Jurnal Chart Datum
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

83
(FIVE YEARS 31)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

2716-4632, 2460-4623

2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 37-46
Author(s):  
Dodik Armansyah ◽  
Widodo Pranowo ◽  
Yanu Madawanto ◽  
Octav Dirgantara

PLI (Peta Laut Indonesia) dan ENC (Electronic Nautical Chart) adalah produk utama Pushidrosal sebagai lembaga hidrogafi yang dipergunakan untuk keselamatan navigasi. Konvensi SOLAS (Safety of Life at Sea) mengatur bahwa peta navigasi laut yang legal adalah produk dari lembaga hidrografi yang menjadi perwakilan negara di IHO (International Hydrographic Organization). IMO (International Maritime Organization) telah mewajibkan program ECDIS (Electronic Chart Display Information System) mandatory terutama bagi kapal – kapal yang digunakan untuk pelayaran internasional. Hal tersebut mendorong semakin berkembangnya ENC (Electronic Nautical Chart) sebagai produk utama lembaga hidrografi. Pushidrosal mendistribusikan ENC dengan standar S-63. Standar ENC S-63 menjamin keamanan data melalui metode enkripsi. KAL (Kapal Angkatan Laut), Pangkalan Angkatan Laut dan Marinir memerlukan peta laut yang di-update secara periodik sebagai data referensi wilayahnya. Idealnya unit – unit tersebut mempunyai ECDIS agar dapat mengakses ENC S-63 sebagai produk yang update setiap bulan, namun terkendala oleh biaya yang mahal. Hambatan tersebut kini dapat diatasi dengan adanya software ECS (Electronic Charting System) OpenCPN yang dilengkapi dengan S-63 plugin. Dengan kemampuan tersebut, OpenCPN memberikan solusi bagi KAL, Pangkalan dan Marinir untuk dapat mengakses dan memanfaatkan produk ENC S-63, sehingga peta laut yang menjadi referensi adalah peta digital yang selalu dapat di-update secara periodik dengan mudah.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 17-36
Author(s):  
Robi Dwi Wijatmiko ◽  
Moh Qisthi Amarona ◽  
Fadila Muchsin

  Operasi amfibi merupakan salah satu proyeksi kekuatan militer dengan jalan mengintegrasikan berbagai jenis kekuatan kapal, pesawat udara, dan pasukan pendarat dalam suatu serangan terhadap Pantai   musuh. Dengan berkembangannya teknologi penginderaan jauh citra satelit saat ini diharapkan mampu untuk memberikan informasi- informasi terkait tentang pelaksanaan operasi pendaratan amfibi. Penelitian dilakukan di Pulau Bunguran Natuna dengan menggunakan citra satelit resolusi sangat tinggi Pleiades milik Airbus Defense and Space yang mempunyai resolusi spektral 0,5 meter. Dalam penggabungan citra satelit dan peralatan analisa spasial (yaitu indeks vegetasi, klasifikasi, dan regresi), informasi di area Pesisir seperti, batas garis Pantai , komposisi dasar laut, dan batimetri dapat di sediakan. Sebagai hasilnya, pada penelitian ini menggunakan  dan menganalisa citra satelit  Pleiades untuk pemilihan area terkait mendukung latihan dan operasi pendaratan amfibi dan memberikan informasi yang diperlukan dalam pelaksanaannya.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 11-16
Author(s):  
Russel Tambunan ◽  
Widodo Setyo Pranowo ◽  
Dian Adrianto

Metode admiralty merupakan metode pengolahan data pengamatan pasang surut yang dapat digunakan pada rentang waktu pengamatan selama 15 hari atau 29 hari dan menghasilkan 9 komponen pasang surut dan mempresentasikan jenis pasang surut yang terjadi pada suatu lokasi yaitu diurnal K1, P1 dan O1, semi-diurnal M2, K2, S2 dan N2, kuarter-diurnal M4 dan MS4. Penentuan konstanta harmonik pasang surut pada suatu Perairan dengan menggunakan metode admiralty akan menghasilkan variasi nilai dan jumlah konstanta komponen harmonik yang berbeda pada setiap Bulan dalam satu tahun dan berpengaruh pada prediksi elevasi pasang surut. Pada pengolahan data pengamatan yang dilaksanakan di Perairan Sendang Biru Malang dengan metode admiralty pada setiap Bulan  pada tahun 2020 diperoleh variasi nilai konstanta harmonik yang cukup signifikan dan mempengaruhi hasil data prediksi. Nilai Root Mean Square Error maksimum terjadi pada data prediksi hasil pengolahan konstanta komponen harmonik Bulan     Oktober dan nilai Root Mean Square Error minimum terjadi pada data prediksi hasil pengolahan konstanta komponen harmonik Bulan    Januari. Tipe pasang Perairan Sendang Biru Malang merupakan campuran condong ke harian ganda


