scholarly journals Analisis Efektivitas Lajur Overlap dan Lajur Silang Sebagai Kontrol Kualitas Data Batimetri Multibeam Echosounder

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 36-51
Author(s):  
Eska Yosep Wiratama ◽  
Danar Guruh ◽  
Anang Prasetia Adi

Survei batimetri dengan menggunakan Multibeam Echosounder (MBES) sangat umum digunakan pada saat ini, berbeda dengan survei menggunakan Singlebeam Echosounder (SBES). MBES merupakan hasil pengembangan dari alat SBES yang menggunakan gelombang suara/akustik yang dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi, MBES menggunakan overlap antar lajur yang sesuai dengan IHO S-44 edisi 5 tahun 2008. Untuk mendapatkan data dengan kualitas yang tinggi, diperlukan adanya penjaminan kualitas atau Quality Assurance (QA) dan kontrol kualitas atau Quality Control (QC) yang diterapkan sejak perencanaan survei batimetri sampai dengan visualisasi data survei. Prosedur QA dan QC diterapkan untuk memberikan kepercayaan kepada pengguna atas data yang diambil. Standar minimal  yang  dipergunakan  dalam  pengujian  kualitas  data  batimetri  mengacu kepada standar IHO S-44 edisi 5 tahun 2008. Pada penelitian ini digunakan pendekatan dengan metode mixing kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan dalam menentukan proses penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan diantaranya penelitian mixing kualitatif dan kuantitatif dengan menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data, serta analisa data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu metode yang efektif dalam survei batimetri dengan menggunakan MBES. Dimana survei tersebut dapat dipertanggungjawabkan tingkat kepercayaannya. Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  dan  analisa  yang  telah  dilakukan,  terdapat beberapa  hal  yang  dapat  disimpulkan,  pada  pengujian  lajur  overlap  200%  dan 100%, di perairan Tanjung Priok (data primer) memiliki tingkat kepercayaan tinggi, hal ini dibuktikan pada hasil ordo tiap-tiap overlap yang mencapai prosentase ordo spesial 99,9%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lajur silang tidak diperlukan. Hal ini didukung dengan kondisi cuaca terang dan ombak tenang. Untuk pengujian lajur overlap 50% dan 25%, dari pengambilan data batimetri pada area yang sama perairan (Tanjung Priok), tingkat kepercayaan mulai menurun sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lajur silang diperlukan, ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat data yang masuk pada ordo 2 serta beberapa data dinyatakan tidak memenuhi ordo (undefined). Semakin besar overlap antar lajur membuat kualitas lajur yang diuji akan lebih bagus (overlap 100% dan overlap 200%). Pada dasarnya yang mempengaruhi kualitas data terlepas dari hal-hal teknis adalah faktor spasial yang meliputi kondisi geografis, topografi dasar laut dan area survei (laut lepas atau teluk yang terlindung dari ombak) juga  faktor temporal (suhu, curah hujan, kecepatan angin, cuaca) yang dapat berubah sewaktu-waktu.

2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 17-30
Author(s):  
Hery Kusworo ◽  
Danar Guruh Pratomo ◽  
Anom Puji Hascaryo

Dalam operasi SAR dan pencarian target, peta laut memiliki peran penting dalam memberikan informasi mengenai karakteristik dari fitur-fitur dasar laut. Informasi ini berguna dalam mapping objek dan pengambilan keputusan dalam menentukan metode SAR. Data utama dalam peta laut adalah data batimetri yang diperoleh dengan kontrol ketat melalui prosedur Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC). International Hydrographic Organization (IHO) menetapkan sebuah standar yakni Category Zones of Confidence (CATZOC) yang merepresentasikan kualitas dari survei batimetri. Penelitian ini menggunakan lajur silang sebagai data independen dalam pengujian kualitas data batimetri yang dibandingkan dengan lajur overlap dari Multibeam Echosounder (MBES). Pengujian dilaksanakan dengan 3 metode yakni 1. menguji lajur silang dan lajur utama yang bertampalan dengan lajur silang, 2. menguji 25 spot persilangan antara lajur utama dan lajur silang dan 3. menguji lajur overlap antar lajur utama di sepanjang lajur silang. Data hasil pengujian kualitas tersebut kemudian diuji kembali dengan metode analisis statistik untuk mengetahui sejauh mana data tersebut mampu mewakili kualitas data dari area survei. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa lajur silang lebih efektif digunakan dalam pengujian data karena tidak terpengaruh oleh karakteristik dari lajur utama. Secara umum data yang diuji 97.57% CL memenuhi Orde Spesial dengan 99.84% CL memenuhi ZOC A1. Kemudian hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa data dari lajur silang mampu mewakili kualitas dari area penelitian. Pada pengujian terhadap area survei, hasil uji sampel menunjukkan bahwa kualitas dari area penelitian tidak dapat mewakili kualitas dari area survei, hal ini dikarenakan terbatasnya sampel yang ada (lajur silang) untuk menguji data lajur utama pada area survei.


Author(s):  
B. C. Roy ◽  
Tanmoy Guha ◽  
R. Ekambaram

<p>High level of quality during design, design-build and construction stages is a fundamental requirement to ensure that structure serves its intended purpose. Establishment of a quality assurance manual is prime necessity. Lack of quality control during design, review and approving design drawings are major reasons for structural failures. Designers and design checkers need to work in tandem to ensure more adequate Quality Assurance &amp; Control (QA/QC).</p><p>In structural design Durability is a key parameter and becomes critical for service life of 100/120 years. In design build and construction stages controlling work quality is important to maintain performance standards. Tailor made quality plan for Design-build Contract is essential. Quality procedures, inspection and testing needs implementation in practice to verify full compliance and prevent occurrence of faults and defects towards durability and service life. This paper deals with Quality with special emphasis on durability in design and construction through case studies of design build contracts.</p>


2021 ◽  
Author(s):  
Jaqueline Driemeyer Correia Horvath ◽  
Marina Bessel ◽  
Natalia Luiza Kops ◽  
Flávia Moreno Alves Souza ◽  
Gerson Fernando Mendes Pereira ◽  
...  

BACKGROUND The credibility of a study and its internal and external validity depend crucially on the quality of the data produced. Quality control aims to monitor sampling errors and measurements during the execution of a study and is based mainly on two pillars: planning and standardization of procedures. OBJECTIVE The present article aimed to describe the stages of quality control in the POP-Brazil study and to present an analysis of the quality indicators. METHODS Quality assurance and control included several phases and processes that were initiated with the planning of the study and continued through the development of the project; thus, all centers were trained in loco. RESULTS The data were through a structured questionnaire and collection of biological samples, both performed by more than 250 trained and certified health professionals. Furthermore, to correct possible inadequacies, all 119 centers (public health units) received at least one monitoring visit, which evaluated the professionals' performance and the process of completing the online data platform. The data were monitored daily and were audited through the double entry of data, performed by the central team. The reliability of data was analyzed through the test-retest method, comparing data from the online platform and a second application of the interview, and conducted through telephone, also by the central team. The agreement between the test and retest was considered good (kappa between 0.59 and 0.74). Large multicenter clinical trials are the basis of medical evidence-based and health-based prevention, so their design, logistics, and quality processes should always be carefully considered. CONCLUSIONS This article presents the processes and quality indicators in the POP-Brazil study that allow other studies to generate reliable data.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document