Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

86
(FIVE YEARS 59)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Pgri Semarang

2581-110x, 2581-088x

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 93-105
Author(s):  
Nanang Nasrulloh ◽  
Muhammad Ikhsan Amar ◽  
Sintha Fransiske Simanungkalit

Tempeh is made from soybeans, but it can be made from a variety of food ingredients. In addition to reducing the demand for soybeans, whose availability in the country is insufficient, the use of other ingredients as raw materials can add to the nutritional value of tempeh to become more complete. This study aims to prove the effect of yeast concentration and the effect of the proportion of soybeans and jali on the nutritional and organoleptic content of soybean and jali mixed tempeh. The design of this study used a factorial randomized block design (RBD) with two factors, namely the concentration of yeast and the proportion of soybeans and jali. Each factor consists of three levels of treatment with three replications. Yeast concentration level (k) is k1 with yeast concentration added 0.1%, k2 (0.15%) and k3 (0.2%). As for the proportion of soybeans and jali (p), namely p1 the proportion of soybeans: jali-jali with a ratio of 60:40, p2 (50:50) and p3 (40:60). The results showed that yeast concentration did not affect (P> 0.05) moisture, protein content, fat, carbohydrate, and fiber content as well as organoleptic properties of tempeh. The proportion has an incredibly significant effect (P <0.05) on ash, protein, fat, carbohydrate, and fiber content in tempeh. However, the proportion does not affect (P> 0.05 on ash content and organoleptic properties of tempeh. There is an interaction between yeast concentration and the proportion of tempeh to color. 


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 75-83
Author(s):  
Indah Eka Fariza ◽  
Novriyanti Lubis ◽  
Dang Soni

Minuman isotonik merupakan salah satu produk minuman ringan karbonasi atau non karbonasi yang dikonsumsi untuk meningkatkan kebugaran tubuh, mengandung gula, asam sitrat, dan mineral. Minuman isotonik dapat berasal dari air kelapa (Cocos nucifera L.) dan dapat dilakukan fortifikasi dengan madu, belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) serta sari buah sirsak (Annona muricata L.). Pengendalian suhu penyimpanan dan pemeriksaan nilai pH perlu dilakukan untuk produk minuman isotonik dalam mencegah pembusukan, sehingga produk memiliki umur simpan yang cukup lama. Selain itu, perlu dilakukan uji organoleptik untuk menilai mutu produk. Tujuan review ini yaitu memberikan informasi dan mengulas pengaruh suhu penyimpanan dan fortifikasi terhadap minuman isotonik dari air kelapa (Cocos nucifera L.). Metode yang digunakan dalam review ini yaitu studi pustaka. Hasil review yang diperoleh pada minuman isotonik berbahan baku air kelapa (Cocos nucifera L.) yaitu kadar Natrium memenuhi persyaratan SNI dengan kadar tertinggi yaitu 469,36 mg/kg, uji organoleptik telah memenuhi persyaratan SNI dengan penilaian aroma tertinggi yaitu 3,67 dan penilaian rasa tertinggi yaitu 3,92, namun nilai pH belum memenuhi persyaratan SNI.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 84-92
Author(s):  
Titisari Juwitaningtyas ◽  
Amalya Nurul Khairi

Mi adalah makanan yang terbuat dari tepung-tepungan yang mengalami gelatinisasi hingga mempunyai karakteristik kenyal dan elastis. Pengembangan produk mi telah mengalami modernisasi. Salah satu mi non-gluten yang telah komersial adalah mi berbahan baku tepung singkong. Tepung singkong berasal dari penyawutan ubi kayu yang diolah lebih lanjut dengan pengeringan dan penggilingan. Mi yang diproduksi secara tradisional ini mempunyai masa simpan yang pendek. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, ditambahkan ekstrak gambir dengan tujuan salah satunya sebagai anti-mikrobia. Kelemahan dari penggunaan ekstrak ini adalah rasanya yang pahit dan kenampakan yang kurang baik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai mi berbahan baku tepung singkong tersebut berdasarkan pengujian inderawi. Metode yang digunakan adalah dengan uji inderawi terhadap 30 orang panelis tidak terlatih. Atribut yang dinilai yaitu warna, aroma, tekstrur, dan kekenyalan. Sampel yang disiapkan memiliki 2 variabel perlakuan yaitu konsentrasi penambahan ekstrak dan lama waktu penyimpanan. Sampel dibuat dari tepung singkong tanpa penambahan ekstrak, dengan tambahan ekstrak 2%, dengan tambahan ekstrak 5%, dan tambahan ekstrak 7%. Lama waktu penyimpanan digunakan 0 hari (tanpa penyimpanan) dan 5 hari. Berdasarkan penilaian masing-masing atribut (warna, aroma, dan tekstur) dengan metode uji inderawi, diperoleh hasil bahwa panelis lebih menyukai sampel hari ke-0 (A0, A2, A5, A7). Pada perlakuan penyimpanan selama 5 hari terdapat penurunan mutu. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa sampel dengan penambahan ekstrak gambir mempunyai pengaruh yaitu semakin tinggi kadar ekstrak yang ditambahkan maka semakin rendah penurunan mutunya dan sebaliknya.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 9-19
Author(s):  
Nanda Oktavia ◽  
Tuty Shohibatuz Zakiyah ◽  
Annisa Septianing Putri Hidayat ◽  
Anugerah Dany Priyanto
Keyword(s):  

