scholarly journals To what extent do Internet-based cancer risk assessment tools adhere to best practices in risk communication: A content analysis (Preprint)

Author(s):  
Erika A. Waters ◽  
Jeremy L. Foust ◽  
Laura D. Scherer ◽  
Amy McQueen ◽  
Jennifer M. Taber
2020 ◽  
Author(s):  
Erika A Waters ◽  
Jeremy L Foust ◽  
Laura D Scherer ◽  
Amy McQueen ◽  
Jennifer M Taber

BACKGROUND Internet-based risk assessment tools offer a potential avenue for people to learn about their cancer risk and adopt risk-reducing behaviors. However, little is known about whether internet-based risk assessment tools adhere to scientific evidence for what constitutes <i>good</i> risk communication strategies. Furthermore, their quality may vary from a user experience perspective. OBJECTIVE This study aims to understand the extent to which current best practices in risk communication have been applied to internet-based cancer risk assessment tools. METHODS We conducted a search on August 6, 2019, to identify websites that provided personalized assessments of cancer risk or the likelihood of developing cancer. Each website (N=39) was coded according to standardized criteria and focused on 3 categories: general website characteristics, accessibility and credibility, and risk communication formats and strategies. RESULTS Some best practices in risk communication were more frequently adhered to by websites. First, we found that undefined medical terminology was widespread, impeding comprehension for those with limited health literacy. For example, 90% (35/39) of websites included technical language that the general public may find difficult to understand, yet only 23% (9/39) indicated that medical professionals were their intended audience. Second, websites lacked sufficient information for users to determine the credibility of the risk assessment, making it difficult to judge the scientific validity of their risk. For instance, only 59% (23/39) of websites referenced the scientific model used to calculate the user’s cancer risk. Third, practices known to foster unbiased risk comprehension, such as adding qualitative labels to quantitative numbers, were used by only 15% (6/39) of websites. CONCLUSIONS Limitations in risk communication strategies used by internet-based cancer risk assessment tools were common. By observing best practices, these tools could limit confusion and cultivate understanding to help people make informed decisions and motivate people to engage in risk-reducing behaviors.


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Rusydah Syarlina ◽  
Azamris Azamris ◽  
Avit Suchitra ◽  
Wirsma Arif Harahap

Interval usia saat menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan merupakan panjang waktu antara usia saat haid pertama kali dan usia saat melahirkan bayi cukup bulan pertama kali. Interval ini diduga merupakan salah satu faktor risiko terhadap KPD. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara interval usia saat menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan terhadap kejadian kanker payudara di RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tahun 2014-2017. Penelitian ini merupakan studi case control terhadap 102 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan tabel faktor risiko kanker payudara yang merupakan modifikasi dari Breast Cancer Risk Assessment Tools–National Cancer Institute dan data pasien dari bagian Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2014-2017. Hasil analisis statistik menunjukkan usia menarche tertinggi pada kasus adalah 12 dan 13 tahun dan pada kontrol 13 tahun. Usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan tertinggi pada kasus dan kontrol adalah 23 tahun. Frekuensi berdasarkan interval waktu usia menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan ≥ 10 tahun pada kasus dan kontrol secara berurutan adalah 58,8% dan 66,7%. Simpulan studi ini ialah tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara interval waktu usia menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan ≥ 10 tahun dengan kejadian kanker payudara (p > 0,05).


2015 ◽  
Vol 154 (1) ◽  
pp. 191-199 ◽  
Author(s):  
Sarah Cortez ◽  
Melissa Milbrandt ◽  
Kimberly Kaphingst ◽  
Aimee James ◽  
Graham Colditz

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Rusydah Syarlina ◽  
Azamris Azamris ◽  
Avit Suchitra ◽  
Wirsma Arif Harahap

Interval usia saat menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan merupakan panjang waktu antara usia saat haid pertama kali dan usia saat melahirkan bayi cukup bulan pertama kali. Interval ini diduga merupakan salah satu faktor risiko terhadap KPD. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara interval usia saat menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan terhadap kejadian kanker payudara di RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tahun 2014-2017. Penelitian ini merupakan studi case control terhadap 102 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan tabel faktor risiko kanker payudara yang merupakan modifikasi dari Breast Cancer Risk Assessment Tools–National Cancer Institute dan data pasien dari bagian Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2014-2017. Hasil analisis statistik menunjukkan usia menarche tertinggi pada kasus adalah 12 dan 13 tahun dan pada kontrol 13 tahun. Usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan tertinggi pada kasus dan kontrol adalah 23 tahun. Frekuensi berdasarkan interval waktu usia menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan ≥ 10 tahun pada kasus dan kontrol secara berurutan adalah 58,8% dan 66,7%. Simpulan studi ini ialah tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara interval waktu usia menarche dan usia saat melahirkan anak pertama cukup bulan ≥ 10 tahun dengan kejadian kanker payudara (p > 0,05).


2014 ◽  
Vol 33 (6) ◽  
pp. 827-832 ◽  
Author(s):  
D. J. Lundon ◽  
B. D. Kelly ◽  
R. Foley ◽  
S. Loeb ◽  
J. M. Fitzpatrick ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document