Tingginya tingkat konsumsi minyak goreng oleh Masyarakat Indonesia menjadikan minyak goreng digunakan sebagai food vehiclepada program fortifikasi vitamin A.Program tersebut dilakukan untuk mengatasi Kekurangan vitamin A (KVA). KVAsangat mempengaruhi kela

2018 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
LILY RESTUSARI ◽  
SRI WIDIA NINGSIH ◽  
YULIANA ARSIL

Tingginya tingkat konsumsi minyak goreng oleh Masyarakat Indonesia menjadikan minyak goreng digunakan sebagai food vehiclepada program fortifikasi vitamin A.Program tersebut dilakukan untuk mengatasi Kekurangan vitamin A (KVA). KVAsangat mempengaruhi kelangsungan hidup anak dan standar upaya penyelamatan proses kehamilan dan persalinan. Namun pemanasan yang terjadi selama proses penggorenganpada minyak dapatmerusak jumlah vitamin A yang difortifikasi. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan nilai retensi vitamin A di dalam kentang yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan fortifikasi dengan pengaruh suhu dan waktu penggorengan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental disain rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, suhu (140dan 170oC) dan waktu penggorengan (10 dan 15 menit) tanpa pengulangan.Sampel penelitian yang digunakan adalah kentang beku, minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan fortifikasi.Nilai retensi vitamin A kentang dan minyak goreng diukur dengan menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC).Analisis perbedaan dan interaksi variabel diolah dengan ANOVA dua arah. Berdasarkan luas area puncak vitamin A pada kromatogram sebelum dan setelah penggorengan, ditemukan kecenderungan penurunan persentase retensi vitamin A dari minyak goreng kemasan fortifikasi dibandingkan minyak goreng curah.Nilai retensi vitamin A pada kentang yang digoreng dengan minyak goreng curah adalah 217-251%,sedangkan retensivitamin A kentang yang digoreng dengan minyak goreng kemasan fortifikasi adalah 48-131%. Analisis ANOVA dua arah tanpa pengulangan untuk persen retensi vitamin A menunjukkan bahwa (p<0,05) variabel jenis minyak goreng berpengaruh secara nyata terhadap retensi vitamin A. Retensi vitamin A pada kentang goreng yang digoreng dengan minyak goreng curah jauh lebih tinggi dibanding minyak goreng kemasan fortifikasi

2013 ◽  
Vol 83 (2) ◽  
pp. 122-128 ◽  
Author(s):  
Cécile Renaud ◽  
Jacques Berger ◽  
Arnaud Laillou ◽  
Sylvie Avallone

Vitamin A deficiency is still one of the major public health problems in least developed countries. Fortification of vegetable oils is a strategy implemented worldwide to prevent this deficiency. For a fortification program to be effective, regular monitoring is necessary to control food quality in the producing units. The reference methods for vitamin A quantification are expensive and time-consuming. A rapid method should be useful for regular assessment of vitamin A in the oil industry. A portable device was compared to high-performance liquid chromatography (HPLC) for three plant oils (rapeseed, groundnut, and soya). The device presented a good linearity from 3 to 30 mg retinol equivalents per kg (mg RE.kg- 1). Its limits of detection and quantification were 3 mg RE.kg- 1 for groundnut and rapeseed oils and 4 mg RE.kg- 1 for soya oil. The intra-assay precision ranged from 1.48 % to 3.98 %, considered satisfactory. Accuracy estimated by the root mean squares error ranged from 3.99 to 5.49 and revealed a lower precision than HPLC (0.4 to 2.25). Although it offers less precision than HPLC, the device estimates quickly the vitamin A content of the tested oils from 3 or 4 to 15 mg RE.kg- 1.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document