capability maturity model integration
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

54
(FIVE YEARS 11)

H-INDEX

5
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 87-92
Author(s):  
Muhammad Isa Wibisono ◽  
Karmilasari Karmilasari ◽  
Aang Subiyakto

Pengembangan produk perangkat lunak merupakan salah satu faktor penting bagi organisasi untuk menghasilkan layanan produk digital yang berdampak pada digitalisasi proses pengembangannya. Banyak organisasi sistem informasi di Indonesia menghadapi tujuan itu dan berusaha mengevaluasi proses pengembangan perangkat lunak (PPL) dibuktikan dengan pembahasan penelitian tentang topik tingkat kematangan. Dalam penelitian ini dilakukan pada salah satu organisasi perusahaan telekomunikasi Indonesia sebagai penyedia produk digital. Hal ini bertujuan untuk menilai tingkat kematangan proses PPL saat ini sebagai titik awal peningkatan proses pengembangan organisasi untuk menghasilkan kualitas produk terbaik tanpa cacat. Organisasi perlu menilai dan mengevaluasi tingkat kematangan dalam meningkatkan dan kualitas produk serta analisis kematangan dapat digunakan untuk mengungkap kelemahan proses. Hasilnya, organisasi saat ini pada maturity level 2 (ML2) atau Managed, sedangkan untuk ML3 belum terpenuhi semua process area dengan pendekatan CMMI Roadmaps sebagai langkah berikutnya untuk mencapai maturity level 3 (ML3). Beberapa rekomendasi juga diusulkan untuk meningkatkan sisa process area yang belum memenuhi specific process.


Author(s):  
Rabiah Al Adawiyah ◽  
Yova Ruldeviyani

Institusi Finansial XYZ merupakan sebuah lembaga penelaah transaksi keuangan yang memiliki tugas dan kewenangan untuk menerima laporan transaksi keuangan dari para pihak pelapor, melakukan analisis terhadap laporan transaksi keuangan, dan meneruskan hasil analisis kepada aparat penegak hukum. Insiden hilangnya data pernah terjadi di Institusi Finansial XYZ pada tahun 2018 yang mengindikasikan Data Operations Management masih belum berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Maturity Level pada Data Operations Management di Institusi Finansial XYZ dengan menggunakan Capability Maturity Model Integration (CMMI) dan Data Management Body of Knowledge (DMBoK). Penelitian ini melakukan asesmen terhadap Maturity Level pada Data Operations Management di Institusi Finansial XYZ dan dari hasil asesmen tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk perbaikan Data Operations Management. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua belas sub-aktivitas Data Operations Management yang berada pada Maturity Level 2 dan ada tiga sub-aktivitas Data Operations Management yang berada pada Maturity Level 3. Rekomendasi diberikan untuk dua belas sub-aktivitas yang masih berada pada Maturity Level 2. Rekomendasi ini diharapkan dapat meningkatkan Maturity Level pada Data Operations Management sehingga Institusi Finansial XYZ dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk menelaah transaksi keuangan dan menghasilkan hasil analisis yang akurat.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 148-155
Author(s):  
Arief Deswandi ◽  
Barda Hudaya

Dalam proyek pengembangan perangkat lunak yang baik harus memiliki hasil dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan juga tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kualitas produk perangkat lunak yang dikembangkan menjadi sangat penting bagi perusahaan pengembang perangkat lunak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa masalah-masalah serta mengukur tingkat kematangan tentang kemampuan perusahaan selama proyek pengembangan berlangsung, terutama apabila perusahaan dengan sumber daya terbatas akan merasa kesulitan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak yang dihasilkan. Dalam penelitian ini akan digunakan metode Capability Maturity Model Integration (CMMI) level 3 yang merupakan pendekatan model dalam menilai skala kematangan sehingga dapat diketahui pada area proses mana saja yang telah memenuhi standar dan area proses mana yang masih belum memenuhi standar. Untuk melakukan penilaian digunakan SCAMPI-C dengan PST Tool pada 5 (lima) area proses pada CMMI level 3. Penilaian didasarkan pada kuesioner dan pengamatan dokumentasi proyek pada proses pengembangan perangkat lunak yang juga mendukung proses perbaikan. Penilaian kemudian dianalisis menggunakan Analisis Pareto untuk menentukan prioritas perbaikan. Proses pengembangan perangkat lunak yang sudah baik dari 5 (lima) area proses yang dianalisa adalah pada area proses OPD (Organizational Process Definition), OT (Organizational Training), dan PI (Product Integration). Sedangkan area proses yang belum memenuhi standar CMMI dan perlu diperbaiki secara skala prioritas terdapat pada area proses OPF (Organizational Process Focus), dan RD (Requirement Development) dengan nilai kumulatif 44% untuk OPF dan 68% untuk RD.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. e119922212
Author(s):  
Klauren Godoi Araújo Camargo ◽  
Felipe Neves ◽  
Antonio Celso Duarte ◽  
Napoleão Verardi Galegale ◽  
Marcelo Duduchi

Neste trabalho foram discutidos por meio de uma abordagem qualitativa, instrumentos de aferição de maturidade no desenvolvimento de software com uso de Scrum aplicados a 17 times de uma instituição financeira de economia mista. A prática de medição de maturidade já se faz presente mesmo em times que utilizam método tradicional de desenvolvimento, com utilização de modelos como CMMI – Capability Maturity Model Integration e ISO/IEC 15504 dentre outros, mas que se mostram bastante lineares em seus níveis. Assim, a empresa analisada optou por experimentar a utilização de um modelo mais informal e mais leve para obter de forma holística a percepção de seus times em relação a quatro dimensões:  cultura, desafios organizacionais, técnicos e insights recebidos de clientes e usuários, para evidenciar necessidades de melhoria e posterior proposição de planos de ação. O objetivo desse trabalho é analisar a aplicação do Squad Health Check Model (SHCM) em uma instituição financeira de grande porte e que utiliza o método Scrum para desenvolvimento ágil de produtos digitais. Nesse artigo são abordadas a natureza do SHCM, etapas e sua aplicação em um contexto específico.  Os resultados apresentados baseiam-se no compilado de percepções dos 17 times ágeis que aplicaram o Squad Health Check Model proposto pelo Spotify o que permitiu verificar que a utilização do modelo proposto por analistas do Spotify pode ser adaptada à realidade das empresas brasileiras pois apresentou resultados assertivos. Falhas e dificuldades estruturais foram evidenciadas pelo modelo que puderam ser constatadas ao se analisar os processos internos da instituição.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document