scholarly journals PENGEMBANGAN DESAIN SISTEM PROSES PEMURNIAN BIOGAS BERBASIS PALM OIL MILL EFFLUENT (POME)

2019 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 103-110
Author(s):  
Ali Nurdin ◽  
Era R. Finalis ◽  
Arfiana Arfiana ◽  
Fausiah Fausiah ◽  
Endro W. Tjahjono

Pabrik kelapa sawit menghasilkan 0,7 – 1 m3 limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) setiap ton TBS. Untuk pabrik sawit dengan kapasitas 30 ton tandan buah segar per jam, akan dihasilkan 6 ton minyak sawit, 6 ton limbah fiber, 10 ton cangkang dan limbah cair yang dapat menghasilkan listrik 1MW. Proses fermentasi limbah POME ini akan menghasilkan biogas dengan kandungan utama metana (CH4) sebesar 62%. Biogas adalah campuran gas yang diproduksi oleh sekelompok mikroorganisme dengan menguraikan material biodegradable pada kondisi anaerobik. Biogas sebagian besar terdiri atas 50% sampai dengan 70% metana (CH4), 30% sampai 45% karbon dioksida (CO2) dan sedikit kandungan gas lainnya seperti H2S, H2, N2, dan uap air. Untuk dapat memanfaatkan biogas hasil metanisasi dari POME untuk dikonversi menjadi listrik, maka biogas harus terlebih dahulu dilakukan permunian untuk menyesuaikan spesifikasi biogas sebagai bahan bakar gas dengan persyaratan mesin gas yang digunakan. Komponen-komponen di dalam biogas yang perlu dihilangkan ataupun dikurangi meliputi kandungan air, padatan, dan senyawa sulphur. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sistem proses pemurnian biogas dengan menggunakan Bioscrubber untuk mengurangi kandungan gas H2S dan Dehumidifier untuk mengurangi kandungan uap air dalam produk biogas sehingga dihasilkan biogas dengan spesifikasi yang sesuai dengan umpan Gas Engine.

2020 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
Author(s):  
Novio Valentino ◽  
Dwi Lukman Hakim ◽  
Hana Nabila Anindita ◽  
Zulaicha Dwi Hastuti

Produksi minyak mentah kelapa sawit yang mengalami peningkatan setiap tahunnya mengakibatkanmeningkatnya pula produksi limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME). POMEmemiliki kandungan organik yang tinggi sehingga tidak dapat dibuang secara langsung ke lingkungan.Di sisi lain, tingginya nilai COD dalam POME ini sebenarnya dapat memberikan potensi untuk konversilistrik dengan menangkap gas metana atau biogas yang dihasilkan melalui serangkaian tahapanproses peruraian POME. Dalam kajian ini dilakukan pendataan potensi POME dari Pabrik KelapaSawit (PKS) Sei Pagar serta perencanaan proses produksi biogas dari POME. Data yang didapatseperti nilai COD, BOD, TSS, dan debit digunakan sebagai basic engineering design produksi biogasdari POME. Dalam perencanaan proses dipilih reaktor CSTR untuk proses produksi biogas. Selain itu,dilakukan proses pre-treatment terlebih dahulu untuk menyesuaikan POME dengan kondisi optimumreaktor. Biogas yang dihasilkan akan dipurifikasi sebelum masuk ke gas engine dan diubah menjadienergi listrik. Dengan kapasitas limbah POME di PKS Sei Pagar yakni sebesar 15 m3/jam dan waktu3pengumpanan 16 jam diharapkan mampu menghasilkan 119 m /jam biogas yang kemudian dapatdikonversi menjadi energi listrik sebesar 532 kW.Kata kunci: POME, biogas, COD, CSTR, desain basis


Membranes ◽  
2021 ◽  
Vol 11 (8) ◽  
pp. 566
Author(s):  
Ruwaida Abdul Wahid ◽  
Wei Lun Ang ◽  
Abdul Wahab Mohammad ◽  
Daniel James Johnson ◽  
Nidal Hilal

Fertilizer-drawn forward osmosis (FDFO) is a potential alternative to recover and reuse water and nutrients from agricultural wastewater, such as palm oil mill effluent that consists of 95% water and is rich in nutrients. This study investigated the potential of commercial fertilizers as draw solution (DS) in FDFO to treat anaerobic palm oil mill effluent (An-POME). The process parameters affecting FO were studied and optimized, which were then applied to fertilizer selection based on FO performance and fouling propensity. Six commonly used fertilizers were screened and assessed in terms of pure water flux (Jw) and reverse salt flux (JS). Ammonium sulfate ((NH4)2SO4), mono-ammonium phosphate (MAP), and potassium chloride (KCl) were further evaluated with An-POME. MAP showed the best performance against An-POME, with a high average water flux, low flux decline, the highest performance ratio (PR), and highest water recovery of 5.9% for a 4-h operation. In a 24-h fouling run, the average flux decline and water recovered were 84% and 15%, respectively. Both hydraulic flushing and osmotic backwashing cleaning were able to effectively restore the water flux. The results demonstrated that FDFO using commercial fertilizers has the potential for the treatment of An-POME for water recovery. Nevertheless, further investigation is needed to address challenges such as JS and the dilution factor of DS for direct use of fertigation.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document