Human Care Journal
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

147
(FIVE YEARS 107)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi

2528-665x

2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 875
Author(s):  
Asfri Sri Rahmadeni

<p class="Normal1"><em>Commitment is the attitude or behavior of likes or dislikes shown by someone against the organization at work. Indonesia is recorded as a nurse who has a low organizational commitment (76%) so it harms services. This phenomenon in the hospital can be seen from the indicator of the high turnover rate of nurses which reaches 30.9% which exceeds the standard &lt;5%. Many factors affect organizational commitment. The purpose of this study was to analyze the Personal Factors Associated with Organizational Commitment of Hospital Nurses. This study is a cross-sectional analytic study and purposive sampling technique with a sample of 59 nurses. Chi-Square test results obtained personal factors that have a relationship with organizational commitment Nurse Hospital is age with p = 0,000 and education with p = 0,000, personal factors not related to organizational commitment are gender p = 1,053 and years of service with p = 1,147. Hospitals should conduct research/surveys on Organizational Commitment periodically as an evaluation material in the context of the organization's development and development in the future</em>.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 865
Author(s):  
Afrizal Afrizal

<p>Program imunisasi merupakan salah satu program untuk melindungi penduduk secara spesifik terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri pada tahun 2015 pada wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya paling tinggi (37,5%). Adanya kesenjangan ini menjadi dasar untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program imunisasi dasar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif  untuk melakukan evaluasi dari pelaksanaan program imunisasi dasar, dengan metoda wawancara mendalam, FGD, telaah dokumen dan observasi. Pada hasil penelitian diketahui bahwa ketenagaan untuk pelaksanaan imunisasi sudah memadai namun tenaga pelaksana imunisasi belum pernah mengikuti pelatihan khusus imunisasi, dana untuk pelaksanaan program sudah memadai, sarana dan prasarana sudah mencukupi, SOP pelaksanaan imunisasi sudah tersedia. Perencanaan imunisasi berdasarkan acuan dari dinas kesehatan, pelayanan imunisasi dilakukan di dalam dan di luar gedung, masih ada petugas imunisasi yang belum melaksanakan SOP. Pencatatan dan pelaporan  dimulai dari pembina wilayah ke puskesmas kemudian dilanjutkan ke dinas kesehatan. Supervisi dan bimbingan teknis sudah terlaksana dari dinas ke puskesmas, pimpinan puskesmas hanya supervisi secara berkala ke klinik/BPS belum  terlaksana supervisi ke posyandu saat pelaksanaan imunisasi. Cakupan imunisasi  masih belum mencapai target karena faktor pemahaman masyarakat, dan faktor teknis pelaksanaan program. Dari hasil penelitian masih perlu dilaksanakan pelatihan khusus imunisasi bagi tenaga pelaksana imunisasi di lapangan. Diperlukan koordinasi lintas sektoral yang maksimal dengan pemerintahan kecamatan dan kelurahan.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 854
Author(s):  
Ety Aprianti ◽  
Sri Suciana ◽  
Fery Musharyadi ◽  
Yona Firdali Ranti ◽  
Desi Noviayanti

<p>Posyandu is a health service organized by, from, for and with the community. Padang DKK 2016 Puskesmas pembantu Kurao has a low Posyandu level. The purpose of this study was to find out the description of the implementation of the Kurao posyandu activity in the Working Area of Nanggalo Health Center in 2019.</p><p>The purpose of this study was to find out how the Posyandu Cadre Characteristics and Evaluation of Posyandu Activity Implementation in the Work Area of the Kurao Sub-District Health Center in Nanggalo. This research is a quantitative and qualitative study using primary and secondary data obtained from Health Officers, cadres and the community who come to posyandu</p><p>The results obtained were more than half of respondents (56.6%) with the age category 26-45 years. Most respondents (80%) were married or married. More than half of respondents (63.4%) with &lt;5 years old category. Most respondents (83.4%) with a secondary education level category. More than half of respondents (76.6%) in the category of not working or housewives</p><p>A total of 11 posyandu are under the working area of the Kurao Preparation of information on Posyandu implementation is carried out 1 day before the implementation of Posyandu and preparation of facilities, the infrastructure has been completed. In the implementation of posyandu activities, there was an ineffectiveness in the implementation of the fourth table because not all cadres understood and were able to provide counseling materials related to health issues, because not all cadres received specific training. Cadres only get information through regular monthly meetings at cadre social gathering events. The Posyandu Information System has been arranged in detail. Policies, preparation, implementation and Posyandu Information System in the work area of the Kurao sub-pustu have not been prepared and implemented in full, there are still shortcomings. With this research, it is recommended that health workers in the Puskesmas be able to provide training and refreshment to cadres and be able to complete all the deficiencies that exist in the implementation of the posyandu activities</p><pre> </pre>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 845
Author(s):  
Trinanda Wahyuni