Beberapa daun seperti daun jambu  biji, sirsak, alpukat, dan kelor memiliki komponen kimia penting dalam mengatasi penyakit degeneratif. Kandungan ini seperti flavonoid dan polifenol yang bersifat sebagai antioksidan. Konsumsi bahan yang kaya antioksidan dapat menurunkan kadar Malondialdehyde dan Superoxide Dismutase dalam darah, salah satunya dengan konsumsi teh. Akhir-akhir ini telah banyak penelitian mengenai aktivitas antioksidan teh terhadap kadar Malondialdehyde dan Superoxide Dismutase. Namun, terdapat kekurangan informasi mengenai efek aktivitas antioksidan teh dari berbagai daun. Oleh karena itu, tujuan dari tinjauan ini adalah untuk meringkas dan mengumpulkan sudut pandang aktivitas antioksidan teh terhadap kadar Malondialdehyde  dan Superoxide Dismutase dari daun jambu biji dan beberapa macam jenis daun. Karakteristik tiap jenis daun memiliki persamaan komponen kimia dan perbedaan pada kadar tiap komponen tersebut. Komoditas daun jambu biji, teh (hijau, oolong, hitam), daun alpukat, daun sirsak, dan daun kelor memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda, diantara yang lainnya daun jambu biji memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Tingginya aktivitas antioksidan dari olahan daun dapat menurunkan kadar Malondialdehyde dalam darah. Sesuai dengan hal tersebut ringkasan ini dapat memberikan kontribusi untuk menjelaskan tinjauan komprehensif tentang aktivitas antioksidan teh terhadap kadar Malondialdehyde dan Superoxide Dismutase dari bahan yang kurang dimanfaatkan dan aman untuk dikonsumsi.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 26-35
Author(s):  
Rina Ningtyas ◽  
Shafira Alkhanisa Ramadhanti
Keyword(s):  

Bakso ikan gurame merupakan produk olahan ikan yang mengandung nutrisi dan kadar air yang cukup tinggi, sehingga bakso memiliki umur simpan yang cepat. Pendekatan solusi dari masalah ini adalah dengan membuat kemasan aktif yang dapat dikonsumsi (edible). Bahan yang diguanakan sebagai edible coating adalah Karagenan yang ditambah ekstrak bawang putih. Bawang putih dipilih sebagai zat antimikroba karena terbukti memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi ekstrak bawang putih sebagai senyawa antimikroba dalam kemasan aktif edible coating yang diaplikasikan pada produk bakso ikan Gurami terhadap masa simpan produk sebanyak 2% dan 3%, dengan pengujian yang dilakukan uji mikrobiologi (difusi sumur), kadar air, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan penambahan antimikroba bawang putih dapat meningkatkan daya hambat kemasan aktif edible coating terhadap pertumbuhan bakteri. Penambahan konsentrasi ekstrak bawang putih pada kemasan edible coating yang diaplikasikan pada produk bakso ikan Gurami mempengaruhi masa simpan produk hingga kurang dari 9 jam. Berdasarkan uji kadar air dan pH, konsentrasi ekstrak bawang putih yang paling baik sebagai kemasan edible coating pada produk bakso ikan Gurami adalah konsentrasi 2%.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 59-74
Author(s):  
Wila Hanindha Septyani ◽  
Ulya - Sarofa ◽  
Sri - Winarti
Keyword(s):  

Makaroni pada umumnya terbuat dari tepung terigu, namun untuk mengurangi impor bahan baku tepung terigu diperlukan bahan baku lokal pengganti tepung terigu. Tepung cassava dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Penambahan tepung biji nangka diperlukan untuk memperbaiki kandungan gizi pada makaroni. Ekstrak daun kelor sebagai pengganti air dan pewarna alami. Gum xanthan ditambahkan untuk memperbaiki karakteristik makaroni. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh proporsi tepung cassava dan tepung biji nangka serta konsentrasi gum xanthan dan penambahan ekstrak kelor sebagai pengganti air dan perwarna alami terhadap karakteristik makaroni yang dihasilkan, sehingga makaroni yang dihasilkan berkualitas baik dan disukai konsumen. Hasil penelitian menunjukkan makaroni tepung cassava dan tepung biji nangka (70:30) dan konsentrasi gum xanthan 2% merupakan perlakuan terbaik dengan nilai kadar air 10,776%, kadar abu 1,680%, kadar pati 65,781%, kadar protein 5,430%, kadar amilosa 19,741%, serat kasar 3,745%, aktivitas antioksidan 10,530%, cooking loss 2,691%, daya rehidrasi 102,676%, serta uji organoleptik yang menunjukkan nilai warna 3,96, aroma 3,04, rasa 3,32, dan tekstur 3,64.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 49-58
Author(s):  
Muhammad Rizki Purnama ◽  
Ibnu Malkan Bakhrul Ilmi ◽  
Muhammad Ikhsan Amar ◽  
Muhammad Nur Hasan Syah

