scholarly journals Perbandingan Additive dan Multiplicative Exponential Smoothing Terhadap Prakiraan Kualitas Udara di Banjarmasin

2022 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 40-55
Author(s):  
Ahmad Yusuf ◽  
Kusrini Kusrini ◽  
Alva Hendi Muhammad

Kekhawatiran kesehatan manusia adalah salah satu konsekuensi penting dari rendahnya kualitas udara. Kondisi rendahnya kualitas udara setiap kota akan memberikan dampak jangka panjang seperti terjadinya pemanasan global serta efek rumah kaca antropogenik. Masalah kualitas udara biasanya terjadi pada daerah yang berada beberapa bagian negara seperti Pulau Kalimantan. Sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan dapat dikatakan sebagai paru-paru dunia seperti permasalahan kabut asap yang menyelimuti Kota Banjarmasin pada 2019. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan tingginya penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan perlu dikaji secara mendalam untuk mencegah hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah prakiraan kualitas udara yang akan terjadi. Data yang didapatkan dari BMKG Kota Banjarmasin merupakan bahan awal untuk prakiraan tersebut. Prakiraan kualitas udara akan menggunakan Triple Exponential Smoothing dengan 2 jenis pemodelan yaitu additive dan multiplicative, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan prakiraan kualitas udara di Kota Banjarmasin pada tahun 2021 dan 2022 menggunakan Additive dan Multiplicative Triple Exponential Smoothing. Pada prakiraan menggunakan metode tersebut, pembobotan pada nilai konstanta α, β, γ dapat menghasilkan nilai error yang kecil. Untuk menentukan perbandingan akurasi kedua pemodelan dilakukan dengan nilai RMSE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kualitas udara di Banjarmasin selama 2021 dan 2022 untuk polutan CO, O3, dan PM berada pada kategori aman untuk kesehatan manusia, sedangkan untuk polutan NO2 dan SO2 dinyatakan memiliki indeks yang tinggi sehingga kualitas udara dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup. Secara perbandingan, pemodelan multiplicative pada prakiraan CO (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.149), NO2 (α = 0.5, β = 0.024, dan γ = 0.022), dan SO2 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.037) memiliki akurasi tinggi dan nilai error yang kecil dibandingkan dengan pemodelan additive. Sebaliknya, pemodelan additive pada O3 (α = 0.5, β = 0.001, dan γ = 0.06) dan PM (α = 0.434, β = 0.001, dan γ = 0.213) memilik akurasi tinggi dan nilai error yang rendah dibandingkan pemodelan multiplicative. Kesimpulan yang didapatkan adalah perbedaan hasil prakiraan antara pemodelan additive dan multiplicative pada prakiraan kualitas udara di Banjarmasin karena pemodelan multiplicative digunakan apabila terdapat kecenderungan atau tanda bahwa pola musiman bergantung pada ukuran data. Dengan kata lain, pola musiman membesar seiring meningkatnya ukuran data. Sedangkan model additive digunakan jika kecenderungan tersebut tidak terjadi.

2020 ◽  
Author(s):  
Zhanduo Zhang ◽  
Xiaona Wang ◽  
Hui Gong ◽  
Xin Liu ◽  
Huijuan Chen ◽  
...  

1989 ◽  
Vol 16 (3) ◽  
pp. 387-405
Author(s):  
Rafael G. Moras ◽  
Eric L. Blair

Open Physics ◽  
2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 439-447
Author(s):  
Lijie Yan ◽  
Xudong Liu

AbstractTo a large extent, the load balancing algorithm affects the clustering performance of the computer. This paper illustrated the common load balancing algorithms and elaborated on the advantages and drawbacks of such algorithms. In addition, this paper provides a kind of balancing algorithm generated on the basis of the load prediction. Due to the dynamic exponential smoothing model, such an algorithm helps obtain the corresponding smoothing coefficient with the server node load time series of current phrase and allows researchers to make prediction with the load value at the next moment of this node. Subsequently, the dispatcher makes the scheduling with the serve request of users according to the load predicted value. OPNET Internet simulated software is applied to the test, and we may conclude from the results that the application of such an algorithm acquires a higher load balancing efficiency and better load balancing effect.


Author(s):  
Jeandro Bezerra ◽  
Rudy Braquehais ◽  
Filipe Roberto ◽  
Jorge Silva ◽  
Marcial Fernandez ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document