scholarly journals IMPLEMENTASI KONSEP LEAN MANUFACTURING GUNA MENGURANGI PEMBOROSAN DI LANTAI PRODUKSI

OPSI ◽  
2018 ◽  
Vol 11 (1) ◽  
pp. 14 ◽  
Author(s):  
Almer Panji Pradana ◽  
Mochammad Chaeron ◽  
Muhammad Shodiq Abdul Khanan

CV Marga Jaya (Pabrik II) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan paving/conblock secara masal. CV Marga Jaya (Pabrik II) selalu berusaha mengurangi pemborosan yang terjadi selama proses produksi paving/conblock. Pemborosan yang terjadi antari lain, adanya produksi berlebih, transportasi, waktu menunggu, dan cacat yang berlebih.  Lean Manufacaturing merupakan pendekatan yang bertujuan untuk merampingkan proses dengan mengurangi pemborosan yang terjadi selama proses produksi. Pendekatan konsep lean manufacturing dimulai dengan membuat big picture mapping, dilanjutkan dengan waste assessment model (WAM), diagram cause and effects, value stream analysis tools (VALSAT), usulan perbaikan waste yang terjadi, dan pembuatan descrete event simulation (DES). Hasil yang didapat bahwa waktu menunggu yang terjadi diperbaiki dengan menggunakan conveyor, produksi berlebih yang terjadi diperbaiki dengan melakukan perencanaan produksi, dan cacat berlebih yang terjadi diperbaiki dengan menggunakan 5W+1H dengan sebelumnya menggunakan konsep lean six sigma dan didapat nilai sigma sebesar 4,31 sigma. Simulasi proses menunjukkan dengan mengurangi pemborosan, kemampuan produksi naik 15,36% (penjemuran 30 hari) dan 147,20% (penjemuran 7 hari).

Author(s):  
Orlando Roque Da Silva ◽  
Alessandro Marco Rosini ◽  
Arnoldo J H Guevara ◽  
Angelo Palmisano ◽  
Delvio Venanzi

Lean Six Sigma is a management focused on quality and productive performance in operating systems. This article discusses the foundations of this methodology through of two different conceptions of management, Lean Manufacturing and Six Sigma. First of the article explain the DMAIC (define measure, analyze, improve and control) and their respective phases, after the Lean philosophy with the sipoc and value stream mapping techniques. The article aims to show integration of these two conception and their results. The methodology consisted in a theory was based on a literature search an exploratory research which consisted of three case studies in differences companies located in Sorocaba, São Paulo. In this article studies the applying of Lean Six Sigma and its results.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 143
Author(s):  
Reni Dwi Astuti ◽  
Lathifurahman Lathifurahman

Hasil observasi di PT. Holcim Indonesia Tbk, pabrik Cilacap, didapati banyaknya pemborosan di bagian pengepakan semen, termasuk banyaknya produk cacat kemasan, sehingga banyak semen tercecer dan harus mengulangi proses pengepakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pemborosan selama proses pengepakan menggunakan  pendekatan lean manufacturing dengan value stream mapping. Sementara tingkat kualitas dianalisis dengan metode six-sigma. Penyebab kecacatan produk dianalisis dengan fish-bone diagram. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk merancang ususlan perbaikan. Pemborosan yang teridentifikasi meliputi : transportation, motion, waiting, over processing, dan defect. Usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan yaitu dengan penggabungan stasiun penimbangan dan stasiun pemeriksaan, sehingga memberikan estimasi peningkatan  process cycle effisiensi  dari 39,1% menjadi 46,69. Sedangkan upaya untuk mengurangi cacat produk dilakukan dengan perawatan preventif mesin packer.


Author(s):  
Ahmad Fauzi ◽  
Moch Tutuk Safirin

XYZ is a company that produces Medical Devices. One of the products produced is 16x16 hydrophilic sterile gauze. One of the factors that affect the quality of a product is the presence of defects in the product and waste which results in a longer lead time for a product. The investigative stages used in this study are using tools: seven tools, Big Picture Mapping, Value Stream Analysis (VALSAT) and then analyzing the causes of defects using the Ishikawa diagram (fishbone chart) where the output of this study is a proposed improvement using the FMEA method ( Failure Mode Effect and Analysis) to eliminate defects and waste that occur. Based on the research results, it is known that the type of waste identified by the calculation of Value Stream Activity and obtained Value Added with a percentage of 84.4%, Non Value Added by 1.0% and Necessary Non Value Added by 14.5%. From the results of production output in December 2019 to November 2020 amounting to 2,650,200 boxes, the number of defects is 1,316 boxes with an average sigma level of 5.16, while in FMEA it is known that the largest defects are spots with an RPN value of 504 and a suggestion for improvement is to place Experienced operators who have gone through the recruitment and training stages on superior qualifications on one machine according to their skills who understand SOPs and operators are given good comfort in the production process.                                                                                                   Keywords: Lean Six Sigma, Seven Waste, DMAIC, FMEA, kasa steril hidrofil 16x16.


