scholarly journals POTENSI DAN KELAYAKAN PENGEMBANGAN INSTALASI GIZI RSUD ARIFIN ACHMAD MENJADI PROFIT CENTER

2021 ◽  
Vol 44 (2) ◽  
pp. 155-166
Author(s):  
Rina Yurianti ◽  
Heryudarini Harahap ◽  
Arnawilis Arnawilis ◽  
Budi Hartono ◽  
Siska Mayang Sari

The development of dietary catering for outpatients is an opportunity to be one of the hospital profits centers. The study objective was to analyze the potential and the feasibility of the nutrition department as a profit center. The study design was cross-sectional. Data was collected through questionnaires and analyzed by descriptive and correlation analysis. The respondents were 70 inpatients families, 30 management hospital staff, and 32 nutrition department staff. A feasibility analysis was performed using Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Payback Period (PP), and BEP (Break-Even Point). The results found that there was a relationship between willingness and capacity to pay for main meals (p = 0.013), with an average price of main food Rp. 16,193 ± 9,060 for portion. Respondents from management staffs who agreed to the nutrition department to be a profit center were 90.0 percent and all nutrition staffs. The market aspect was described from the 10 highest diseases of inpatients become a potential market as follow up treatment for post hospitalized patients. The technical aspect shows that the hospital is located in a strategic area and has adequate facilities. The organizational and management aspects show the support and commitment from top management, the commitment of nutrition department staff, and eligible human resources. The economic and financial aspects were described from NPV 0, IRR initial capital. The study conclusion was the Nutrition Department of RSUD AA has the potential to develop into a profit center and is feasible to implement.Keywords: feasibility study, nutrition services, profit center ABSTRAKPengembangan katering diet kepada pasien post rawatan merupakan peluang menjadi profit center dari Instalasi Gizi RSUD AA. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis potensi dan kelayakan pengembangan Instalasi Gizi RSUD AA menjadi profit center. Desain penelitian adalah cross-sectional. Pengumpulan data potensi dilakukan menggunakan kuesioner. Responden adalah 70 orang keluarga pasien, 30 orang dari manajemen, dan 32 orang dari instalasi gizi RSUD AA. Analisis potensi dilakukan secara deskriptif dan uji korelasi. Analisis kelayakan dilakukan dengan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), Payback Periode (PP) dan BPE (Break Even Point). Hasil penelitian ditemukan ada hubungan antara kemauan dan kemampuan membayar makanan utama (p=0,013), dengan rata-rata harga makanan utama Rp. 16.193 ± 9.060 per porsi. Responden dari manajemen yang menyetujui Instalasi Gizi menjadi profit center adalah 90,0 persen dan semua responden dari instalasi Instalasi Gizi menyetujui menjadi profit center. Aspek pasar dapat dilihat dari 10 penyakit terbesar pasien rawat inap di RSUD AA tahun 2019 yang menunjukkan peluang pasar karena penyakit tersebut membutuhkan diet khusus tidak hanya selama perawatan di RS tetapi juga selama perawatan di rumah. Aspek teknis menunjukkan RSUD AA berada pada lokasi yang strategis, dengan luas yang memadai, dan fasilitas yang cukup. Aspek organisasi dan manajemen menunjukkan adanya dukungan dan komitmen dari top manajemen, komitmen pegawai instalasi gizi, organisasi pengelolaan instalasi gizi sudah mendukung dan jumlah tenaga yang mencukupi. Aspek ekonomi dan keuangan ditemukan dari NPV 0, IRR modal awal. Kesimpulan penelitian adalah Instalasi Gizi RSUD Daerah Arifin Achmad mempunyai potensi dalam pengembangan menjadi profit center dan layak untuk dilaksanakan.Kata kunci: pelayanan gizi, profit center, studi kelayakan

2015 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Ikhwanudin Sidiq ◽  
Yusuf Mauluddin

