scholarly journals Analisis Antrian Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 34-151-28 Jatiuwung Tangerang

UNISTEK ◽  
2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 37-41
Author(s):  
Khamaludin Khamaludin

Masalah antrian berhubungan dengan efesiensi dimana terjadinya antrian akanmengurangi kenyamanan pelayanan kepada pelanggan. Hal ini juga salah satunya yangterjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum(SPBU) 34-151-28 Jatiuwung, antrian initerjadi karena banyaknya fasilitas yang tidak sebanding dengan laju kedatangan pelanggan,sehingga kinerja pelayanan antrian belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenganalisis kinerja pelayan sistem antrian (SPBU) 34-151-28 Jatiuwung. Untukmembuktikan dugaan ini diadakan penelitian langsung ke lapangan dengan landasan teoriyang dianggap relevan, yaitu teori antrian atau line theory. Penelitian ini dilakukan diJatiuwung selama enam hari. Pengumpulan data pada studi kuantitatif ini menggunakan dataprimer yaitu observasi serta wawancara dan juga data sekunder yang diperoleh dariperusahaan dan juga diperoleh dari berbagai pustaka dan literature lainnya yang memilikirelevansi dengan sasaran penelitian seperti buku-buku teks mengenai sistem antrian. Analisisdari penelitian ini membuktikan bahwa kegiatan pelayanan antrian pada (SPBU) 34-151-28Jatiuwung Tangerang sudah optimal karena lama pelanggan mengantri masih berada dibawah standar pelayanan yang ditetapkan SPBU 34-151-28 Jatiuwung Tangerang. Alatanalisis dari penelitian ini adalah model antrian M/M/S (Multiple Channel Query System ataumodel antrian jalur berganda).Model yang diterapkan di SPBU 34-151-28 JatiuwungTangerang dengan 4 buah stasiun pengisian, dan berdasarkan perhitungannya SPBU 34-151-28 Jatiuwung Tangerang sudah optimal karena waktu terpanjang selama 480 detik yangdibutuhkan oleh seorang pelanggan dalam antrian tidak melebihi dari batas standar yaitu31.5 detik. SPBU Jatiuwung Tangerang sudah cukup meningkatkan kinerja pelayanannya.Kata kunci: antrian, pelayanan, pelanggan

2018 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 228-238
Author(s):  
Maat Pono

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja sistem antrian yang saat ini digunakan oleh RSUD Haji Makassar. Berdasarkan hasil penelitian, model antrian yang saat ini diterapkan pada bagian registrasi pasien rawat jalan di RSUD Haji Makassar menunjukkan kinerja yang belum begitu baik pada loket pendaftaran, adapun model yang saat ini digunakan adalah sistem antrian model jalur tunggal atau Single Channel Query System (M/M/1). Berdasarkan hasil observasi dan perhitungan menggunakan rumus dari model (M/M/1) diketahui pasien lama membutuhkan waktu berada dalam antrian adalah selama 57,27 menit serta orang dalam antrian sebanyak 21 orang dan ini terjadi pada periode waktu 09.00-10.00 sampai 10.00-11.00. Untuk pasien baru membutuhkan waktu berada dalam antrian selama 50 menit dan jumlah orang dalam antrian sebanyak 5 orang dan ini terjadi pada periode waktu 09.00-10.00 sampai 11.00-12.00. Alternatif yang dapat menangani masalah pada loket pendaftaran adalah dengan merubah komposisi server dengan menggunakan Multiple Channel Query System (M/M/s) melalui model ini waktu yang dibutuhkan pasien lama didalam antrian menurun menjadi 0,8 menit, serta pasien lama dalam antrian yang awalnya 21 orang menjadi 1,24 orang, dengan alternatif ini kinerja sistem antrian dapat lebih optimal.