2021 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 56-62
Author(s):  
Daonil ◽  
Yuri M. Zagloel

Penelitian ini bertujuan untuk mengeliminasi waste pada lini produksi machining cast wheel dengan implementasi konsep lean manufacturing. Metode lean manufacturing yang digunakan adalah Waste Assessment Model (WAM) untuk identifikasi waste pada proses manufaktur dan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) untuk memilih mapping tools yang digunakan dalam analisis waste. Berdasarkan hasil analisis didapatkan tiga rekomendasi perbaikan yaitu modifikasi desain soft jaw mesin OP 20 (facing dan boring), aplikasi metode sampling pada proses OP 40 (leak test), dan penggabungan proses OP 70/OP 60 (washing). Hasil evaluasi rekomendasi didapatkan perbaikan pada lini produksi machining cast wheel berupa peningkatan kapasitas produksi menjadi 1,350 set per hari, penurunan reject rate menjadi 2%, dan efisiensi man power sebanyak 3 orang


Jurnal IPTEK ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 27-32
Author(s):  
Gian Restuningtias ◽  
Ni Made Sudri ◽  
Yenny Widianty

PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi pembuatan benang. Salah satu produk yang dihasilkan yaitu benang P100 (Polyester 100%). Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah berlebihnya target produksi disebabkan karena adanya aktivitas yang tidak bernilai tambah (waste). Untuk itu digunakan pendekatan lean manufacturing untuk mengurangi waste pada proses produksi benang ini. Metode yang digunakan adalah Waste Assessment Model (WAM) untuk mengidentifikasi waste yang dominan pada proses pembuatan benang P100 (Polyester 100%) dan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) untuk memilih detail mapping tools. Berdasarkan hasil pengolahan, diperoleh waste yang paling dominan adalah overproduction, inventory, dan motion. Rekomendasi perbaikan yang diberikan yaitu penambahan alat bantu (handtruck) pada pengambilan sliver di proses drawing , penambahan operator pada proses winding, melakukan forecasting untuk mengurangi waste overproduction, menerapkan metode pengendalian persediaan untuk mengurangi waste inventory, dan melakukan penukaran tata letak ruang QC dengan ruang shift untuk mengurangi waste motion. Hasil evaluasi rekomendasi diperoleh penurunan lead time dari 133,13 menit menjadi 115,13 menit dan usulan perbaikan ini meningkatkan nilai PCE dari 48,85% menjadi 56,46%. Kata kunci  : Lean Manufacturing, Waste, WAM , VALSAT ,  Lead Time, PCE


2017 ◽  
Vol 3 (4) ◽  
pp. 508-513
Author(s):  
Koay Boon Hui ◽  
Shahryar Sorooshian

This paper purpose is to investigate the benefits of Lean Six Sigma to the Malaysian automotive industry. Lean is an approach that seeks to improve flow in the value stream and eliminate waste. It’s about doing things quickly. Six Sigma uses a powerful framework (DMAIC) and statistical tools to uncover root causes to understand and reduce variation. It’s about doing things right (defect free). As global competition continues to grow, the pressure to improve becomes more andmore intense. Thus, a combination of both Lean and Six Sigma is born. This method provides an over-arching improvement philosophy that incorporates powerful data-driven tools to solve problems and create rapid transformational improvement at lower cost. Thus, this paper also tries to examine how the Lean Six Sigma can contribute and brings a positive impact to the automotive industry in Malaysia.


Author(s):  
Karla F. Madrigal ◽  
Erwin Martinez Gomez ◽  
Salvador A. Noriega Morales ◽  
Vianey Torres-Arguelles ◽  
Roberto Romero López

At the global level, the service industry represents a critical component for the economy and its growth trend is above of the other sectors. This sector alone is responsible for 63% of the gross domestic product and 45.5% of labor occupation worldwide. Despite its role in modern economies, the sector receives very little attention. In the literature, the authors have found the efforts that have been made to increase the efficiency and productivity of this type of organizations: adapting philosophies, tools, and/or techniques that were born to achieve this goal in the manufacturing industry, such as Lean manufacturing, total quality management, six sigma, lean six sigma, among others. The objective of this study is to perform an exhaustive literature review of the critical success factors reported in diverse studies of the implementation of these tools or philosophies in the service sector, as well as their differences, similarities, and results.


Author(s):  
Siti Hardianti, Neva Satyahadewi, Nurfitri Imro’ah

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya menggunakan metode Lean Six Sigma. Metode Lean Six Sigma dapat menunjukkan jalannya proses produksi sehingga diketahui pemborosan, kecacatan dan proses terjadinya produksi melalui value stream mapping. Lean Six Sigma dapat diterapkan di bidang industri, satu diantaranya adalah perusahaan CV. XYZ. Perusahaan tersebut memproduksi wajan dengan nomor 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28 dan 30. Wajan nomor 18 adalah wajan yang paling diminati konsumen. Tahapan dalam Lean Six Sigma dimulai dari define, measure dan analyze. Jenis kecacatan diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu sangat serius (A), serius (B), cukup serius (C) dan tidak serius (D) dengan jumlah observasi sebanyak 78 hari. Kecacatan terbesar terjadi di kelas cacat sangat serius yaitu sebesar 44,38%. Level sigma merupakan kemungkinan besar kecacatan yang akan terjadi jika memproduksi satu juta produk. Pada penelitian ini, level sigma yang dihasilkan kecacatan sangat serius adalah 3,2, sehingga dengan menggunakan nilai Defect Per Million Oppertunities (DPMO) dapat disimpulkan bahwa dalam satu juta produksi kemungkinan produk cacat sebesar 44.211 buah. Berdasarkan analisis Failure Mode and Effect Analyze (FMEA), diketahui penyebab kecacatan sangat serius dikarenakan material dengan nilai Risk Priority Number (RPN) sebesar 84. Sehingga dengan menggunakan kriteria penilaian RPN diketahui bahwa kecacatan yang disebabkan oleh material tergolong sedang.  Kata Kunci: Demerit, Failure Mode and Effect Analyze. 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document