scholarly journals EVALUASI PERUBAHAN GARIS PANTAI PESISIR TIMUR BANGKA DENGAN METODE DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SYSTEM

2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 19
Author(s):  
Yogi Cahyo Ginanjar
2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 919
Author(s):  
Khairul Umami ◽  
Syawaludin A. Harahap ◽  
Mega Laksmini Syamsudin ◽  
Sunarto Sunarto

Pantai merupakan daerah yang sangat dinamis untuk berubah seiring bertambahnya waktu. Salah satu perubahan yang terjadi di daerah pantai yaitu perubahan pada garis pantai. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat perubahan garis pantai di pesisir Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak dari hasil overlay citra satelit Landsat. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai rujukan penelitian selanjutnya, serta sebagai informasi untuk instansi-instansi terkait dan pemerintah agar dapat memperhatikan kondisi keseimbangan fisik pantai di Pesisir Sayung. Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari citra Landsat 7 dan 8 dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2006 sampai 2016. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan menjelaskan masalah yang terjadi pada lokasi penelitian dengan pendekatan pemodelan dan sistematis. Metode analisis perubahan garis pantai dilakukan dalam program Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan pendekatan statistik End Point Rate (EPR) dan Net Shorline Movement (NSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan garis pantai di pesisir Sayung didominasi dengan kejadian abrasi yang sangat tinggi dengan luasan abrasi bernilai 116,48 hektar. Abrasi maksimum terjadi di Desa Timbulsloko, Abrasi minimum terjadi di Desa Sriwulan, Akresi maksimum terjadi di Desa Sriwulan, dan Akresi minimum terjadi di Desa Bedono.


Wetlands ◽  
2021 ◽  
Vol 41 (4) ◽  
Author(s):  
Dandan Yan ◽  
Xiuying Yao ◽  
Jingtai Li ◽  
Liping Qi ◽  
Zhaoqing Luan

2021 ◽  
Vol 14 (11) ◽  
pp. 13-24
Author(s):  
Anh Tu Ngo ◽  
Stéphane Grivel ◽  
Thai Le Phan ◽  
Huu Xuan Nguyen ◽  
Trong Doi Nguyen

The research focuses on using Sentinel-2 that can be integrated with the Digital Shoreline Analysis System (DSAS) as an effective tool for the determination of changes in the riverbanks and using linear regression to predict shoreline changes. The research applied the assessment of shoreline changes in the period of 2015- 2020 and forecast to 2025 in Laigiang river of the South Central Coast region of Vietnam. Based on the DSAS tool, parameters such as Shoreline Change Envelope (SCE), Net Shoreline Movement (NSM), End Point Rate (EPR) and Linear Regression Rate (LRR) were determined. The analysis results show that the accretion process in the Laigiang river in the period of 2015-2020 with the accretion area ranges from 81.47 ha. Meanwhile, the area of shoreline erosion only fluctuates around 54.42 ha. The rhythm of evolution is a determinant element for this transitional system.


2020 ◽  
Vol 2019 (1) ◽  
Author(s):  
Akhmad Rifai Setiabudi ◽  
Thonas Indra Maryanto

ABSTRAKPerubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Karawang hampir mencapai 50% dari panjang garis pantai yang ada saat ini. Perubahan dalam bentuk abrasi dan akresi ini berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui jarak dan laju perubahan garis pantai, serta perubahan maksimum abrasi dan akresinya. Perhitungan perubahan garis pantai menggunakan aplikasi Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan metode statistik Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Abrasi terparah terjadi pada segmen 5 di Kecamatan Tirtajaya dan akresi terparah terjadi pada segmen 16 di Kecamatan Cilamaya Wetan. Rata – rata abrasi dari tahun 1990-2018 di pesisir Kabupaten Karawang mencapai 101,28 m dengan laju 3,64 m/tahun. Sedangkan, untuk akresi mencapai 195,63 m dengan laju 7,04 m/tahun. Perbedaan waktu pengamatan dalam analisis perubahan garis pantai dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, memberikan hasil berkesesuaian dengan penelitian sejenis sebelumnya, untuk wilayah yang sama.Kata Kunci: garis pantai, DSAS, Kabupaten Karawang, abrasi, akresiABSTRACTCoastline of Karawang Regency changes almost 50% from total length of the coastline. The change is process of abrasion and accretion and it impacts quality of community life in the area. This tudy aims to calculate coastline change in term length of distance and its speed. The calculation uses Digital Shoreline Analysis System (DSAS) with statistical method of Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR). Maximum abrasion occurs in segment 5 of Tirtajaya District and maximum accretion occurs in segment 16 of Cilamaya Wetan District. Averaged coastline changes from years of 1990-2018 showed that abrasion has length of 101,28 m and the speed is 3,64 m/year. Meanwhile, accretion has length of 195,63 m and the speed is 7,04 m/year. This research observes the coastline change in different years with other earlier studies, and the results showed agreement with similar studies in the same area.Keywords: coastline, DSAS, Karawang Regency, abrasion, accretion 


JURNAL BUANA ◽  
2019 ◽  
Vol 3 (5) ◽  
pp. 1056
Author(s):  
Ladisa Syaharani ◽  
Triyatno Triyatno

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis perubahan garis pantai tahun 1988, 2003, 2018 dan 2) mengetahui luas perubahan garis pantai tahun 1988, 2003, 2018. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalam menganalisis perubahan garis pantai metode yang digunakan yaitu Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Metode perubahan garis pantai yang digunakan pada DSAS yaitu Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Metode untuk menghitung luas perubahan garis pantai yaitu overlay kemudian dihitung melalui calculate geometry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Laju abrasi pada tahun 1988-2003 mencapai -2.88 m/th dengan rata-rata jarak perubahan garis pantai yaitu -43.9 m sementara laju akresi yang terjadi sebesar 1.64 m/th dengan rata-rata jarak perubahan garis pantai 25.04 m. Tahun 2003-2018 laju abrasi yang terjadi yaitu -2.76 m/th dengan jarak perubahan garis pantai -42.37 m. Tahun 1988-2018 besar laju abrasi yang terjadi yaitu -1.98 m/th dengan rata-rata jarak perubahan garis pantai -34.39 m. laju akresi pada tahun 2003-2018 dan 1988-2018 yaitu sebesar 1.12 m/th dengan rata-rata jarak perubahan garis pantai sebesar 17.23 m dan 34.39 m. 2) Pada tahun 1988-2003 abrasi terjadi seluas 140.84 ha, pada tahun 2003-2018 luas abrasi yang terjadi meningkat yaitu 211.35 ha. Pada tahun 1988-2018 abrasi yang terjadi mencapai 305.12 ha. Luas akresi yang terjadi pada tahun 1988-2003 sebesar 54.35 ha, sementara pada tahun 2003-2018 luas akresi menurun menjadi 9.83 ha dan pada tahun 1988-2018 akresi terjadi seluas 17.24 ha.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document