Triaenodon obesus: Simpfendorfer, C., Yuneni, R.R., Tanay, D., Seyha, L., Haque, A.B., Bineesh, K.K., , D., Bin Ali, A., Gautama, D.A., Maung, A., Sianipar, A., Utzurrum, J.A.T. & Vo, V.Q.

Author(s):  
Keyword(s):  
2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 58
Author(s):  
Ni Made Putri Handayani ◽  
Pande Gde Sasmita Julyantoro ◽  
I Ketut Wija Negara

This study objectives were to investigate the track of shark trade from Bali Province, the exports volume of shark trade during 2015-2016, the length of sharks; species exported in the ETP category; and the effectiveness of shark trade license by BPSPL Denpasar based on EAFM analysis. This study used exploration method with questionnaires, interviews and secondary data from BPSPL Denpasar. The results showed that the track of shark trade started from when the shark is caught by the fishermen which purchased by exporter companies, then they had to get shipment recommendation letter from BPSPL Denpasar and fish health certificate from BKIPM Class I Denpasar, then sharks was brought to I Gusti Ngurah Rai International Airport for final check and ready to be exported to the destination country. During 2015-2016 there were 559 sharks from the species of Carcharhinus melanopterus, Triaenodon obesus, Orectolobus maculatus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium plagiosum and Halaelurus maculosus that have been exported to the 12 destination countries. The EAFM analysis of lengths indicated that the shark's size was at a very young until adult age. Meanwhile, the EAFM analysis of ETP species shows there were 4 shark types of Near Threatened, 1 type of Least Concern status and 1 type of Not Evaluated. Finally the result of EAFM analysis on the effectiveness of shark trade license by BPSPL Denpasar showed that the decision was well executed and run effectively, and so far the shark fishery management at Bali Province is applied successfully.


1985 ◽  
Vol 84 (3) ◽  
pp. 233-237 ◽  
Author(s):  
T. C. Tricas ◽  
E. M. Le Feuvre
Keyword(s):  

2014 ◽  
Vol 85 (2) ◽  
pp. 502-508 ◽  
Author(s):  
D. S. Portnoy ◽  
C. M. Hollenbeck ◽  
J. S. Johnston ◽  
H. M. Casman ◽  
J. R. Gold
Keyword(s):  

2017 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 62
Author(s):  
Andre Wehantouw ◽  
Elvy Ginting ◽  
Stenly Wullur

Populasi ikan hiu global menunjukkan penurunan yang signifikan karena; penangkapan yang masif dan tak terkontrol, karakter biologi reproduksi yang lambat serta fekunditas yang rendah.  Indonesia merupakan salah satu negara kontributor terbesar dalam perdagangan sirip ikan hiu dunia. Tingginya aktifitas perdagangan sirip tersebut berpengaruh terhadap populasi ikan hiu dan berdampak pada turunnya kualitas keseimbangan ekosistem laut. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi ikan hiu dari potongan sirip yang didapat dari pengumpul di Tumbak, Minahasa Tenggara menggunakan DNA barcode.  Ekstraksi DNA genom sirip hiu kering dilakukan dengan menggunakan prosedur DNeasy Blood & Tissue kit, amplifikasi gen Cytochrome Oxidase Subunit 1 (COI) dilakukan dengan menggunakan primer Fish BCL5 (TCAACYAATCAYAAAGATATYGGCAC) dan HCO2198 (TAAACTTCAGGGTGACCAAAAAA TCA). Pengolahan data sekuens dilakukan dengan menggunakan program ABsequence3 dan MEGA ver 6.  Pencocokan karakter nukleotida gen COI dilakukan dengan menggunakan program nBLAST yang terintegrasi pada laman GenBank. Sampel sirip yang berhasil dikoleksi berasal dari 4 individu yang berbeda.  Hasil nBLAST menunjukkan bahwa keempat sampel sirip hiu tersebut teridentifikasi sebagai spesies Triaenodon obesus.  Nilai keakuratan pensejajaran sekuens, nilai dugaan, prosentase panjang nukleotida yang selaras, dan prosentase tingkat kemiripan, masing-masing pada nilai antara 604-1245, 0.0, 70-99% dan 92-99%.


2016 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
Author(s):  
Puput Rahayu ◽  
Mufti Sudibyo

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis morfologi, morfometri dan status konservasi hiu di Sumatera Bagian Utara. Sampel penelitian di ambil dari Pusat Pasar Ikan di  Jl. Cemara Sampali Medan. Tujuh sampel yang di temukan, empat di antaranya di analisis menggunakan regresi berganda  dengan metode stepwise. Parameter di ukur adalah jara atau panjang terukur terhadap panjang total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi ikan hiu yang di temukan dari jenis: Sphyrna lewini, Squalus megalops, Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum,Triaenodon obesus, dan Hemigaleus microstoma. Secara morfometri ukuran jarak atau panjang yang memberikan besaran koefisien determinasi (r2) dan parameter yang menentukan  panjang terukur dengan panjang total pada hiu Sphyrna lewini yakni PGI 92%, PD2 97% dan PSE 97,7%, pada hiu Squalus megalops yang berkontribusi terhadap panjang total adalah  FL  92%, PPL 98%, PE 96%, PSD 98% dan PPS 99%.  Pada hiu Carcharinus melanopterus FL  98,3%, PPL 99,6%, dan PSD adalah 99%. Pada hiu Atelomycterus marmoratus PD2 89%, PP 93%, dan PSP 95%. Status konservasi dari hiu yang di temukan pada hiu Carcharinus melanopterus, Atelomycterus marmoratus, Chiloscyllium punctatum, Triaenodon obesus adalah hampir terancam (NT), Squalus megalops adalah minim informasi (DD), Hemigaleus  microstoma adalah rawan (VU) dan Sphyrna lewini adalah terancam (EN).   Kata kunci : Morfologi, morfometri, konservasi


2017 ◽  
Vol 44 (4) ◽  
pp. 354-360 ◽  
Author(s):  
C. A. J. Duffy ◽  
N. D. Forrester ◽  
T. K. Gibson ◽  
S. Hathaway

2007 ◽  
Vol 20 (4) ◽  
pp. 299-305 ◽  
Author(s):  
Nicholas M. Whitney ◽  
Yannis P. Papastamatiou ◽  
Kim N. Holland ◽  
Christopher G. Lowe

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document