Prevalensi penyakit kardiovaskuler akibat hiperlipidemia meningkat setiap tahun. Hal ini dapat ditangani dengan mengonsumsi makanan tinggi polifenol dan serat pangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek penambahan bubuk kokoa terhadap nilai proksimat, total polifenol, kadar serat pangan dan sifat organoleptik snack bar biji hanjeli. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga variasi penambahan bubuk kokoa; 5%, 7,5% dan 10%. Uji Kruskal-Wallis dan uji ANOVA digunakan untuk menganalisis data sifat organoleptik dan kimia. Penambahan bubuk kokoa berpengaruh nyata terhadap warna, rasa dan tekstur snack bar (p <0,05). Penambahan Bubuk kokoa memberikan perbedaan nyata (p <0,05) pada total polifenol snack bar. Snack bar dengan penambahan bubuk kokoa 7,5% merupakan formula terpilih dan memiliki komposisi kimia; energi (470 kkal), air (10,74%), abu (1,55%), protein (9,38%), lemak (23,88%), karbohidrat (54,44%), serat pangan (14,56%) dan total polifenol (125mg/100g GAE).


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 20-25
Author(s):  
Rifatul Masrikhiyah

Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan bertekstur padat.Tepung yang digunakan dalam pembuatan cookies biasanya menggunakan tepung terigu, harga yang mahal dan merupakan komoditi impor maka harus dilakukan substitusi tepung terigu dengan tepung mocaf. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui retensi kadar gluten dan kadar air cookies substitusi tepung mocaf. mengenai kadar inulin, serat dan sifat organoleptik cookies sebagai alternatif produk pangan tinggi serat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yang dicoba, yaitu proporsi tepung terigu dengan tepung mocaf yang terdiri dari 6 taraf yaitu: M1 = 100 : 0; M2 = 90 : 10; M3 = 80 : 20; M4 = 70 : 30; M5 = 60 : 40; M6 = 50 : 50. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf keyakinan (level of confidence) 95% apabila menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test) dengan tingkat keyakianan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung mocaf berpengaruh terhadap kadar gluten (p<0,05) dan kadar air cookies (p<0,05). Retensi kadar glutendari produk cookies sebesar 88,477 - 94,802%.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Azza Diniari ◽  
Taib Khaqiqi ◽  
Mely Chilmiati ◽  
Iffah Muflihati

Kerupuk bawang merupakan makanan ringan (snack) yang terbuat dari tepung terigu dengan tambahan bawang putih sehingga memiliki rasa bawang putih, gurih, dan lezat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis tepung terhadap kadar air dan uji organoleptik kerupuk bawang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan jenis tepung yang berbeda yaitu tepung singkong, tepung beras dan tepung ketan. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar air yaitu 2,14 – 2,17%. Uji deskriptif tertinggi adalah parameter gurih 3.80 perlakuan tepung singkong. Uji hedonik diperoleh kerupuk bawang yang paling disukai oleh panelis yaitu perlakuan tepung singkong.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 36-48
Author(s):  
Novriyanti Lubis ◽  
Riska Prasetiawati ◽  
Nuriani Rahayu Saidah
Keyword(s):  

Telah dilakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan sari buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dalam mempertahankan kualitas nasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari kondisi optimum pengawetan dengan sari buah jeruk nipis sehingga dapat mengawetkan nasi dan mengetahui seberapa lama sari buah jeruk nipis mampu mengawetkan nasi yang disimpan dalam alat penghangat nasi. Efektivitas dilihat dari kualitas nasi yang dihasilkan melalui pengamatan jumlah koloni dan sifat fisik nasi. Sari buah jeruk nipis ditambahkan dalam beberapa konsentrasi yaitu 0%, 0,46%, 0,93%, 1,40%, dan 1,87%. Pengamatan sifat fisik nasi dilakukan setiap selang waktu 12 jam berdasarkan perubahan warna, aroma dan rasa. Perhitungan jumlah koloni dilakukan setiap selang waktu 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian yang dilihat dari kualitas nasi, dengan mengamati jumlah koloni dan sifat fisiknya, pada konsentrasi 0,93% menunjukkan konsentrasi optimum yang efektif mengawetkan nasi


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document