JURNAL BIOSAINS
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

141
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By State University Of Medan

2460-6804, 2443-1230

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Eva Diansari Marbun ◽  
Alfi Sapitri ◽  
Vivi Asfianti

Sofo-sofo leaves are traditional medicinal plants that have been known by the Nias people to cure fever, coughs, diarrhea and antimicrobial infections on the skin surface. The  purpose  of  this  study  was  to determine the antibacterial activity of ethanol extract, n-hexane fraction and ethylacetate fraction Sofo-sofo leaf (Acmella cf) against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Simplicia powder was characterized and phytochemical screening was performed. Furthermore, it was isolated using 96% ethanol solvent and fractionated with  n-hexane and ethylacetate to obtain extracts. Then test the antibacterial activity of each extract against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis by using a diffusion method disc paper. The research results obtained water content 5.66%, water soluble extract content 27.33%, ethanol soluble extract content 13.61%, total ash  content 14.39%, and  acid insoluble ash content 6.25%. The highest antibacterial activity was given by ethylacetate extract at a concentration of 2% (23.4 ± 0.2) compared to ethanol extract with a concentration of 2% (21.06 ± 0.85) and 2% concentrated n-hexane extract (19.36 ± 0.16) against the Propionibacterium acne bacteria. The highest antibacterial activity was ethyl acetate extract at a concentration of 2% (23.24 ± 0.23), ethanol extract with a concentration of 2% (16.36 ± 1.76) and n-hexane extract at a concentration of 2% (15.36 ± 0 , 11) against Staphylococcus epidermidis bacteria. The  antibacterial activity results were analyzed by the one way ANOVA test method. Based on these results it can be concluded that there are differences between treatment groups, which is indicated by a significant value <0.05.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 18
Author(s):  
Trisno Haryanto ◽  
Eko Setiyono

Pertumbuhan larva Black Soldier Fly/BSF secara optimal dapat berlangsung selama 14 hari dengan kualitas dan kuantitas makanan yang ideal. Siklus hidup BSF dipengaruhi oleh media pakan dan temperatur. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi pemberian pakan dan temperatur terhadap perkembangan larva BSF. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan variasi komposisi pakan (100; 150; dan 200 mg/larva/hari) dan kombinasi temperatur dengan variasi 25oC; 27oC; 30oC: 35oC). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga ada 36 unit percobaan. Data dianalisis mengunakan uji Kruskal Wallis pada taraf signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan pertambahan bobot dan panjang larva secara bertahap dipengaruhi oleh variasi jumlah pakan dan temperatur (P<0,05). Penambahan panjang dan bobot larva sangat berhubungan dengan adanya variasi jumlah pakan dan temperatur yang diberikan dalam perlakuan. Variasi jumlah pakan dan temperatur mempengaruhi perkembangan larva BSF (P<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variasi jumlah pakan dan temperatur mempengaruhi perkembangan larva BSF. 


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 10
Author(s):  
Maisuna Kundariati ◽  
Abdul Rasyid Fakhrun Gani ◽  
Jefti Salma Pratiwi
Keyword(s):  

Keanekaragaman jenis Drosophila sp. terdistribusi luas di dunia. Hal penting yang mendasari keanekaragaman tersebut adalah bentuk dan ukuran tubuhnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan Drosophila sp. (lalat buah) dari Tuban, Kediri, dan Tulungagung. Penelitian ini merupakan penelitian ekspos fakto (expost facto research) yang dilakukan  dengan cara mengamati ciri morfologi masing-masing daerah yaitu Tuban, Kediri, dan Tulungagung. Selanjutnya dilakukan analisis kesamaan ciri morfologi yang diperoleh dengan indeks similaritas dan disajikan dalam bentuk dendogram untuk mengetahui kekerabatan antar jenis Drosophila sp. dari ketiga daerah tersebut. Hasil pada penelitian ini adalah berdasarkan morfometriknya Drosophila sp. dari daerah Kediri dan Tulungagung memiliki hubungan kekerabatan lebih dekat dibandingkan dengan Drosophila sp. dari daerah Tuban. Didapatkan hasil indeks similaritas antara daerah Kediri dan Tulungagung adalah  0,961 sedangkan indeks similaritas antara daerah Tuban dengan kedua daerah tersebut adalah 0,872. Keragaman Drosophila dari ketiga daerah dipengaruhi oleh jarak antar daerah dan suhu wilayah yang mempengaruhi gen, gene flow, dan rekombinasi.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 24
Author(s):  
S. Hafidhawati Andarias ◽  
Agus Slamet ◽  
Muhammad Ilsak

