thorium content
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

39
(FIVE YEARS 1)

H-INDEX

9
(FIVE YEARS 0)

2019 ◽  
Vol 26 (32) ◽  
pp. 33532-33540
Author(s):  
Rennan Cabral Nascimento ◽  
Yuri Jacques Agra Bezerra da Silva ◽  
Clístenes Williams Araújo do Nascimento ◽  
Ygor Jacques Agra Bezerra da Silva ◽  
Rayanna Jacques Agra Bezerra da Silva ◽  
...  

EKSPLORIUM ◽  
2018 ◽  
Vol 39 (1) ◽  
pp. 39
Author(s):  
Dany Poltak Marisi ◽  
Suprihatin Suprihatin ◽  
Andes Ismayana

Pemisahan unsur radioaktif dan logam tanah jarang yang dilakukan di PLUTHO menghasilkan limbah yang masih mengandung torium dan uranium. Limbah yang dihasilkan memerlukan pengolahan lanjutan agar ramah lingkungan. Tujuan penelitian adalah menurunkan kadar torium dan radioaktivitas dalam limbah cair proses pengolahan monasit pilot plant PLUTHO menggunakan koagulan fero sulfat. Pilot Plant PLUTHO merupakan suatu fasilitas yang didirikan untuk untuk memisahkan uranium, torium, dan logam tanah jarang (LTJ) dari mineral monasit dan mineral lainnya dalam skala pilot. Perlakuan variasi yang dilakukan pada penelitian adalah dosis koagulan dan pH. Pengukuran kadar torium dilakukan dengan metode Spektrofotometer UV-Vis, sedangkan pengukuran radioaktivitas dilakukan dengan alat ukur radiasi Ludlum Model 1000 Scaler. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimum koagulasi pada pH 8,0 dengan dosis koagulan FeSO4 225 mg/L yang dapat menurunkan kadar torium sebesar 45,20 % dan menurunkan radioaktivitas sebesar 100 % dari kadar torium dan radioaktivitas awal yaitu 0,73 mg/L dan 1,35 Bq/g. The separation of radioactive and rare earth mineral carried out in PLUTHO produces waste that still contains thorium and uranium. The resulting waste requires further processing to be environmentally friendly. The purpose of study is to reduce thorium content and radioactivity in liquid waste of PLUTHO monazite treatment process using ferro sulphate coagulant. PLUTHO Pilot Plant is one of facility that built to dissociate uranium, thorium and light rare earth from mineral of monazite. Variations of treatments applied in the research are coagulant dosage and pH. Thorium content is measured by Spectrophotometer UV-Vis method, whereas radioactivity is measured by radiation counting meter Ludlum Model 1000 Scaler. The result shows that the optimum condition of coagulation is in pH 8,0 with concentration of ferro sulphate 225 mg/L which may reduce thorium content up to 45,20 % and reduce radioactivity to 100 % out of its initial thorium content and radioactivity as much as 0,73 mg/L and 1,35 Bq/g, respectively.


EKSPLORIUM ◽  
2018 ◽  
Vol 39 (1) ◽  
pp. 17
Author(s):  
Ngadenin Ngadenin ◽  
Kurnia Setiawan Widana ◽  
Adhika Junara Karunianto

Eksplorasi torium di wilayah granit jalur timah pada lima tahun terakhir ditargetkan pada keterdapatan torium di cebakan timah primer maupun sekunder. Pulau Singkep adalah bagian dari Granit Jalur Timah, yang potensial terhadap keberadaan torium, sebagai cebakan primer maupun sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik keterdapatan torium pada laterit bauksit menyangkut kadar torium dan kaitannya dengan keterdapatan mineral radioaktif dan kandungan cerium (Ce), lantanum (La), itrium (Y), dan zirkon (Zr) pada laterit bauksit. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pengembangan eksplorasi torium pada cebakan laterit bauksit di Indonesia. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi, pengukuran kadar torium, dan pengambilan sampel konsentrat dulang untuk analisis mineral butir dan analisis kadar Ce, La, Y, dan Zr. Litologi yang menyusun daerah penelitian terdiri atas granit lapuk yang telah terubah menjadi laterit bauksit dengan kadar torium berkisar antara 25,9 hingga 177,8 ppm eTh. Konsentrat hasil pendulangan adalah konsentrat zirkon-ilmenit dengan kandungan mineral radioaktif terdiri dari zirkon, monasit, dan anatas. Kadar lantanum pada konsentrat zirkon-ilmenit adalah 0–412 ppm, cerium 0–80 ppm, itrium 27–82 ppm, dan zirkon 9.420–100.000 ppm. Keterdapatan torium pada endapan laterit bauksit di Pulau Singkep berhubungan erat dengan keterdapatan mineral zirkon, monasit, dan anatas. Karakterisrik keterdapatan torium pada endapan laterit bauksit mempunyai kemiripan dengan karakteristik keterdapatan torium pada cebakan timah primer dan sekunder. The thorium exploration in the last five years in the granite tin belt region is targeted at thorium availability in primary and secondary tin deposits. Singkep island is the part of granite tin belt which potential for thorium occurences either primer or secondary deposits. The purpose of this study was to determine the characteristics of thorium availability in bauxite laterite deposits concerning thorium content and its relation to the availability of radioactive minerals and cerium (Ce), lanthanum (La), Yttrium (Y), and zircon (Zr) contents on the bauxite laterite deposit. The data obtained from this study will be used as an evaluation material for the development of thorium exploration in bauxite laterite deposits in Indonesia. The methods used are geological mapping, thorium concentration measurements, and sampling of pan concentrate for mineral grain analysis and analysis of Ce, La, Y, and Zr contens. The lithology of the study area was granite that had weathered and turned into bauxite laterite deposit with thorium content ranging from 25.9 to 177.8 ppm eTh. The concentrate of the repeating result is zircon-ilmenite concentrate with radioactive mineral content composed of zircon, monazite, and anatase. La concentration on zircon-ilmenite concentrate is 0–412 ppm, Ce is 0–80 ppm, Y is 27–82 ppm and zircon is 9,420–100,000 ppm. Avaibility of thorium at the bauxite laterite deposit on Singkep Island is closely related to the zircon, monazite, and anatase minerals. Characteristics of thorium availability in the bauxite laterite deposit are similar to the thorium characteristics of the primary and secondary tin deposits.