Penelitian ini tentang penentuan skala usaha yang ekonomis terhadap penggunaan mesin Roaster Coffee TJ 068. Skala usaha yang dimaksud yaitu ditinjau dari modal dan omzet pendapatan perusahaan apabila dalam proses produksinya menggunakan mesin tersebut. Mesin sangrai ini merupakan mesin sangrai kopi yang dibuat oleh perusahaan North dari Cina bertenaga listrik dengan kapaistas produksi 500 gram/batch dan harga mesin tersebut sangat mahal. Dengan permasalahan tersebut maka dilakukan peninjauan dari aspek finansial terhadap beberapa perusahaan yang berada di Garut sebagai pembandingnya. Metodologi yang digunakan dalam melakukan analisa finansial dan penilaian kelayakan ini adalah model harga pokok produksi, proyeksi rugi laba, proyeksi arus kas, Break Even Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Priod dan Analisa Sensitifitas. Berdasarkan dari hasil perhitungan analisa sensitifitas diperoleh bahwa skala usaha yang sesuai terhadap penggunaan mesin Roaster Coffee TJ 068 dalam proses produksinya dengan omzet pendapatan minimum sebesar Rp. 78.943.200 pertahun dengan modal awal sebesar Rp. 41.660.000.


UNISTEK ◽  
2019 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Khamaludin Khamaludin ◽  
Sutresna Juhara ◽  
Sodikin Sodikin

Seiring berkembang pesatnya dunia industri otomotif namun tanpa diimbangi pendapatan konsumen yang sesuai menuntut pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan kreativitas dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi di segala bidang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan menganalisis aspek pasar menggunakan metode SWOT, studi kelayakan dari aspek finansial diharapkan mampu memberikan gambaran kelayakan pengembangan bisnis produksi dan jasa Bengkel Bubut Cipta Teknik Mandiri. Bisnis dengan jenis usaha membuat dan memasarkan aksesoris motor ini layak untuk dijalankan dengan pertimbangan studi kelayakan pasar dan analisis aspek finansial berupa Payback Period (PBP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Break Even Point (BEP)


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 181-196
Author(s):  
Diana - Puspitasari

Wingko merupakan makanan tradisional yang berpotensi untuk dikembangkan. Diversifikasi produk wingko dapat dilakukan dengan menggunakan tepung beras merah dan tepung kedelai, yang diharapkan juga dapat meningkatkan kandungan gizi wingko.Tujuan penelitian 1) Mengetahui pengaruh proporsi tepung ketan, tepung beras merah, dan tepung kedelai terhadap kualitas wingko, 2) Mengetahui kelayakan finansial produk wingko. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial. Faktor 1 tepung beras merah dan faktor 2 adalah tepung kedelai.Parameter yang diuji adalah kadar air, abu, serat kasar, protein, dan uji organoleptik yang meliputi aroma, rasa, warna dan tekstur, serta uji ketengikan (secara fisik) dan uji mikrobia (secara visual). Pemilihan alternatif dengan metode Nilai Harapan. Parameter kelayakan finansial meliputi BEP (Break Even Point), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan PP (Payback Period).Hasil penelitian menunjukkan pelakuan B2K1 terpilih dengan total nilai harapan 7,66. Perlakuan ini memiliki persentase rendemen 9,75%, kadar air 13,48%, abu 1,96%, protein 6,45%, serat kasar 7,50%, perolehan skor pada parameter aroma 34,60%, rasa 45,60%, tekstur 40,00%, dan warna 13,30%. Hasil analisis finansial dengan parameter BEP, NPV, IRR, dan PP dapat disimpulkan bahwa rancangan usaha produksi wingko layak untuk dikembangkan.


INFOMANPRO ◽  
2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 10-16
Author(s):  
Robithoh Alam Islami ◽  
Sutanto Hidayat ◽  
Maranatha Wijayaningtyas

Pesatnya pertumbuhan jumblah penduduk dan meningkatnya rumah tangga menyebabkan kebutuhan akan perumahan baru semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu, dari sisi penyediaan jasa pembangunan perumahan, jumlah rumah yang terbangun belum mampu memenuhi pertumbuhan itu sendiri. Kondisi tersebut masih ditambah dengan adanya 3,4 juta unit rumah dengan kondisi tidak layak huni pada tahun 2014 yang masih perlu ditangani secara serius (Kemen PUPR). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan  kriteria investasi terhadap nilai pembangunan dan juga mengunakan analisis sesitivitas terhadap variable yang mempengaruhi investasi  Perumahan Grand Permata Ajung Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode perhitungan, meliputi pengolahan data pengujian kelayakan finansial, Net present Value (NPV)   Internal  Rate Of Return (IRR),  Payback Period (PBP), Break even Point (BEP) . Hasil analisis menunjukkan bahwa net present Value  NPV dapat diketahui = Rp 3.375.311.611 berarti NPV > 0 (nol), maka rencana pembangunan perumahan layak untuk dilaksanakan dan juga nilai tingkat pengembalian investasi (IRR) sebesar 19.99%,Net B/C sebesar 1.24,Payback Period proyek pembangunan Perumahan Grand Permata Ajung Kabupaten Jember terjadi pada tahun ke 3 lebih 5 bulan, BEP nilai pada proyek tersebut adalah Rp10.853.675.000, Berdasarkan hasil perhitungan maka proyek pembangunan Perumahan Grand Permata Ajung Kabupaten Jember bias di jalan kan menurut kriteria investasi.