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 47-62
Author(s):  
Irawan Prasetyo ◽  
Widodo Setyo Pranowo ◽  
Christian L. Tobing ◽  
Agung Kurniawan ◽  
Tunggul Puliwarna

Pulau Batam merupakan salah satu pulau di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Tetangga, sehingga perlu adanya antisipatif pertahanan untuk menghambat infiltrasi atau penyerangan dari ancaman yang bersifat agresif. obstacle buatan dapat menjadi pilihan untuk menghambat infiltrasi atau penyerangan namun dengan biaya yang cukup tinggi, disisi lain pembangunan obstacle sepanjang garis pantai dapat menimbulkan kesan provokatif terhadap negara tetangga dan juga akan mengganggu pemandangan wilayah pesisir Pulau Batam, sehingga perlu dikembangkan obstacle sebagai pertahanan pantai alami yakni ekosistem mangrove. Untuk memperoleh luasan mangrove secara cepat dan akurat digunakanlah perangkat Google Earth Engine dalam penelitian ini dan menggunakan model Random Forest untuk melakukan ekstraksi informasi mangrove secara sistematis. Berdasarkan hasil ekstraksi diperoleh informasi luasan tutupan mangrove yaitu 2323,7 ha dengan overall accuracy pada model yang dihasilkan adalah 95,8%. Verifikasi di lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata di lapangan dan dihasilkan informasi bahwa jenis mangrove yang dominan adalah Rhizopora Mucronata, Rhizopora Apiculata, dan Sonetaria Alba. Ekosistem vegetasi mangrove yang ada di sekitar Pulau Batam dengan didukung substrat dasar perairan yang mayoritas lumpur, mampu menghambar laju kendaraan pendarat bertipe amfibi dalam sebuah operasi infiltrasi, akan tetapi melihat fakta antara luas tutupan mangrove dan Pulau Batam secara keseluruhan yaitu 2323,7 ha : 39867,6 ha belum proporsional dan membuka celah pertahanan yang perlu ditanggulangi.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-10
Author(s):  
Tara Adventari ◽  
Widodo Setyo Pranowo ◽  
Dian Adrianto ◽  
Muhammad Ramdhan ◽  
Johar Setiyadi

Dari hasil relokasi kejadian gempa yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan inversi data Global Positioning System (GPS) menunjukkan bahwa terdapat celah seismik (seismic gaps) di selatan Jawa, yaitu wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun. Pada zona tersebut diperkirakan terjadi penguncian (locked) terhadap pergeseran lempeng (slip deficit) yang berakibat pada akumulasi pengumpulan energi dan berpotensi menimbulkan gempa megathrust yang bersifat tsunamigenik. Pada penelitian ini dilakukan pemodelan numerik tsunami menggunakan persamaan gelombang shallow water 2 dimensi dengan 3 skenario gempa megathrust akibat patahnya lempeng samudera di zona celah seismik selatan Jawa. Skenario patahan lempeng di selatan Jawa Barat menyebabkan gempa dengan Mw 8,9, di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebesar Mw 8,8, dan untuk skenario patahan dari Jawa Barat sampai Jawa Timur sebesar Mw 9,1. Dari hasil simulasi selama 10 jam menggunakan software TUNAMI N2, dihasilkan gelombang tsunami setinggi maksimum 6 meter di pesisir selatan Jawa untuk gempa berkekuatan Mw 8,9, 12 meter untuk gempa berkekuatan Mw 8,8,  dan 20 meter untuk gempa berkekuatan Mw 9,1. Propagasi dan travel time tsunami diamati oleh outlet-outlet ARLINDO berupa shallow pressure gauge (SPG) yang ditempatkan di jalur-jalur ARLINDO.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 63-71
Author(s):  
Novi Shobi Hendri ◽  
Hari Subagyo