EKSPLORIUM ◽  
2016 ◽  
Vol 37 (2) ◽  
pp. 63
Author(s):  
Ngadenin Ngadenin ◽  
Adhika Junara Karunianto

ABSTRAKPulau Singkep adalah bagian dari jalur timah Asia Tenggara, yang salah satu litologinya tersusun oleh granit Muncung. Keberadaan granit tersebut memungkinkan adanya cebakan mineral radioaktif yang prospek terhadap uranium dan thorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterdapatan mineral radioaktif  pada granit Muncung sebagai tahap awal untuk penilaian prospek uranium dan thorium di Pulau Singkep. Metoda yang digunakan adalah pengambilan sampel batuan granit, analisis petrografi sampel granit Muncung, analisis kadar uranium dan thorium serta analisis butir sampel konsentrat dulang yang diambil di wilayah granit Muncung. Mineral radioaktif pada granit Muncung adalah monasit dan zirkon sedangkan pada konsentrat dulang adalah monasit, zirkon, dan senotim. Persentase monasit dalam konsentrat dulang adalah 1,1 – 59,53 %, zirkon 0,68 –55,07 % dan senotim 0,39 – 3,54 %. Kadar uranium dalam konsentrat dulang adalah 30 – 1.346 ppm dan kadar thorium 557 – 13.200 ppm. Disimpulkan bahwa daerah di sekitar granit Muncung dianggap cukup prospek uranium dan thorium dan dapat dikembangkan ke tahapan eksplorasi lebih detail. ABSTRACTSingkep Island is part of Southeast Asia tin belt, which is one of the lithologies, composed of granite Muncung. Existence of granite allows formed deposits of radioactive minerals that prospect of the uranium and thorium. This research goal is to identify radioactive minerals occurrences on granit Muncung in the initial stage for prospect assessment of uranium and thorium in Singkep Island. The Methodologies are granite sampling, petrography analysis of Muncung granite samples, uranium and thorium content analysis and grain size analysis of pan concentrate samples. Radioactive minerals in Muncung granite are monazite and zircon, while in pan concentrate they are monazite, zircon, and xenotime.  The percentage of monazite, zircon, and xenotime in the pan concentrate are 1.1–59.53 %, 0.68–55.07 %, and 0.3–3.54 % respectively. The uranium and thorium content in the pan concentrate are 30–1,346 ppm and 557–13,200 ppm respectively. It concluded that the area around the Muncung granite considered prospect for uranium and thorium, and possibly developed into more detailed exploration stage.


2012 ◽  
Vol 573-574 ◽  
pp. 35-38
Author(s):  
Jin Sheng Liu

The extraction characteristics of Thorium nuclide play a decisive role in Thorium migration in groundwater and soil. This paper takes a set of Thorium extraction experiments for some tailings dam according to the Thorium content in tailings. These experiments are to achieve the lixiviation characters of Thorium under different conditions so as to ensure the accuracy of Thorium migration in groundwater and soil parameters set. Experiments results denote that neutral conditions make the Thorium migration weak while acidic conditions enhance the speed of migration in groundwater and soil. Therefore, acidic wastewater should not directly discharge into the tailings, or migration of thorium will be greatly enhanced.


2003 ◽  
Vol 36 (1-6) ◽  
pp. 537-539 ◽  
Author(s):  
T.A Salama ◽  
M.R El-Asser ◽  
V.P Perelygin ◽  
A.C Belov ◽  
L.I Kravets ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document