enteric septicemia
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

40
(FIVE YEARS 3)

H-INDEX

18
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 20 (1) ◽  
pp. 39-48
Author(s):  
Dung T. P. Tran

Genetic parameters were estimated for resistant traits against Enteric Septicemia of Catfish (ESC) on the first generation of selection on striped catfish. In total, 8,207 and 5,838 individuals from 147 and 130 full-sib families were challenged by Edwardsiella ictaluri causing ESC on fingerlings and tested growth in pond accordingly. Harvest body weight (HW), length (HL) and survival (SURGROW) from grow-out test and ESC resistant traits such as binary alive-dead survival (SUR) and time to dead (TIME) at different truncated points from challenged test of fingerlings were recorded. Heritability for each trait and genetic correlations among these recorded traits were estimated. High heritabilities were found for HW (0.48) and HL (0.47), and mostly from medium to high values were estimated for SURGROW (0.23), SUR (0.13 - 0.40) and TIME (0.25 - 0.39). Genetic correlations among different truncated SUR and TIME traits were almost highly positive (0.57 - 0.99). Genetic correlations among different truncated SUR and TIME traits with HW and SURGROW were low positive (0.10 - 0.40). In summary, selection for ESC resistance would not negatively affect the growth in fingerling stage.


Author(s):  
Nanang Muhson ◽  
Iesje Lukistyowati ◽  
Windarti .

Aglutinasi merupakan reaksi antibodi dan antigen dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan test kit untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan penyakit ikan dengan cepat. Untuk memahami apakah reaksi antigen-antibodi E. ictaluri dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit Enteric Septicemia of Catfish (ESC), sebuah penelitian telah dilakukan dari September hingga Desember 2018. Antibodi diproduksi dari kelinci yang diimunisasi E. ictaluri yang tidak aktif (dosis bertingkat, periode 4 minggu, 0,5; 1; 2; dan 3 ml / minggu masing-masing). Serum Antibodi dipanen pada minggu ke-5. Antibodi itu kemudian digunakan untuk mendeteksi keberadaan E. ictaluri pada ikan yang terinfeksi. Sepuluh ikan patin diinfeksi dengan E. ictaluri aktif (1 ml, 106CFU / ikan, injeksi intraperitoneal). Tiga hari setelah infeksi dan ikan menunjukkan gejala penyakit ESC, isolat E. ictaluri diambil dengan mengekstraksi hati dan ginjal dan kemudian isolat tersebut ditanam di media TSA selama 24 jam. Isolat E. ictaluri kemudian disebarkan dalam kaca slide, dan dicampur dengan antibodi E. ictaluri. Reaksi antigen-antibodi itu dipelajari. Reaksi positif ditunjukkan oleh adanya butiran, sedangkan reaksi negatif tidak menghasilkan butiran-butiran seperti pasir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen E. ictaluri yang dikumpulkan dari ikan yang terinfeksi ESC bereaksi positif terhadap antigen E. ictaluri dan butiran terbentuk dalam waktu 1 menit setelah antigen - antibodi direaksikan. Antibodi E. ictaluri menunjukkan reaksi negatif terhadap antigen bakteri lain. The accuracy of Rapid Diagnostic Test based antigen – antibody agglutination is identic with the result of E. ictaluri detection using PCR. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Uji Aglutinasi Slide dapat digunakan sebagai Tes Diagnostik Cepat untuk mendeteksi penyakit ESC pada ikan patin.


2018 ◽  
Vol 293 (6) ◽  
pp. 1365-1378 ◽  
Author(s):  
Huitong Shi ◽  
Tao Zhou ◽  
Xiaozhu Wang ◽  
Yujia Yang ◽  
Chenglong Wu ◽  
...  

2017 ◽  
Vol 210 ◽  
pp. 83-90 ◽  
Author(s):  
Seong Won Nho ◽  
Hossam Abdelhamed ◽  
Attila Karsi ◽  
Mark L. Lawrence

2017 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 41
Author(s):  
Setiadi Setiadi ◽  
Edi Farid Wadjdy
Keyword(s):  

Enteric Septicemia of Catfish (ESC) yang disebabkan oleh bakteri patogen Edwardsiella ichtaluri merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya ikan patin (Pangasius sp.) baik pada skala pembenihan maupun pembesaran. Upaya pengendalian penyakit ESC yang telah dilakukan selama ini melalui penggunaan antibiotik memberikan hasil yang belum optimal. Keterbatasan jenis antibiotik yang boleh diaplikasikan untuk pengobatan dalam budidaya menjadi hambatan dalam keberhasilan pengendalian penyakit ini. Oleh karena itu, perlu dicari solusi yang efektif dan aplikatif untuk mengendalikan penyakit ESC, salah satunya melalui vaksinasi. Kegiatan penelitian vaksin diawali dengan tahap penentuan isolat kandidat vaksin melalui uji patogenitas. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan isolat bakteri E. ichtaluri yang potensial sebagai isolat kandidat vaksin. Tahapan kegiatan terdiri atas penyiapan media, penyiapan isolat bakteri E. ichtaluri dan uji patogenitas. Dari kegiatan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa isolat asal Jatiluhur memiliki tingkat patogenitas lebih tinggi dibandingkan dengan isolat asal Sukabumi.KATA KUNCI: Edwardsiella ichtaluri; ikan patin; patogenitas