Umbi-umbian sebagai bahan pangan sumber karbohidrat telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat, tumbuh subur di daerah tropis dan tidak menuntut iklim serta kondisi tanah spesifik. Umbi-umbian mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif (pengganti beras dan tepung terigu). Tanaman ini umumnya ditanam di lahan kering sebagai tanaman sela, khususnya ubi kayu dan ubi jalar yang telah dibudidayakan dengan skala luas. Masyarakat Pulau Buton banyak memanfaatkan umbi-umbian dalam pembuatan makanan tradisional seperti kasuami, tuli-tuli, epu-epu, roko-roko serta onde-onde (diolah dari ubi kayu yang diparut) dan kaopi (tepung). Hal inilah yang memungkinkan umbi-umbian menjadi salah satu jenis tanaman yang tetap dilestarikan di samping karena kondisi lingkungan di wilayah ini yang tidak terlalu subur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat di Pulau Buton. Metode eksplorasi dilakukan di empat wilayah yaitu Kota Baubau, Buton Utara, Buton Selatan, dan Kabupaten Buton untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian dan wawancara dengan penduduk setempat guna mengetahui jenis umbi-umbian yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, identifikasi, dan analisis karakter morfologi umbi. Identifikasi umbi-umbian mengacu pada Flora of Java karangan Backer, C.A. dan Bakhuizen van Den Brik dan Flora Sulawesi karangan Yuzammi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat Pulau Buton.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Mami Seko ◽  
Alan Ch Sabuna ◽  
James Ngginak

Tumbuhan ajeran memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavanoid, saponin dan fenol yang berpotensi sebagai antibakteri. Antibakteri adalah zat yang dapat membunuh atau menekan pertumbuhan atau reproduksi bakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak etanol daun ajeran (Bidens pilosa L) sebagai antibakeri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Analisis menggunakan uji Anova satu jalur (One Way Anova). Jika ada pengaruh yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji DMRT. Dalam penelitian ini pembentukan Zona bening menunjukan bahwa ekstrak etanol daun ajeran memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus. Semakin luas zona bening yang terbentuk maka semakin kuat senyawa bioaktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.  Pembuktian daya hambat ekstrak daun ajeran terhadap pertumbuhan bakteri S aureus dapat pula diukur melalui menghitung jumlah koloni. Apabila konsentrasi ekstraknya meningkat maka jumlah koloni bakteripun semakin berkurang. Hasil uji daya hambat menunjukan bahwa ekstrak etanol daun ajeran tidak memiliki pengaruh daya hambat yang signifikan terhadap pertumbuhan bakteri S aureus. Dalam penelitian ini perlakuan ekstrak etanol daun ajeran memiliki pengaruh daya antibakteri yang signifikan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Uji lanjut DMRT menunjukan bahwa (perlakuan P1 10,67 CFU/mL) memiliki nilai yang berbeda nyata.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 35
Author(s):  
Misbakhul Munir ◽  
Siti Malihatus Sa'adah ◽  
Siti Latifa ◽  
Nabila Ayu ◽  
Oki Rahmatirta W ◽  
...  

From a Muslim perspective, it is very important to know the content, raw materials, and processing of the raw materials used in the cosmetic products used. One type of cosmetics that is most often used is lipstick. However, many lipsticks circulating in Indonesia are not equipped with a halal logo. One of the ingredients for lipstick is pork derivatives. These pig derivatives can be detected using PCR. Based on this background, this study aims to test the presence of pig DNA in lipstick samples that have not been certified halal on the market using 4 combinations of pig DNA fragments coding primers by using the conventional PCR method. Five commercial lipstick samples were selected by purposive sampling. DNA isolation was carried out according to the Wizard Promega Universal Kit. The PCR process was carried out with temperature optimization as follows: Predenaturation 98oC: 2 minutes, denaturation of 95oC: 30 seconds, Annealing 61oC: 30 seconds, Extension 72oC: 40 seconds, and Postextension 72oC: 3 minutes. The results showed that of the 5 samples tested by PCR using 5 kinds of primer combination, none of the samples were suspected to contain pork DNA. DNA isolation is the most difficult step in the lipstick sample detection process. Even though the detection result is negative, it is necessary to carry out further tests which become the Gold Standard of DNA-based testing using Real Time PCR.


2021 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 115
Author(s):  
Eko Prasetya ◽  
Hary Prakasa ◽  
Miftahul Jannah ◽  
Yuanita Rachmawati

Anaphalis longifolia merupakan anggota dari family Asteraceae yang tersebar di dataran tinggi Eropa, Amerika, hingga Asia. Penelitian tentang tanaman ini masih terbatas pada studi habitat, sedangkan penelitian terkait identifikasi molekuler masih belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis DNA barcode dari A. longifolia menggunakan sekuen matK gene. Sampel yang diperoleh dari Sumatera Utara kemudian di Isolasi DNA, di amplifikasi menggunakan primer spesifik, lalu disequencing. Hasil sequencing dianalisis menggunakan program Molecular Evolution Genetics Analysis (MEGA) Version X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekuen matK gen berhasil diamplifikasi pada panjang 800-850 kb. Hasil analisis pohon filogenetik menunjukkan bahwa sekuen matK gene dapat mengelompokkan A. longifolia. Pada sekuen matK gene A. longifolia, AT content lebih tinggi dibandingkan dengan GC conten. Jarak genetik yang diperoleh berkisar 0-0.0014. Hasil analisis alignment sekuen matK gene menunjukkan terdapat 1521 karakter yang dapat diamati, 1403 karakter conserved site, 118 karakter variable site, 9 karakter parsimony informative site, dan 7 karakter single nucleotide polymorphism (SNP) site. Sekuen matK gene dapat digunakan sebagai DNA barcoding untuk mengidentifikasi A. longifolia. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting dalam konservasi A. longifolia.


