhermawan ◽  
Aryanti Aryanti ◽  
Cik Sadan

Lahirnya Teknologi 4G LTE dengan segala kelebihan yang di janjikan dibanding dengan teknologi sebelumnya telah membawa kita ke era komunikasi data perangkat bergerak yang super cepat. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan teknologi LTE saat ini. Maka, dilakukanlah penelitian terhadap performansi mobile internet di wilayah rural (Kenten Laut) dan inner city (Bukit Besar) di kota palembang. Yaitu dengan cara membandingkan RSRP, SINR, RSRQ dan Troughput dengan KPI Teori dan KPI Telkomsel. Keempat parameter Untuk wilayah ruraldidapatkan hasil yaitu RSRP dedicated mode sebesar 100% untuk ≥(-100 ) dBm, SINR dedicated mode 84.62% <0dBm, 99.59% <(-18) dBm dan troughput dedicated mode71.17% ≥ 2 Mbps. Untuk wilayah inner city didapatkan hasil yaitu RSRP dedicated mode 100% untuk ≥(-100 ) dBm,SINR dedicated mode sebesar 91.66% <0dBm, RSRQ dedicated mode 99.47% > (-18) dBm dan troughput dedicated mode 88.1% ≥ 2 Mbps. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rata – rata kualitas dari faktor - faktor performansi inner city kota palembang sudah optimal. Sedangkanuntuk rural kota palembang masih butuh pengoptimalan.


2016 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
Maria Ulfah

Propagasi gelombang melalui media transmisi udara sangatlah berperan penting bagi kelancaran komunikasi seluler, karena sinyal yang disalurkan oleh media transmisi udara yang akan diterima oleh penerima dipengaruhi oleh kontur bumi, media pantulan, penghalang (obstacle) serta jarak dan kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat diprediksi kemunculannya dan menghambat proses transmisi sinyal yang berlangsung. Penting dalam memperhitungkan rugi-rugi (pathloss) sinyal yang terjadi disepanjang saluran transmisi, karena mempengaruhi kualitas sinyal yang akan diterima. Dalam menentukan rugi-rugi sinyal digunakan model propagasi COST 231 karena sesuai dengan frekuensi 4G LTE yaitu 1800 MHz. Dalam penelitian ini dihitung rugi-rugi (pathloss) sinyal 4G LTE dengan variasi jarak antena pemancar (E node B)  terhadap penerima (mobile station) yaitu 1 km, 5 km, 10 km, 15 km, 20 km, dengan ketinggian antena pemancar 24  meter. Dari hasil perhitungan didapatkan semakin jauh jarak antara antena pemancar terhadap penerima maka nilai pathloss semakin besar yaitu dari 138.8853 dB menjadi 175.4915 dB. Sedangkan jika tinggi antena penerima diperbesar dengan jarak d antara eNodeB dengan MS tetap maka nilai pathloss menjadi menurun. Semakin besar nilai pathloss maka kualitas sinyal terima akan menurun demikian pula sebaliknya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document