2016 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 99 ◽  
Author(s):  
Wiwik Susanti ◽  
Agustin Indrawati ◽  
Fachriyan H Pasaribu

<p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRACT</strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">One of major problem of striped catfish <em>Pangasionodon hypophthalmus</em> culture is enteric septicemia of catfish (ESC), bacterial disease of <em>Edwardsiella ictaluri</em>, caused of more than 50% of mortalities. This reaserch was aimed to determine pathogenicity of local isolate <em>E. ictaluri</em>. Thirty individu of five group fishes, 6–10 g in body weight, injected intraperitoneally with 0,1 mL of bacteria suspension of 10<sup>2</sup> cfu/mL; 10<sup>4</sup> cfu/mL; 10<sup>6</sup> cfu/mL; 10<sup>8</sup> cfu/mL; 10<sup>10</sup> cfu/mL; and PBS as control, were culture in 18 of 60×40×45 cm<sup>3</sup> aquarium for seven days. External organs of fish (skin and abdomen) and internal organs (liver, kidney, and brain) were examined macroscopicly and microscopicly. Internal organ sample were taken on the 5<sup>th</sup> day for histopatologic test while blood sample was on the 1<sup>st</sup>, 3<sup>rd</sup>, and 5<sup>th</sup> day after infection. Mortality rate was count to reach LD50. Clinical signs and pathology anatomy of co-infection fish showed vertical swim, petechial hemorrhage in the skin, dropsy, ascites in the abdominal cavity, pale liver and the kidney was dark red. Histopathology showed hydropic degeneration, fatty degeneration, hemorrhage and necrosis in the liver, melano <em>macrophage</em> center (MMC) and necrosis in the kidneys, hemorrhage, and inflammatory cell infiltrates were also found in the kidneys and brain. Decreased of hematocrit and hemoglobin values of all tread group were statistically significant different (P&lt;0,05) compared to controls. LD50 dose was 2,8×10<sup>4</sup> cfu/mL. The result indicated that <em>E. ictaluri</em> was very pathogenic on striped catfish <em>P. hypophthalmus</em>. </p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Keywords: <em>Edwardsiella ictaluri</em>, enteric septicemia of catfish (ESC), pathogenicity, striped catfish</p><p> </p><p> </p><p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRAK</strong><strong></strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">Salah satu kendala yang dijumpai pada budidaya ikan patin <em>Pangasionodon hypophthalmus</em> yaitu serangan penyakit bakterial. <em>Enteric septicemia of catfish</em> (ESC) adalah penyakit infeksi bakteri <em>Edwardsiella ictaluri</em> yang dapat menyebabkan kematian ikan patin sampai &gt;50%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui patogenisitas <em>E. ictaluri</em> isolat lokal pada ikan patin. Masing-masing 30 ekor ikan patin ukuran 6–10 g/ekor diinjeksi secara intraperitoneal dengan 0,1 mL larutan bakteri kepadatan 10<sup>2</sup> cfu/mL; 10<sup>4</sup> cfu/mL; 10<sup>6</sup> cfu/mL; 10<sup>8</sup> cfu/mL; 10<sup>10</sup> cfu/mL; dan PBS sebagai kontrol. Ikan dipelihara selama tujuh hari pada akuarium berukuran 60×40×45 cm<sup>3</sup>. Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis dilakukan terhadap organ eksternal (kulit dan abdomen) dan internal (hati, ginjal, dan otak). Pengambilan sampel organ internal untuk uji histopatologi pada hari kelima dan sampel darah untuk uji gambaran darah pada hari pertama, ketiga, dan kelima pascainfeksi. Jumlah kematian ikan dihitung untuk mendapat nilai LD50. Pengamatan gejala klinis dan patologi anatomi ditemukan ikan berenang vertikal, adanya bercak merah pada kulit, pembengkakan abdomen, asites, hati pucat, dan ginjal berwarna merah kehitaman. Hasil histopatologi terlihat terjadinya degenerasi hidropik, degenerasi lemak, <em>melano macrophage center</em> (MMC), nekrosa, hemoragi, dan infiltrasi sel radang pada hati, ginjal, dan otak. Penurunan nilai hematokrit dan hemoglobin pada perlakuan secara statistik berbeda nyata (P&lt;0,05) dengan kontrol. Dosis LD50 didapat 2,8×10<sup>4</sup> cfu/mL. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa <em>E. ictaluri</em> pada ikan patin bersifat sangat patogen.</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p>Kata kunci: <em>Edwardsiella ictaluri</em>, <em>enteric septicemia of catfish </em>(ESC), patogenisitas, patin</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document