2020 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 109
Author(s):  
Muhammad Yusuf Nasution ◽  
Ahmad Shafwan S. Pulungan ◽  
Fitri Chairani ◽  
Wulandari Wulandari

Permasalahan utama dalam pertambangan emas tanpa izin adalah penggunaan bahan dan zat berbahaya dalam pengolahannya. Limbah yang dihasilkan umumnya masih mengandung merkuri. Salah satu alternatif penanggulangan lingkungan tercemar merkuri adalah dengan Teknik bioremediasi, yang merupakan salah satu pemanfaatan mikroorganisme untuk memperbaiki lingkungan yang tercemar. Beberapa jenis bakteri diketahui mempunyai kemampuan mereduksi atau menyerap logam berat. Bakteri yang tahan terhadap cekaman merkuri disebut bakteri resisten merkuri (BRM). Potensi yang dimiliki oleh bakteri dalam mereduksi logam berat (merkuri) merupakan suatu teknik yang ramah lingkungan dalam memperbaiki lingkungan tersebut. Sebagai upaya awal dalam mengetahui jenis bakteri yang mampu mereduksi merkuri, maka perlu dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui jenis bakteri yang terdapat di lahan tambang emas di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan. Waktu penelitian dari bulan Juni – Oktober 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bakteri yang diperoleh dari tanah dan air dari lokasi tambang emas Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sampel dalam penelitian ini adalah sampel total, yaitu semua bakteri yang diperoleh dari lokasi tambang emas Mandailing Natal, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel, isolasi bakteri yang meliputi penanaman sampel pada media perkaya, penanaman sampel pada berbagai media tanam, pemurnian koloni bakteri, pengamatan morfologi koloni bakteri, identifikasi bakter dan uji sensitivitas bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 3 spesies bakteri yaitu 3 spesies Escherich ia coli, 1 spesies Klebsiella pneumonia, dan 2 spesies Aeromonas sobria dari hasil uji Viteks.


2020 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar ◽  
Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara kualitatif mengenai efektifitas ekstrak kayu sepang sebagai pengawet alami pada daging olahan. Efektifitas pengujian ini didasarkan pada kandungan ekstrak kayu sepang seperti brazilin, flavonoid, dan tannin sebagai sumber antioksidan dan antimikroba. Pemilihan daging olahan sebagai bahan untuk diawetkan secara alami, sebab permasalahan akan mudahnya daging olahan rusak secara fisika, kimiawi, dan mikrobiologi mengakibatkan banyak produsen daging olahan merugi akibat masa simpan yang singakt. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian pengawet alami dari herbal seperti ekstrak kayu sepang ini. Metode yang digunakan yaitu metode observasi melalui pengamatan mengenai perlakuan yang diberikan dengan dua faktor perlakuan yaitu variasi pH dan waktu perendaman. Hasil yang diperoleh bahwa efektifitas perendaman optimum adalah 2 hari dengan masa simpan 4 hari pada suhu ruangan. pH larutan ekstrak dan perendaman berkisar 5-6 yang menunjukkan penurunan pH selama waktu perendaman setiap variasi.


2020 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
pp. 103
Author(s):  
Hanik Faizah ◽  
Ikhlasotul Fawaidah ◽  
Najmatul Millah ◽  
Ninik Fadhillah ◽  
Muh. Ma’arif

The limitations of conventional soil cultivation in producing medicinal plants emerge an interest in searching various alternative cultivation systems, one of which is the hydroponic system. This study aimed to investigate the effect of various substrates in non-circulating hydroponic systems and soil media on the growth of Gynura procumbens. Non-circulating hydroponic cultivation of Gynura procumbens was carried out using stem cuttings. The stem cuttings were transferred to each net pot containing substrates such as rockwool, tree ferns fiber, and sawdust. The net pots were then placed in a tray comprising AB mix 6 ml/L of water. The lower 2-cm-portion of the net pots was immersed in a nutrient solution. Whereas in the conventional soil cultivation, the stem cuttings were transferred to the polybags containing soil media: compost (1: 1). After 28 days of cultivation, the plant growths were measured. The results showed that the use of various substrates in non-circulating hydroponics increased plant growth compared to conventional soil cultivation. Rockwool treatment obtained the highest number of leaves (14,833 ± 5,269 strands), number of roots (20,333 ± 6,121 stands), fresh weight (1.34 ± 0.511 g) and dry weight (0.088 ± 0.031 g).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document