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dalam hal ini khususnya kapal selam sangat memegang peran penting dalam menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yuridiksi nasional. permasalahan sering terjadi keterlambatan proses pemenuhan suku cadang baik sebelum ataupun selama KRI Kapal Selam melaksanakan tugas operasi di laut. Berdasarkan permasalahan yang tersebut di atas, peneliti mencoba menerapkan Teori Supply Chain Management (SCM) pada sistem perencanaan suku cadang yang diharapkan mampu memberikan solusi secara signifikan dalam usaha memenuhi dukungan kebutuhan suku cadang yang terintegrasi dari satuan-satuan pendukung perbekalan sampai distribusinya ke KRI Type Kapal Selam Dari hasil penelitian diperoleh hubungan antara  perencanaan terhadap kesiapan operasi KRI Kapal Selam belum maksimal karena masih terdapat 24,1 % faktor luar yang mempengaruhi perencanaan suku cadang. Dari hasil analisis diperoleh Nilai Korelasi Berganda (R) Variabel Penelitian yakni sebesar 0,573 untuk variabel Independen perencanaan. Ini mengandung arti bahwa variabel bebas perencanaan dapat memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,573 atau 57,3%. Variabel perencanaan bernilai positif hasil uji terhitung sebesar 9,056 lebih tingi dari pada T tabel sebesar 1,671 dan hasil uji signifikansi 0,000 lebih rendah dari pada 0,05.      


2021 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 21-32
Author(s):  
Hendrik Trio Mudho ◽  
Imam Bachrodin ◽  
Ahmad Lufti Ibrahim ◽  
Nawanto Budi Sukoco ◽  
Iska Putra Putra
Keyword(s):  

Pushidrosal ditetapkan sebagai Lembaga Hidrografi Nasional berdasarkan Perpres Nomor 62 Tahun 2016. Pushidrosal bertugas menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi yang meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut, dan keselamatan navigasi pelayaran baik untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum, dan menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut. Salah satu produk Pushidrosal yang digunakan secara resmi dalam pelayaran di kawasan Perairan Indonesia adalah peta laut. Pushidrosal menggunakan tiga tool software dalam pembuatan peta laut, salah satunya yaitu Caris HPD. Perangkat lunak HPD (Hydrographic Production) terdiri dari Source Editor, Product Editor dan Paper Chart Editor (PCE). Pembuatan dan pengelolaan Peta Laut Kertas menggunakan Paper Chart Editor (PCE). Peta kertas yang dihasilkan berupa format vektor atau raster dari gudang data, sehingga terjaga konsistensinya dari duplikasi data. 


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Joko Subandriyo

Halaman Depan Chart Datum Vol 6 No 1 2020


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 36-51
Author(s):  
Eska Yosep Wiratama ◽  
Danar Guruh ◽  
Anang Prasetia Adi

Survei batimetri dengan menggunakan Multibeam Echosounder (MBES) sangat umum digunakan pada saat ini, berbeda dengan survei menggunakan Singlebeam Echosounder (SBES). MBES merupakan hasil pengembangan dari alat SBES yang menggunakan gelombang suara/akustik yang dapat menghasilkan data batimetri dengan resolusi tinggi, MBES menggunakan overlap antar lajur yang sesuai dengan IHO S-44 edisi 5 tahun 2008. Untuk mendapatkan data dengan kualitas yang tinggi, diperlukan adanya penjaminan kualitas atau Quality Assurance (QA) dan kontrol kualitas atau Quality Control (QC) yang diterapkan sejak perencanaan survei batimetri sampai dengan visualisasi data survei. Prosedur QA dan QC diterapkan untuk memberikan kepercayaan kepada pengguna atas data yang diambil. Standar minimal  yang  dipergunakan  dalam  pengujian  kualitas  data  batimetri  mengacu kepada standar IHO S-44 edisi 5 tahun 2008. Pada penelitian ini digunakan pendekatan dengan metode mixing kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan ini digunakan dalam menentukan proses penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan diantaranya penelitian mixing kualitatif dan kuantitatif dengan menentukan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data, serta analisa data. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan suatu metode yang efektif dalam survei batimetri dengan menggunakan MBES. Dimana survei tersebut dapat dipertanggungjawabkan tingkat kepercayaannya. Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  dan  analisa  yang  telah  dilakukan,  terdapat beberapa  hal  yang  dapat  disimpulkan,  pada  pengujian  lajur  overlap  200%  dan 100%, di perairan Tanjung Priok (data primer) memiliki tingkat kepercayaan tinggi, hal ini dibuktikan pada hasil ordo tiap-tiap overlap yang mencapai prosentase ordo spesial 99,9%, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lajur silang tidak diperlukan. Hal ini didukung dengan kondisi cuaca terang dan ombak tenang. Untuk pengujian lajur overlap 50% dan 25%, dari pengambilan data batimetri pada area yang sama perairan (Tanjung Priok), tingkat kepercayaan mulai menurun sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan lajur silang diperlukan, ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat data yang masuk pada ordo 2 serta beberapa data dinyatakan tidak memenuhi ordo (undefined). Semakin besar overlap antar lajur membuat kualitas lajur yang diuji akan lebih bagus (overlap 100% dan overlap 200%). Pada dasarnya yang mempengaruhi kualitas data terlepas dari hal-hal teknis adalah faktor spasial yang meliputi kondisi geografis, topografi dasar laut dan area survei (laut lepas atau teluk yang terlindung dari ombak) juga  faktor temporal (suhu, curah hujan, kecepatan angin, cuaca) yang dapat berubah sewaktu-waktu.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 52-68
Author(s):  
Dainuri Syamsuddin ◽  
Dikdik Satria Muyadi ◽  
Anang Prasetia Adi

