scholarly journals Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Human Diploid Cell Dalam Proses Produksi Vaksin MR Dan Tinjauannya Menurut Islam

2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Nurfatimah Aprilianda Simatupang ◽  
Indra Kusuma ◽  
Siti Nur Riani

Latar Belakang :  Vaksin MR merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak 0 – 9 bulan. Produksi vaksin MR menggunakan Human Diploid Cell yang berasal dari janin yang sengaja di abortus menimbulkan kontroversi mengenai halal dan haram vaksin MR. Penggawa kesehatan masyarakat musti memahami dan memiliki dasar keilmuan untuk dapat menjawab kerisauan dan kontroversi mengenai kehalalan vaksin MR sehingga masyarakat menerima penggunaan vaksin MR sebagai bentuk preventif dari penyakit Measles. Menurut pandangan Islam, vaksin MR hukumnya mubah karena prinsip dharuriyah untuk menjaga hifdz nasb dan hifdz nafs. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi definisi operasional yang dipilih dengan teknik simple random sampling.  Hasil : Penelitian yang dilaksanakan menggunakan kuesioner didapatkan dari 100 responden. Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Human Diploid Cell  berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 13,51% pada tahun ketiga dan 11,11% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 62,16% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 24,32% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama . Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Vaksin MR berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 54,05% pada tahun ketiga dan 49,21% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 43,24% pada tingkat ketiga dan 42,86% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 2,70% pada tingkat ketiga dan 7,94% pada tahun pertama. Simpulan :  Tidak terdapat hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan pengetahuan mengenai Penggunaan Human Diploid Cell dalam Proses Produksi Vaksin MR. Menurut Islam, penggunaan vaksin MR menjadi mubah sebagai upaya menegakkan prinsip dharuriyah dalam menjaga keturunan bagi orang tua (hifdz nasb) dan menjaga nyawa anak dari ancaman penyakit Measles (hifdz nafs).

2021 ◽  
Vol 1 (12) ◽  
Author(s):  
Wahyu Fitrah Darwanto Nugroho ◽  
Indra Kusuma ◽  
Siti Nur Riani

Latar Belakang : Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan, atau protein antikgenik dari berbagai organisme tadi yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit-penyakit menular. Vaksin pertama kali tercatat pada tahun 1769, yang dipublikasikan oleh Edward Jenner, yaitu specimen yang berasal dari lesi lengan seseorang yang terinfeksi Cowpox. Human Diploid Cells (HDC) merupakan salah satu sel yang digunakan untuk mengkultur virus yang akan dijadikan vaksin. HDC yang berasal dari aborsi manusia ini banyak digunakan untuk mengkultur virus Polio IPV dan OPV, Rabies, Rubella, Measles, Varicella-Zooster, dan Hepatitis A. Tujuan : Vaksin polio merupakan vaksin yang diwajibkan pada anak yang dijadwalkan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dibagi menjadi dua jenis, IPV (Inactivated Polio Vaccine) dan OPV (Oral Polio Vaccine). Metode : Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi yang digunakan adalah mahasisa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi syarat. Cara pemilihan sampel dengan simple random sampling. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan persentase jumlah kuesioner Pengetahuan mengenai Human Diploid Cell berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 5% pada tahun ketiga dan 7% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 23% pada tingkat ketiga dan 28% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 9% pada tingkat ketiga dan 28% pada tahun pertama. Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan mengenai Polio berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 15% pada tahun ketiga dan 19% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 18% pada tingkat ketiga dan 31% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 4% pada tingkat ketiga dan 13% pada tahun pertama. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai Human Diploid Cell dalam vaksin Polio. Dalam pandangan Islam, penggunaan vaksin Polio hukumnya mubah karena prinsip Dharuriyat bertujuan untuk mempertahankan nyawa atau Hifdz an-nafs anak dari ancaman penyakit.


2014 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 56
Author(s):  
Putri Zalika Laila M.K

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah sekelompok sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah. Pada umumnya faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan tekanan darah dengan kejadian penyakit jantung koroner di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI periode Januari-Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional di bagian ilmu penyakit dalam Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI dan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan cara pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Dari 200 subjek penelitian, penyakit jantung yang mempunyai hipertensi sebanyak 100 dan yang tidak hipertensi sebanyak 100. Hasil analisis didapatkan jumlah pada subjek hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner sebesar 64(64%) sedangkan pada non hipertensi yang terkena penyakit jantung koroner didapatkan sebanyak 32(32%). Rasio prevalensi didapatkan adalah 2,00 dengan interval kepercayaan 95% antara 1,450-2,758. Hasil analisis chi-squeare didapatkan nilai X2 didapatkan hasil 19,251 dan nilai p: 0,000 yang artinya ada hubungan faktor risiko antara hipertensi dengan penyakit jantung koroner dengan taraf significant sangat bermakna. Hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner, penderita hipertensi berisiko 2 kali lebih besar terkena penyakit jantung koroner.