<p>Pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) RSUD Kota Padang Panjang dengan nilai di bawah 80, pelaksanaan program sudah berjalan tapi belum optimal.</p><p>Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian <em>mixed methods</em> dengan desain <em>explanatory sequential</em> dengan pendekatan <em>cross sectional</em>, pengambilan sampel menggunakan teknik <em>total sampling</em>. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu bulan Desember 2019 – Februari 2020. Data diolah kemudian dianalisis sampai tahap multivariate dengan uji statistik Chi_Square.</p><p>Hasil penelitian di RSUD Kota Padang Panjang dari analisis univariat diketahui pelaksanaan PPI  sebesar 62.3%. Analisis bivariat diketahui pengaruh variabel kebersihan tangan (pv=0.000, OR=13,694), penggunaan APD (pv=0. 001, OR=3,49), pengendalian lingkungan (pv=0. 008, OR=2,683), pelaksanaan pengelolaan limbah (pv=0. 000, OR=9,106), dan pelaksanaan penatalaksanaan linen (pv=0. 005, OR=2,762) dengan Pelaksanaan PPI di RSUD Kota Padang Panjang. Dan analisis multivariat didapatkan variabel kebersihan tangan paling mempengaruhi Pelaksanaan PPI di RSUD Kota Padang Panjang</p><p>Dapat disimpulkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kebersihan tangan adalah variabel yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan PPI. Diperlukan adanya pengawasan dalam setiap tindakan yang dilakukan petugas serta diberlakukannya sistem <em>reward</em> dan <em>punishment</em>.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 827
Author(s):  
Zulfita Zulfita ◽  
Eka Putri Primasari ◽  
Putri Nelly Syofiah

<p><em>Midwifery documentation has a large portion in the patient's clinical record that informs certain factors or situations during the midwifery care provided. In Puskesmas Lubuk Buaya, there are 94.12% of midwives who dont report the documentation of midwifery perfectly in according to requirements that must be reported. The research aims to analyze problems related to the completeness of midwife documentation of midwifery services in the work area of Puskesmas Lubuk Buaya. The method of this study is qualitative. This research was conducted in August - October 2019. The results of research was founded, Puskesmas Lubuk Buaya had followed according to government policy. Funding, human resources and infrastructure are quite adequate, just how to use and optimize it and how disciplined the officers are in using it. The planning of the Puskesmas Lubuk Buaya has been going well. However, for the completeness of documentation of midwives in providing midwifery services, SOAP documentation has not been applied to each patient. Midwives tend not to make SOAP because SOAP is not a mandatory report that must be reported every month to the Puskesmas. Evaluations are reviewed when submitting monthly report collections which are then recapitulated by the Puskesmas in the Puskesmas monthly report.</em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 836
Author(s):  
Yulia Arifin ◽  
Putri Nelly Syofiah ◽  
Novria Hesti

<p>Pemberian Makanan Pendamping ASI akan berkontribusi pada perkembangan optimal seorang anak bila dilakukan secara tepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ibu memberikan makanan tambahan antara lain faktor kesehatan bayi, faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan, faktor pendidikan, faktor pekerja, faktor petugas kesehatan, faktor budaya dan faktor ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI. Jenis penelitian ini analitik dengan  desain penelitian <em>cross sectional. </em>Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita usia 6-24 bulan. Sampel yang digunakan berjumlah 42 orang, diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpul melalui kuesioner yang telah disediakan dan teknik pengolahan data dengan langkah <em>editing, coding, entry</em> dan <em>cleaning</em>. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.Hasill penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna pada tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga dengan pemberian MP-ASI dengan p value 0,006, 0,041, 0,014. Ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI nilai <em>p value</em> 0,001. Kesimpulan penelitian ini, adanya hubungan karakteristik ibu dan dukungan keluarga dengan pemberian MP-ASI. Diharapkan pada semua tenaga kesehatan memberikan informasi yang terbaru kepada ibu secara rutin sehingga ibu memiliki informasi yang jelas tentang pemberian MP-ASI.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 813
Author(s):  
Novi Wulan Sari

<p>Data Depkes RI tahun 2014, ditemukan remaja SMP yang melakukan hubungan seks sebesar 5,3 % dan SMA 10,3%. Data KPAI Sumatera Barat, ditemukan 17 kasus perilaku seksual pranikah pada remaja 10 orang diantaranya adalah siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja di SMK Negeri 2 Bukittinggi. Jenis penelitian yang digunakan adalah <em>deskriptif analitik</em> dengan desain <em>cross sectional study</em>. Populasi seluruh remaja kelas X dan XI berjumlah 989 orang dengan teknik pengambilan sampel <em>simple random sampling</em> yang berjumlah 91 orang. Hasil analisis univariat didapatkan 16,5% remaja memiliki perilaku seksual yang beresiko. Sebesar 51,6% remaja terpapar terhadap media massa tentang perilaku seksual. Sebesar 13,2% pola asuh orang tua termasuk kedalam pola asuh permisif dan 33,0% termasuk kedalam pola asuh otoriter. Sebesar 56,0% teman sebaya mendukung tentang perilaku seksual. Hasil uji statistik didapatkan terdapat hubungan media massa (p = 0,007 dan OR 8), pola asuh orang tua (p = 0,006) dan dukungan teman sebaya (p = 0,026 dan OR 4) dengan perilaku seksual pada remaja. Disimpulkan bahwa ada hubungan media massa, pola asuh orang tua dan dukungan teman sebaya dengan perilaku seksual pada remaja.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 804
Author(s):  
Husna Fauziah ◽  
Roza Mulyana ◽  
Rose Dinda Martini