Side scan sonar merupakan instrumen single beam yang mampu menunjukkan gambar dua dimensional permukaan dasar laut dengan kondisi kontur, topografi dan target secara bersamaan. Teknologi ini merupakan penginderaan jauh akustik untuk pemetaan sedimen dan struktur dasar laut. Side scan sonar merekam energi gelombang akustik yang dipancarkan oleh hambur balik dasar laut sehingga mampu membedakan besar kecil partikel penyusun permukaan dasar laut. Pengaruh dari intensitas hambur balik tergantung pada tipe, magnitudo dan orientasi dari kekasaran dasar perairan yang dapat mendeskripsikan dasar laut. Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasikan dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dari side scan sonar pada pendeteksian target yang berupa pipa diperairan Balongan, estimasi dimensi dan posisi pipa, menentukan nilai amplitudo hambur balik pipa dan menganalisis respon hambur balik dari pipa. Pemrosesan data side scan sonar dilakukan menggunakan koreksi geometrik untuk menetapkan posisi yang sebenarnya pada pixel citra yang terdiri dari bottom tracking, slant range correction, layback correction dan koreksi radiometrik dilakukan untuk intensitas hambur balik pada digital number yang ditetapkan pada setiap pixel meliputi Beam Angle Correction (BAC), Automatic Gain Control (AGC), Time Varying Gain (TVG) dan Empirical Gain Normalization (EGN). Lokasi penelitian berada di sekitar Pelabuhan Balongan menggunakan instrumen side scan sonar C-MAX CM2 dengan frekuensi 325 kHz. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak SonarWiz 5 dengan melakukan beberapa koreksi yang kemudian data hasil olahan di ekstrak menggunakan perangkat lunak XtfTosegy selanjutnya di ekstrak dengan perangkat lunak Seisee untuk menghasilkan data dengan format *.txt dan hasilnya diolah dengan perangkat lunak Matlab untuk menampilkan grafik yang dapat menunjukan nilai amplitudo dari target yang terdeteksi. Dimensi objek hasil dari pengukuran target yaitu Target pipa 1 memiliki lebar (diameter) 0,9 meter, tinggi 0,64 meter, nilai amplitudo sebesar 23.420 – 32.000 mV dan memiliki nilai hambur balik sebesar -2,71 dB. Target pipa 2 lebar(diameter) 0,9 meter, tinggi 0,35 meter dengan nilai amplitudo 20.104 – 31.100 mV dan memiliki nilai hambur balik sebesar -3,06 dB. Sedangkan target substrat dasar perairan memiliki amplitudo hambur balik 4.480 – 17.660 mV dan nilai hambur balik -11,91 dB. Hasil analisa dapat diartikan bahwa target pipa 1 dan pipa 2 memiliki kekerasan yang lebih dibandingkan dengan dasar laut. Dilihat dari nilai hambur balik dan bentuk secara 2D dipastikan target pipa 1 dan pipa 2 terbuat dari besi dengan nilai impedansi akustik 478,85 x 105 kg/m2s dan koefisien refleksi 0,928.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document