scholarly journals Identification of activities of the supply chain management of small and medium-sized enterprise meat chicken producers in Pasuruan district, Indonesia

Food Research ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (6) ◽  
pp. 1954-1961
Author(s):  
N. Nuriyanto ◽  
I. Santoso ◽  
S. Soemarno ◽  
E.R. Lestari

Meat chicken producers in Pasuruan district, Indonesia are constantly unable to meet the high demands of consumers. This study was aimed to analyze the strengths, weaknesses, opportunities, and threats (SWOT) of the supply chain management activities of small and medium-sized enterprise (SME) meat chicken producers in Pasuruan district and identify the dominant factors. Data from fifty respondents were analyzed with the SWOT analysis and the analytical hierarchy process to determine the dominant factors of the supply chain management activities. The outcome of the study showed that by increasing the number of transportation and machine usage can be the strengthening strategy for continuous system improvement of SME meat chicken producers.

2018 ◽  
Vol 154 ◽  
pp. 01054
Author(s):  
Irwan Sukendar ◽  
Nurwidiana ◽  
Diah Nurul Hidayati

This study focuses on researching the implementation of supply chain management in supplier performance measurement using Analytical Hierarchy Process (AHP) Objective Matrix (OMAX) and Traffic Light System. The method used consisted of several stages: Identification stage of criteria variable and subcriteria variable, designing hierarchy AHP structure, calculating the weight of each criterion and subcriteria, supplier performance appraisal using OMAX method, calculating the total value of each supplier perfomance and identifying the performance of each supplier Using color indicator from Traffic Light System. Based on the results of the research, it can be seen that 9 out of 10 suppliers that are considered have a good performance while 1 supplier has a performance under the target.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 136-152
Author(s):  
Dwi Nurma Heitasari ◽  
Ibnu Lukman Pratama ◽  
Melda Anggra Puspita

PT. X (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa logistik dalam sektor energi. Salah satu pelayanan jasa logistik PT. X (Persero) adalah penyediaan penyewaan jasa fasilitas midstream supply chain untuk produk Liquefied Natural Gas (LNG). Guna menciptakan supply chain logistik energi yang efisien, pengukuran produktivitas Supply Chain Management (SCM) tentu menjadi komponen yang sangat fundamental. Dalam rangka mendukung proses tersebut, dilakukan scoring system dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan pembobotan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Parameter pengukuran produktivitas SCM yang digunakan adalah empat proses inti dalam Supply Chain Operations Reference (SCOR), yakni plan, source, make, dan deliver, serta 16 Key Performance Indicators (KPI) perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa indeks produktivitas untuk proses inti plan dan deliver pada tahun 2019 telah mencapai target yang ditetapkan dengan angka pencapaian 1000%. Sementara untuk proses inti source dan make, terjadi fluktuasi indeks produktivitas yang signifikan karena adanya beberapa pencapaian KPI yang menyimpang. Sehingga, dalam penelitian ini, dilakukan penelusuran sebab akibat terjadinya permasalahan, serta pemberian rekomendasi terkait upaya peningkatan dengan penyusunan fishbone diagram berdasarkan pendekatan manpower, machine, mother nature, material, method, dan measurement. Kata Kunci: Produktivitas, Supply Chain, Performance Indicators


2019 ◽  
Vol 10 (1) ◽  
pp. 413-420
Author(s):  
Daniel Alfa Puryono ◽  
Listiarini Edy Sudiati

Sistem evaluasi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada studi kasus ini mengunakan model Green Supply Chain Management (GSCM). Model GSCM adalah solusi yang dapat menilai, mengevalusi dan mengembangkan masalah industri, lingkungan sosial dan ekomoni. GSCM digunakan untuk hubungan timbal balik antar praktik rantai pasok yang ramah linkungan. Sedangkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pengambilan keputusan agar lebih terukur dan konsisten. Selain itu juga mengunakan metode analisis Du pont untuk menilai dan mengevaluasi tingkat kinerja keuangan pada Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM). Kombinasi dari metode yang digunakan dapat membantu para pengambil keputusan serta dapat mengevaluasi progam yang komplek menjadi lebih efesien, sehingga akan tercapai pembangunan yang berkesinambungan. Hasil penelitan ini juga dapat memberikan petunjuk dan pedoman bagi para analisis dan pengambil keputusan, serta dapat menjadi masukan yang berdampak pada peningkatan kinerja dan keuangan UMKM tepung tapioka. Studi lapangan, penyebaran kuesioner dan wawancara dilakukan untuk menggambarkan metodologi yang digunakan.


2017 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 163 ◽  
Author(s):  
Sarah Azmiyati ◽  
Syarif Hidayat