2018 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 19-30
Author(s):  
Edi Susanto ◽  
Fidianti SE

Research on the comparative analysis of single channel queuing system and multiple channel query system with 2 fasilties and 3 facilities. This study aims to investigate how the optimal number of facilities due to the large queues waiting for their turn receive services especially Pajak Bumi dan Bangunan in the Office of Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Purwakarta.The analytical method used is the model M / M / 1 for single channel system query and M / M / S is used for multiple channel query system. based on the results of the analysis using the model found that the results of a query using a single channel system services Pajak Bumi dan Bangunan certainly not optimal due to the ability of the service itself 12 people per hour. On the other side using the model M / M / S found the average amount of time service during rush hour period 10:00 to 11:00 of 0:15 hours or can be 9 minute and an average queue length 1.0667. In contrast to the number 3 facility, the taxpayer at a busy period 10:00 to 11:00 can wait with a difference of only 0.0923 hours or 5:54 minutes and the number of queues waiting with an average of 0.1446.Suggestion research obtained in order to use the three facilities while maintaining the service with optimal. So that all service activities will not be interrupted and did not make the queue longer taxpayer.Keyword : Queue, single channel queuing system and multiple channel query system, services, tax payer


d'CARTESIAN ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
pp. 8
Author(s):  
Ripit Budiman ◽  
Djoni Hatidja ◽  
Marline S Paendong

The purpose of this research was to determine the queuing model and determine the characteristic length of the queue at PT. Bank Negara Indonesia Branch Office of Manado. Data collection was carried out for 5 days. The queuing system model used is the B:M/M/S Model (Multiple Channel Query System), the number of tellers that operating there are 7 tellers and the service used is First Come First Served, the arrival rate is Poisson distribution, and the service time is Exponential distribution. The result of this research shows the average number of arrivals is 42 customers who come per hour, and the average number of customers served is 9 customers served per hour. There are no customers in the 0.01 system, the average number of customers in the system is 6 customers, the time customers spend in the queue and is being served is 8-9 minutes, the average number of customers waiting in the queue to be served is 1 customer, and the average time of customers spend for waiting in the queue is 1-2 minutes.


2018 ◽  
Author(s):  
Dessy Agustina Sari

Dalam upaya peningkatan pelayanan terhadap para nasabah di perbankan selalu dilakukan perbaikan dengan berbagai sistem dan model sistem pelayanan, namun seiring dinamika yang berkembang selalu terjadi permasalahan antrian. Dalam penelitian dengan penerapan model M/M/S (Multiple Channel Query System) pada Teller Bank XYZ sudah baik karena waktu terpanjang yang dibutuhkan seorang nasabah dalam antrian hanya 0,0003 menit dan antrian terpanjang hanya sebanyak 0,0025 orang dan terjadi periode waktu jam 08.40 - 08.50 setiap harinya. Hal ini mengakibatkan peningkatan rata-rata jumlah nasabah yang mengantri pada periode waktu tersebut. Ini dapat dibuktikan berdasarkan perhitungan di atas bahwa pada jam sibuk yaitu jam 08.40 - 08.50 jumlah nasabah yang mengantri sebanyak 0,3471 orang dan ketika ada penugasan satu orang teller maka nasabah yang mengantri menjadi sebanyak 0,0025 orang, serta terjadi peningkatan jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan nasabah dalam antrian sebelumnya adalah 0,0433 menit menjadi 0,0003 orang. Oleh karena itu pada pimpinan Bank XYZ diminta untuk menambah sistem pelayanan agar pelanggan tidak mendapatkan antrian yang lebih panjang lagi.


2008 ◽  
Author(s):  
Jason D. McKinney ◽  
Vincent J. Urick ◽  
Frank Bucholtz ◽  
Carl Villarruel ◽  
Christopher Sunderman

2011 ◽  
Author(s):  
Linli Xu ◽  
Kenneth C. Wilbur ◽  
Sivaramakrishnan Siddarth ◽  
Jorge M. Silva-Risso

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document