Evaluasi Hydraulic Retention Time (Hrt) Terhadap Removal Chemical Demand (Cod) Dalam Pengolahan Air Lindi Menggunakan Aerobic Fluidized Bed Reactor (AFBR)
Sampah merupakan masalah utama disetiap kota besar di indonesia. Tumpukan sampah menghasilkan air lindi dengan kandungan organik yang tinggi. Beban organik yang tinggi dan meningkatnya laju alir lindi memerlukan kolam aerasi yang luas untuk mengolah lindi. Salah satu metode pengolahan air lindi yang tepat dan efisien dengan menggunakan proses anaerobik. Anaerobic Fludized Bed Reaktor (AFBR) merupakan salah satu reactor anaerobic dengan efisiensi tinggi. Zeolit digunakan sebagai media imobilisasi bakteri untuk meningkatkan efisiensi pengolahan secara anaerobic pada reactor AFBR. Penyesuaian model kinetika dilakukan pada tahap awal menggunakan data reactor fase batch untuk diaplikasikan pada AFBR fase continyu. Model kinetika untuk mengevaluasi pengaruh Hydraulic Retention Time (HRT) terhadap removal Chemical Oxygen Demand (COD) AFBR dengan zeolit sebagai media imobilisasi. Eksperimen dilakukan dalam tiga fase, yaitu fase batch, fase start-up, dan fase steady state. Fase batch bertujuan untuk menentukan konstanta model kinetika. Fase start-up bertujuan untuk memverifikasi konstanta model yang ditentukan dengan data batch pada AFBR saat masa start up. Fase steady state bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh HRT selama reactor beroperasi. Reaktor AFBR mencapai kondisi steady state tercepat pada HRT 10 dengan removal COD 73,40%. Hal ini membuktikan bahwa mikroorganisme tidak mengalami washout bahkan pada laju beban organik yang lebih tinggi sehingga mikroorganisme dapat menstabilkan populasinya. Data menunjukkan bahwa sCOD effluen (SCODeff) lindi TPA Piyungan mencapai nilai terendah pada kisaran 2.000 – 2.500 mg/L, Produksi biogas mengikuti fluktuasi nilai sCODeff. Pada kondisi steady state, nilai ini tidak dipengaruhi oleh HRT.