scholarly journals Efektivitas Pemanenan Mikroalga (Spirulina platensis) dengan Metode Elektrokoagulasi menggunakan Tegangan yang Berbeda

2021 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 363
Author(s):  
Aidil Fadli Ilhamdy ◽  
Ginanjar Pratama ◽  
Jumsurizal Jumsurizal ◽  
Raja Marwita Sari Putri ◽  
Darma Saputra
Keyword(s):  

Penelitian budidaya Spirulina platensis skala laboratorium di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan, tetapi banyak kendala pada saat pemanenan yaitu mulai dari harga yang tinggi, cara pemanenan yang kurang efektif dan waktu pemanenan yang sangat lama. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode elektrokoagulasi dalam pemanenan S. platensis menggunakan tegangan yang berbeda. Tahapan penelitian meliputi budidaya mikroalga, proses elektrokoagulasi, dan pemanenan S. platensis, kemudian dilanjutkan dengan analisis biomassa S. platensis, komposisi proksimat, dan kualitas air (pH, suhu, dan kadar besi (Fe)). Perlakuan panen mikroalga dengan metode elektrokoagulasi menggunakan tegangan 0, 5, 10 dan 15 volt (kode masing-masing F0, F1, F2, dan F3). Panen biomassa terbaik dengan elektrokoagulasi dari perlakuan F3 adalah 6,05 gr/L. Hasil analisis proksimat S. platensis pada perlakuan F0, F1, F2, dan F3 berturut-turut yaitu kadar air sebesar 24,58%; 12,32%; 15,36%; 17,48%, kadar abu sebesar 26,56%; 22,42%; 26,53%; 34,99%, kadar protein sebesar 34,24%; 30,26%; 25,81%; 21,67%, kadar lemak sebesar 1,27%; 0,86%; 1,65%; 0,65%, dan kadar karbohidrat sebesar 13,35%; 34,15%; 30,66%; 25,22%. Hasil kualitas air perlakuan F0, F1, F2, dan F3 berturut-turut adalah pH 7, 7, 9, 8, suhu 32°C, 32°C, 32°C, 34°C, kadar besi (Fe) 0,1 mg/L; 8,01 mg/L; 12,58 mg/L; 12,29 mg/L. Perlakuan terbaik terjadi pada pemanenan F3 karena biomassa yang dipanen sangat tinggi.

1996 ◽  
Vol 97 (1) ◽  
pp. 175-179 ◽  
Author(s):  
Avigad Vonshak ◽  
Giuseppe Torzillo ◽  
Paola Accolla ◽  
Luisa Tomaselli

2018 ◽  
Vol 6 (7) ◽  
pp. 680-687
Author(s):  
Ewa Głowińska ◽  
Janusz Datta ◽  
Paulina Parcheta and Natalia Kaźmierczak

Author(s):  
Leonid E. Paramonov

A method for retrieving the absorption coefficients of Spirulina platensis pigments using absorption spectra of native cells and excluding the use of extracts is considered. Estimates of the intracellular concentration of chlorophyll a, С-phycoerythrin, С- phycocyanin and allophycocyanin in native cells are discussed.


2004 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 74-81
Author(s):  
K. Popa ◽  
A. Cecal ◽  
D.I. Kucureanu ◽  
G. Nemtoi ◽  
D. Simon ◽  
...  
Keyword(s):  

2016 ◽  
Vol 18 (2) ◽  
pp. 157-168
Author(s):  
N. V. Kozel ◽  
E. E. Manankina ◽  
Y. V. Viazau ◽  
I. A. Dremuk ◽  
S. M. Savina ◽  
...  

2000 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 91-95
Author(s):  
L. A. Denchikova ◽  
Yu. V. Skutaru ◽  
V. F. Rudik

2011 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
Author(s):  
Sorta Basar Ida Simanjuntak ◽  
Sukarti Moeljopawiro ◽  
Wayan Tunas Artama ◽  
Subagus Wahyuono

Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii. Penyakit ini sangat berbahaya pada hewan maupun manusia. Toksoplasmosis sampai sekarang masih sulit ditanggulangi. Untuk itu, dicari akternatif dengan cara pemberian imunostimulator, seperti Spirulina platensis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ekstrak Spirulina platensis yang paling potensial meningkatkan respon imun humoral dan mengetahui dosis Spirulina platensis yang efektif dalam meningkatkan respons imun humoral. Rancangan penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial. Faktor pertama adalah jenis ekstrak (ekstrak etil asetat, ekstrak air dan Spirulina platensis murni). Faktor kedua adalah dosis ekstrak (0, 5, 10, 15 mg/ekor mencit). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dengan dosis 5 mg/ekor mencit adalah yang terbaik meningkatkan respon imun humoral. Uji lanjut dengan Latin Square Design (LSD) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis ekstrak dan dosis ekstrak.


2019 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 06-16
Author(s):  
R. Seghiri ◽  
A. Essamri

Spirulina is a microalga used in traditional folk medicine in Morocco for the treatment of various health disorders. The wound healing activity of Moroccan Spirulina is unknown. In the current study, aqueous extracts of Spirulina platensis were investigated for acute toxicity and wound healing activity in Swiss Albino mice and White New Zealand rabbits, respectively. The LD50 (amount of substance required to kill 50% of the test population) of the microalga was greater than 5,000 mg/kg. Healing after application of the same amount of ointment on differently induced (mechanical, chemical, and thermal) wounds was about the same, over five weeks. Aqueous extract had remarkable healing activity on rabbits’ skin, possessing significantly greater healing effect for mechanical and chemical burns than controls. Moreover, the hair growing time was faster in treated groups; Spirulina-treated groups did not show any contamination with microbes compared to others. This study affirms that Spirulina platensis can be considered as a potential therapeutic agent for wound healing not only as a complementary medicine but also in conventional medicine.


2004 ◽  
Vol 24 (5) ◽  
pp. 415-421 ◽  
Author(s):  
Céline Couteau ◽  
Sèverine Baudry ◽  
Christos Roussakis ◽  
Laurence Coiffard
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document