2014 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 125 ◽  
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Abdul Muis Hasibuan ◽  
Agus Wahyudi

<p>Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.</p><p>Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakao</p><p>Limitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.</p>


2021 ◽  
Author(s):  
Sapmaya Wulan ◽  
Tya Mei Astuti

Dunia bisnis saat ini berkembang pesat pada kota-kota berkembang maka tidak dapat dipungkiri pula akan berkembangnya bisnis-bisnis yang ada saat ini. Berkembangnya bisnis tersebut dikarenakan banyakanya permintaan konsumen akan kebutuhan yang harus mereka penuhi. Kebutuhan yang semakin meningkat ini tentunya juga memerlukan sarana dan prasarana dalam pendistribusiannya karena tidak semua orang dapat membuat sendiri kebutuhan sandang yang mereka butuhkan oleh sebab itu mulai bermunculan industri- industri dibidang fashion. Butik merupakan toko pakaian ekslusif yang menjual berbagai macam pakaian yang berbeda. Untuk mendirikan Butik Lady Center perlu ada rancangan perkiraan biaya yang diperlukan, modal yang dibutuhkan dan benefit yang akan diperoleh. Sebelum rencana Butik Lady Center dilaksan akan terlebih dahulu perlu dilakukan Analisis Kelayakan Bisnis untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut. Untuk itu yang menjadi permasalahan penelitian iniadalah: Apakah rencana mendirikan Butik Lady Center di Pringsewu layak untuk dilaksanakan ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan rencana usaha Butik Lady Center di Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, dimana untuk metode kuantitatif digunakan tiga Kriteria Investasi yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR); Analisis Pay Back Period (PBP), dan Analisis Break Even Point (BEP)dan untuk metode kualitatif digunakan pendekatan non-finansial yakni aspek teknis, aspek pasar dan pemasaran, aspek yuridis (hukum), aspek birokrasi, aspek manajemen dan sdm, aspek ekonomis, dan aspek lingkungan. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh NPV =Rp 467.412.569; Net B/C = 1,19 ; IRR = 35,83%, analisis Pay Back Period selama 3 tahun 9 bulan 9 hari, dan analisis Break Even Point selama 3 Tahun 1 Bulan 26 Hari. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan bahwa rencana mendirikan Butik Lady Center layak untuk dilaksanakan (go).


2017 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 96-101
Author(s):  
Hendri Fadhli ◽  
Azhar Gani ◽  
Teuku Fauzi

ANALISIS KEUNTUNGAN AGROINDUSTRI PENGOLAHAN MINYAK KEMIRI DI KECAMATAN ULEE KARENGHendri Fadhli1,T. Fauzi2, Azhar3 1Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala ABSTRAKKemiri merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui serta memiliki ragam keunggulan, nilai ekonomis karena kemiri ialah salah satu dari hasil tani yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, mulai dari bumbu dapur, obat-obatan serta mengatasi kerontokan pada rambut. Perlu diarahkan suatu analisis usaha untuk kepentingan pengelolaan menyangkut dengan besarnya penggunaan modal yang keuntungan yang diperoleh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tinggakat keuntungan  yang diperoleh agroindustri pengolahan minyak kemiri yang berlabel Malem Diwa, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Pada metode analisis menggunakan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Rath (Net B/C), Pay Back Period (PBP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan minyak kemirio memberikan keuntungan, bersih pada tahun pertama ialah sebesar Rp. 44.999.479 nilai ini menunjukkan lebih besar dari BEP sebesar Rp. 20.770.260, BEP (Break-Even Point). BEP atau titik impas merupakan keadaan yang menggambarkan suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugianKata kunci : Pengolahan, minyak kemiri , keuntunganABSTRACTCandlenut is a renewable natural resource that has a range of advantages and economic value because it is one of agricultural products that is widely used as herb, drug and even hair loss prevention. A business analysis needs to be directed for the importance of management regarding the amount of capital use and the benefit earned. The aim of this study was to find out the level of benefit earned by a candlenut oil processing agroindustry labeled Malem Diwa. The method used in this study was a case study, while the data used was primary and secondary data. Furthermore, the analysis methods used were Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Rath (Net B/C) and Pay Back Period (PBP). The study result showed that candlenut oil processing provided benefit. The net benefit in the first year was Rp. 44,999,479. This number was greater than BEP (Break-Even Point), which was Rp. 20,770,260 million. BEP or Break-Even Point is a condition that describes a company which makes neither a profit nor a loss.Keywords: Processing, Candlenut Oil, Benefit 