<p><strong>Latar belakang</strong>: Polifarmasi banyak ditemukan pada populasi geriatri dan berhubungan dengan efek samping dan lama perawatan di rumah sakit. Polifarmasi adalah penggunaan bersamaan enam obat atau lebih oleh seorang pasien. Mengidentifikasi dan menghindari polifarmasi dapat memberikan hasil yang lebih baik pada pasien usia lanjut dan membantu meningkatkan kualitas hidup. <strong>Tujuan</strong>: Meningkatkan pemahaman dalam mengidentifikasi dan menatalaksana polifarmasi pada pasien geriatri. <strong>Tinjauan Pustaka</strong>: Polifarmasi banyak ditemukan pada pasien geriatri dan berkaitan dengan kondisi penyakit dan pertambahan usia. Peningkatan penggunaan obat pada geriatri meningkatkan risiko negatif seperti peningkatan biaya perawatan, kejadian efek samping obat, interaksi obat, ketidakpatuhan pengobatan, penurunan status fungsional, dan sindrom geriatri. Beberapa strategi untuk mengurangi polifarmasi di kalangan pasien usia lanjut membutuhkan kerjasama multidisiplin. Penerapan kriteria AGS Beers dan kriteria STOPP / START meningkatkan kesesuaian obat pada pasien usia lanjut dan mengurangi polifarmasi. <strong>Kesimpulan</strong>: Diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang polifarmasi dan konsekuensinya pada pasien geriatri. Diperlukan implementasi instrumen dan metode untuk mengatasi polifarmasi pada praktek klinis sehari-hari pada pasien geriatri.</p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 798
Author(s):  
Rahmi Sari Kasome
Keyword(s):  

<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keakraban orangtua dan bullying dengan kejadian depresi pada remaja di kota bukittinggi. Sampel penelitian adalah siswa SMA di kota Bukittinggi yang berjumlah sebanyak 248 orang. Penelitian dilakukan pada enam SMA di kota Bukittinggi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Variable bebas dalam penelitian ini adalah keakraban orangtua, bullying. Dan variable terikat adalah depresi. Analisis data meliputi univariat, bivariate menggunakan chi-square. Untuk mengetahui kekuatan antara hubungan variable bebas dan variable terikat menggunakan Odd ratio.  Hasil analisis bivariate menunjukan terdapat hubungan bermakna antara variable keakraban orangtua dan depresi dengan nilai p=0,000 dan OR 10,308. Terdapat hubungan yang bermakna antara variable bullying dengan depresi dengan nilai p=0,000 dan OR3,445. Hal ini berarti bahwa remaja yang tidak akrab dengan orangtuanya memiliki peluang 10 lebih besar mengalami depresi. Begitu juga dengan remaja yang mengalami bullying berpeluang lebih 3 kali lebih besar mengalami depresi. Kejadian depresi pada remaja dikota bukittinggi berkaitan errata dengan factor keakraban orangtua dan bullying. Oleh sebab itu diharapkan kepada remaja agar dapar menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua dan sekolah dapat berperan aktif agar siswa dapat terhindar dari bullying dan dampak buruknya.</em></p>


2020 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 786
Author(s):  
Rani Marlina ◽  
Ikhsan Mujahid

<p><em>Latar Belakang: Hipertensi atau Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama menimbulkan kerusakan pada ginjal, jantung, dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.Tujuan: Menganalisa efektifitas jus jeruk dan jus tomat terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi </em></p><p><em>Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain Quasy Eksperimen dengan rancangan two group pre-test post-test design teknik purposive sample yaitu 15 responden jus jeruk dan 15 jus tomat. Uji statistik Independent sampel t-test.Hasil: Hasil penelitian rata-rata tekanan darah sistolik jus tomat sebelum 155,60±3.54159 dan setelah 130.20±6.57050. rata-rata tekanan diastolik sebelum diberikan jus tomat adalah 97,26±2.15362 dan setelah 81.33±4.08248. Dan rata-rata tekanan sistolik sebelum diberikan jus jeruk adalah 155,46±3.46135 dan setelah 137.26±4.09646. Tekanan diastolik mean sebelum diberikan jus jeruk adalah 97.86±1.24595 dan setelah 87.80±2.27408.Kesimpulan : Terdapat perbedaan signifikan rata-rata sistolik dan diastolik kedua kelompok terhadap perubahan tekanan darah pasien hipertensi dengan nilai t hitung sistolik 3.820 dan diastolik 4.482 atau t hitung &gt; t table dan p-value &lt;0.05. Jus tomat lebih efektif dibandingkan dengan jus jeruk untuk menurunkan tekanan darah </em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document