2016 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Dina Athanmika

<p>Merokok adalah perilaku penggunaan .Wabah tembakau atau rokok telah meracuni dan membunuh 4 juta penduduk dunia setiap tahunnya.  Berdasarkan laporan WHO tahun 2008 ditemukan 24,1% remaja pria Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok di Indonesia meningkat lebih cepat dibandingkan negara-negara lain. Pada kelompok umur 10-14 tahun, jumlah perokok meningkat dari 0.3% menjadi 1.4% dalam kurun waktu 18 tahun (1995-2013), dan pada kelompok umur 15-19 tahun terjadi peningkatan dari 7,1% ke 18,3%.  Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan bahwa terdapat 30,3% perokok aktif di Sumatera Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok didalam rumah Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh Utara Tahun 2014.Penelitian menggunakan desain <em>cross sectional</em>. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga  perokok yang berada di Kelurahan Tarok Kecamatan Payakumbuh   Utara   dengan   jumlah   sampel   162   responden   dan   dipilih menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat (Uji Chi-Square).Hasil analisis univariat didapatkan sebagian besar (89,5 %)  responden mempunyai perilaku merokok, 62,3% responden memiliki sikap negatif, terdapat 51,2% responden memiliki <em>perceive behavioral </em>yang tinggi, dan 56,8 % responden memiliki peran ibu rumah tangga yang tidak optimal. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peran ibu rumah tangga (p = 0,032 ; OR = 3,6), tidak ada hubungan sikap (p = 0,958 ; OR =1,18) dan <em>perceive behavioral </em>(p = 0,152 ; OR = 2,5) dengan perilaku merokok didalam rumah.penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan peran ibu rumah tangga terhadap perilaku merokok. menjalin kerjasama dengan tokoh masyarakat   dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada warga berupa penyuluhan kesehatan tentang merokok agar dapat menghentikan kebisaan merokok didalam rumah.</p>


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Retno Dewi Noviyanti ◽  
Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Kelompok anak sekolah (7-12 tahun) merupakan kelompok rentan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Sarapan pagi merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah. Sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah, sehingga prestasi belajar menjadi baik. Sarapan menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta. Metode penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada siswa dengan usia 9-12 tahun sebanyak 56 anak. Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Data kebiasaan sarapan pagi diperoleh dengan wawancara, data prestasi belajar diperoleh dari nilai ulangan harian. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar siswa melakukan sarapan pagi sebesar 78,6%, prestasi belajar sebagian besar dengan kategori tuntas sebesar 85,7% dengan nilai rata-rata 84,4 ± 8,09 SD. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar siswa SD Muhammadiyah Program Khusus Surakarta.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 85
Author(s):  
Nova Radiani Hasibuan

Pola asuh merupakan faktor yang sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Gampong  Sidorejo Kecamatan Langsa Lama Kota Langsa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita sebanyak 204 orang. Sampel sebanyak 75 ibu yang mempunyai balita. Pengambilan sampel secara simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara keseluruhan variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI, pengasuhan psikososial, penyiapan makanan, kebersihan diri dan sanitasi lingkungan dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) terhadap status gizi anak balita. Variabel pola asuh ibu (perawatan dan perlindungan ibu untuk anaknya, praktik menyusui dan pemberian MP-ASI dan praktik kesehatan di rumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan) merupakan yang paling dominan (berpengaruh) terhadap status gizi anak balita


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


2019 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 98-105
Author(s):  
Aulia Rahmwati

Diabetes mellitus gestasional merupakan suatu komplikasi kehamilan yang masih jarang diperhatikan banyak pihak. Rumah sakit kalisat merupakan rumah sakit rujukan daerah jember. Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya diabetes mellitus gestasional diantaranya usia, indeks massa tubuh, riwayat diabetes mellitus pada keluarga, riwayat pernah melahirkan bayi makrosomia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor resiko terjadinya diabetes mellitus gestasional. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan secara cross sectional dan tehnik samplingnya menggunakan simple random sampling dengan pengelolaan datanya mengambil data primer dengan menggunakan cheklist yang sudah dibuat peneliti. Hasil dari pengumpulan data adalah usia < 35 tahun (67,4%), IMT >25 (70,4%), tidak ada riwayat diabetes mellitus gestasional (90,1%), tidak ada riwayat pernah melahirkan bayi makrosomia (95,2%) sebagai faktor resiko diabetes mellitus gestasional. Maka sebagai ibu hamil perlu mengetahui adanya resiko diabetes mellitus gestasional dan perlu dilakukan pemeriksaan kadargula pada ibu hamil.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 57-62
Author(s):  
Ike Nesdia Rahmawati

Abstrak Kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja perawat telah diketahui dapat mempengaruhi turnover pada tenaga kesehatan. Informasi tentang hubungan kualitas kerja dan kepuasan kerja pada perawat masih sangat minimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini menggunakan disain penelitian survey ekspanatif dengan pendekatan cross sectional. Data didapatkan dari 32 perawat melalui simple random sampling dan dianalisis menggunakan partial least square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kualitas kehidupan kerja dan kepuasan kerja perawat. Meningkatkan kualitas kehidupan kerja perawat dapat menjadi strategi untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat.   Kata Kunci: Kualitas, Kepuasan Kerja, Manajemen, Keperawatan


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document