<p><em>Abstrak<strong> - </strong></em><strong>Tantangan yang dihadapi dunia<em> </em>manufaktur, seiring dengan berkembangnya zaman selalu berubah dan semakin berat dari masa ke masa. Keunggulan bersaing pada era ini tidak hanya ditentukan oleh kemampuan suatu industri dalam menciptakan banyak output persatuan waktu. Produktifitas memang penting, tetapi tidak cukup sebagai bekal untuk bersaing dipasar. Pelanggan mulai bisa membedakan produk berdasarkan kualitasnya. Kualitas produk pun sangat bergantung pada proses, manusia, dan sistem secara keseluruhan. Pengendalian kualitas tidak lagi cukup hanya dilakukan dengan model inspeksi produk, tetapi lebih fundamental dengan melihat proses. PT. Louserindo Megah Permai (LMP) merupakan perusahaan yang menerapkan manajemen rantai pasok pada setiap proses produksinya. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran kinerja terhadap manajemen rantai pasok pada proses elemen stage finished product dan release finished product to deliver pada LMP. Metode yang dipakai dalam mengukur kinerja tersebut adalah metode SCOR yang dibantu dengan metode FAHP (<em>Fuzzy</em> <em>Analytical Hierarchy Process</em>) dalam proses<em> </em>menentukan bobot pada setiap metrics. Dari hasil perhitungan tersebut maka akan diketahui indikator kinerja perusahaan yang tergolong rendah sehingga bisa diberikan usulan perbaikan serta diketahui metrics apa saja yang sangat mempengaruhi kinerja pekerja pada LMP. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penurunan selama 4 tahun terakhir (2010-2014) di LMP pada tingkat penjualan lift dan hanya mengalami kenaikan sebesar rata-rata hanya 10%. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja <em>supply chain</em> untuk mengetahui sejauh mana performansi <em>supply chain</em> perusahaan telah tercapai. 2. Dari hasil</strong> <strong>pengukuran kinerja rantai pasok LMP untuk periode tahun 2015, didapatkan nilai kinerja sebesar 73.82%, yang termasuk dalam kategori Good menurut Hvolby (2000). Dari perhitungan pada indikator kinerja SCOR yang telah dilakukan, didapatkan 9 metrics yang nilai kinerjanya rendah, yaitu: <em>Delivery Performance to</em> <em>Customer Commit Date </em>[60%], %<em>Faultless Installation </em>[55%],<em> Days Payable Outstanding </em>[25%], Rout<em> Shipments Cycle Time </em>[60%],<em> Deliver Cycle Time </em>[30%],<em> Ship Product Cycle Time </em>[60%],<em> Load Vehicle &amp; Generate Shipping Documentation Cycle Time </em>[60%] dan<em> Install Product Cycle Time </em></strong><strong>[30%].</strong></p><p> </p><p><strong><em>Kata Kunci </em></strong><strong>–<em> </em></strong>Pengukuran kinerja,<strong><em> </em></strong><em>Manajemen Rantai Pasok, SCOR, Fuzzy Analytical Hierarchy Process</em></p><p> </p><p><em>Abstract - </em><strong>The challenges faced the manufacturing world, along with the evolution of the ever changing and increasingly heavy from time to time. Competitive advantage in this era not only determined by the ability of industry in creating a lot of unity output time. Productivity is important but enough as a provision to complete in the market. Customer can be begin to differentiate products based on their quality. Product quality is highly dependent on process, human, and system as a whole. Quality control is not only done with the product inspection model, but more fundamentally by looking at the process.  PT. Louserindo Megah Permai is company that implemented supply chain management in each production process. In this research, performance measurement of supply chain management on stage finish product element process and finished product to deliver on LMP. The method used in measuring the performance is SCOR method wich is assisted by FAHP (Fuzzy Analytical Hierarchy Process) method in the process determining the weight of each metrics. From the results of these calculations it will be known indicators of company performance are low so that it can be given suggestions for improvement and known metrics what are affecting the performance of workers in LMP. This study is based on decline over the last 4 year (2010-2014) in LMP at the level of elevator sales and only increased by on average of only 10%. Therefore, companies need to measure supply chain performance to know the extent to which the company's supply chain performance has been achieved. 2. From the results of LMP supply chain performance measurement for the period of 2015, obtained a performance value of 73.82%, which is included in the category of Good according to Hvolby (2000). From the calculation on SCOR performance indicator that has been done, got 9 metrics that its performance value is low, that is: Delivery Performance to Customer Commit Date [60%],% Faultless Installation [55%], Days Payable Outstanding [25%], Rout Shipments Cycle Time [60%], Deliver Cycle Time [30%], Ship Product Cycle Time [60%], Load Vehicle &amp; Generate Shipping Documentation Cycle Time [60%] and Install Product Cycle Time [30%].</strong></p><p><strong> </strong></p><p><strong><em>Keywords</em></strong><strong> – </strong><em>Performance Measurements, Supply Chain Management, SCOR, Fuzzy Analytical Hierarchy </em><em>Process</em></p>


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 93
Author(s):  
Lia Fauziya ◽  
Ediyanto Sitorus

PT Swasembada Organis merupakan perusahaan yang belum pernah melakukan pengukuran kinerja secara sistematik menggunakan sistem pengukuran kinerja atau metode tertentu. Seiring berjalannya waktu banyak masalah yang terjadi di PT Swasembada Organis yaitu mengalami masalah dalam kinerja supply chain nya, bahan baku yang di dapat dari supplier mengalami kendala sehingga mengakibatkan terlambatnya supply bahan baku perusahaan, sehingga berdampak kepada supply ke KFC yang terlambat. Di karenakan hal yang demikian sehingga kinerja supply chain managemnet nya tidak baik, sehinga perlu diadakan penelitian yang membahas tentang pengukuran kinerja supply chain management. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur performa mana yang bermasalah dalam kinerja supply chain tersebut, dan kemudian menentukan strategi yang paling tepat untuk perbaikan kedepannya. Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan untuk mengukur performa supply chain adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR). Pengukuran performansi dalam penelitian ini juga didukung oleh metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan diolah menggunakan alat sintesis atau software yaitu Expert Choice 2000. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis menggunakan metode AHP, yang menjadi alternative strategi atau pengukur kinerja utama adalah Stabilitas Produksi, Lead time pemenuhan pesanan, Keakuratan Persediaan, Kinerja Pengiriman dan Memenuhi Kebutuhan Pelanggan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document