2019 ◽  
Author(s):  
Muji Setiyo ◽  
Eko Muh Widodo ◽  
Muhammad Imron Rosyidi ◽  
Tuessi Ari Purnomo

Untuk mengkonversi kendaraan dari bensin menjadi LPG/Vigas, pemilik kendaraan harus mempertimbangkan biaya modal, biaya bahan bakar, dan biaya perawatan. Kalkulator ini dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu menghitung secara cepat berdasarkan parameter input yang dimasukkan. Parameter input tersebut meliputi: (a) perkiraan jarak tempuh, (b) konsumsi bahan bakar, (c) harga bensin, (d) harga LPG/Vigas, (e) biaya konverter kit dan pemasangannya, (f) biaya standarisasi mesin, (g) biaya perawatan dengan bensin, dan (h) biaya perawatan dengan LPG. Sebagai outputnya, kalkulator ini dapat menampilkan: (a) Break Even Point (BEP), (b) Payback period (PP), (c) Net Present Value (NPV), dan (d) Internal Rate of Return (IRR).


2018 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 170
Author(s):  
Muhammad Alkadri Perdana ◽  
Hutomo Atman Maulana

Investment in hotel business is a high-risk decision because it requires very large capital and aims to benefit in the future. To minimize risk and estimate the amount of profit to be obtained, a feasibility study of investment is needed. This study aims to find out the breakdown of the calculation of business investments made in hotels in Bengkalis Regency in detail. Feasibility Study is conducted to find out whether or not investment in hotel development in Bengkalis Regency is worthy. This feasibility study was carried out using the calculation of Break Even Point Analysis (BEP), Net Present Value (NPV), Pay Back Period Analysis and Internal Rate of Return (IRR). Research data collection was carried out through surveys, interviews and direct observation to the location. This study also uses secondary data from the Bengkalis Regency Central Statistics Agency. The results of this study show that Break Event Point (BEP) is 31 years 11 months 11 days, Net present Value (NPV) is Rp.2.536.661.016, and Internal Rate of Return (IRR) is 12,512%.


JUMINTEN ◽  
2020 ◽  
Vol 1 (5) ◽  
pp. 97-108
Author(s):  
Iqbal Yusriansyah ◽  
Budi Santoso

PT.XYZ berencana untuk membuat studi kelayakan pada bisnis produk software X miliknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kelayakan bisnis yang dilakukan oleh PT. XYZ secara kelayakan ekonomi, serta untuk mengetahui gambaran pada aspek finansial apakah proyek bisnis ini layak atau tidak untuk dilakukan. Untuk mengetahui kelayakan ekonomi pada bisnis ini, maka pada penelitian ini dilakukan analisa serta perhitungan kelayakan ekonomi dengan menggunakan perhitungan BEP (Break Even Point), PBP (Pay Back Period), NPV (Net Present Value), BCR (Benefit Cost Ratio) dan IRR (Internal Rate of Return). Hasil perhitungan pada penelitian ini didapatkan parameter nilai kelayakan ekonomi sebagai berikut, nilai BEP = 14,5 < N (45 Unit), nilai PBP = 2 Tahun 3 hari < N (5 Tahun), nilai NPV = Rp 30.082.787.134 > 0, nilai BCR = 2,88 > 1 dan terakhir nilai IRR = 70,58% > MARR (25%). Dari hasil perhitungan ini maka bisa dikatakan bisnis produk software X pada PT. XYZ fisibel secara ekonomi dan bisnis layak / dapat dilakukan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document