embedded figures
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

386
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

27
(FIVE YEARS 2)

2022 ◽  
Vol 28 ◽  
pp. 100227
Author(s):  
Ophélie Favrod ◽  
Andreas Brand ◽  
Eka Berdzenishvili ◽  
Eka Chkonia ◽  
Michel Akselrod ◽  
...  
Keyword(s):  

2021 ◽  
Author(s):  
Dominique Girard ◽  
Valérie Courchesne ◽  
Catherine Cimon-Paquet ◽  
Claudine Jacques ◽  
Isabelle Soulières

Abstract Background The question of cognitive prognosis is frequently asked at the time of autism diagnosis, often at preschool age. It remains however difficult to answer this question at such a young age, given the considerable heterogeneity of cognitive development trajectories and the challenges associated with intellectual assessment in autistic children, particularly among minimally verbal children. Methods The current prospective cohort study investigated whether early perceptual abilities measured at preschool age could predict later intellectual abilities at school age in a group of 41 autistic (9 girls, 32 boys) and 57 neurotypical children (29 girls, 28 boys). Participants were assessed at three time points during the childhood period (between the age of 2 and 8 years old) using the Wechsler Preschool and Primary Scales of Intelligence – Fourth edition as a measure of full-scale IQ and the Raven’s Colored Progressive Matrices as a measure of non-verbal IQ. The performance on two perceptual tests (Visual Search and Children Embedded Figures Test) as well as the frequency of perceptual behaviors served as predictors of later intellectual abilities. Results Early performance on perceptual tests measured at preschool age was positively related to later full-scale IQ in both autistic and neurotypical children. Furthermore, both perceptual behaviors and performance on perceptual tests measured at preschool age were associated with later non-verbal IQ in the autistic group. In contrast, only the performance on Children Embedded Figures Test was associated with later non-verbal IQ in the neurotypical group. Limitations: The sample size was relatively modest, with some attrition across time points, as expected in a sample including preschool minimally and non-verbal children. Conclusions Our findings support the important role of perception in autistic cognition. Early perceptual abilities may be a valid avenue for estimating general intelligence and non-verbal abilities at preschool age, particularly for minimally verbal autistic children.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 48-67
Author(s):  
Diana Marcela Montoya Londoño ◽  
Javier Taborda Chaurra ◽  
Carmen Dussán Lubert ◽  
Luz Stella Nieto Osorio

Objetivo: Establecer la asociación entre el estilo cognitivo y el autoconcepto en estudiantes universitarios, como variables que pueden influir potencialmente en el aprendizaje.Método: Investigación descriptiva correlacional de carácter transversal. Se trabajó con una muestra no probabilística de 547 estudiantes que de manera voluntaria participaron de la investigación. Se utilizaron como instrumentos el Test de Figuras Enmascaradas –Embedded Figures Test– (EFT) para determinar el estilo cognitivo en su dimensión de independencia-dependencia de campo, y el Test de Autoconcepto Forma 5 (AF5) para establecer el autoconcepto académico-laboral, social, emocional, familiar y el físico. Los análisis se realizaron utilizando un nivel de significancia del 5% y el software SPSS versión 23. Resultados:  el estilo cognitivo no se asocia con ninguna de las dimensiones del autoconcepto. Para el caso de los estudiantes hombres, el estilo cognitivo se asoció directamente con las dimensiones del autoconcepto académico-laboral y físico, o sea que cuando se incrementa el estilo cognitivo ‘independiente de campo’ (IC) también lo hacen las dimensiones del autoconcepto señaladas. Conclusiones: Dado que la asociación entre el estilo cognitivo y el autoconcepto, solo se evidenció para el caso de los estudiantes hombres, y solo para dos dimensiones, académico- laboral y física, sería pertinente continuar revisando en próximos estudios la asociación del estilo de procesamiento con estas dos dimensiones del autoconcepto, en otras muestras poblaciones, y con otros instrumentos.  Palabras clave: Estilo cognitivo, autoconcepto, dependencia de campo, independencia de campo, desempeño académico.


MATHEdunesa ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 579-588
Author(s):  
Hesti Ayu Ningtiyas

Representasi matematis penting untuk dikuasai siswa, karena membantu siswa untuk mengungkapkan ide-ide yang dimiliki siswa dalam berbagai bentuk representasi. Salah satu hal yang mempengaruhi perbedaan representasi siswa dalam menyelesaikan masalah adalah gaya kognitif siswa. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi matematis siswa SMA ditinjau dari gaya kognitif field dependent dan field independent. Subjek dalam penelitian yaitu dua siswa SMA kelas XI berjenis kelamin laki-laki dan berkemampuan matematika tinggi, yaitu satu siswa dengan gaya kognitif field dependent dan satu siswa dengan gaya kognitif field independent. Metode pengumpulan data diperoleh melalui GEFT (Group Embedded Figures Test), TKM (Tes Kemampuan Matematika), tes representasi matematis, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan gaya kognitif field dependent merepresentasikan ide untuk mengerjakan soal dengan representasi simbol dan verbal. Subjek dengan gaya kognitif field independent merepresentasikan ide untuk mengerjakan soal dengan representasi simbol, visual dan verbal. Representasi simbol dan visual dilihat dari jawaban subjek, untuk representasi verbal berdasarkan penjelasan subjek pada saat wawancara.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rizki Dwi Siswanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dan mendeskripsikan epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung pecahan matematika berdasarkan gaya kognitif pada siswa kelas V SD Negeri Pademangan Barat 11 Jakarta Utara tahun ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana peneliti mencoba mendeskripsikan epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Adapun epistemological obstacle yang dianalisis dalam penelitian ini adalah miskonsepsi/kesalahan konsep, kesalahan prosedur dan, sedangkan gaya kognitif yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah field dependent dan field independent. Analisis data pada penelitian ini diolah menggunakan statistic deskriptif kualitatif dan melalui tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan dan digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat deskriptif berdasarkan data tes dan wawancara. Tes Group Embedded Figures Test (GEFT) yang digunakan untuk mengetahui kategori gaya kognitif yang dimiliki siswa yang nantinya akan dikategorikan menjadi field independent dan field dependent. Sedangkan tes soal cerita matematika materi operasi hitung pecahan yang nantinya akan dianalisis epistemological obstaclenya. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari subjek penelitian tentang epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan gaya kognitif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa siswa dengan bidang field independen dan field dependen masih sering membuat miskonsepsi, kesalahan prosedural, kesalahan teknis dalam menyelesaikan materi soal matematika dalam operasi penghitungan pecahan.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 353-364
Author(s):  
Mirsa Prihatiningsih ◽  
Novisita Ratu

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan siwa dengan gaya kognitif Field Independent (FI) dalam menyelesaikan masalah luas gabungan bangun datar (segitiga dan segiempat). Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) yang diamati berdasarkan penilaian indikator kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan yaitu TKBK 0, TKBK 1, TKBK 2, TKBK 3, dan TKBK 4. Subjek penelitian ini yaitu 3 siswa dengan gaya kognitif FD dan 3 siswa dengan gaya kognitif FI kelas VIII A SMP Negeri 6 Salatiga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan tes Group Embedded Figures Test (GEFT), tes berpikir kreatif, dan wawancara. Hasil analisis data sebagai berikut: 1) Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif yang dimiliki subjek dengan gaya kognitif FD dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu TKBK 1 (kurang kreatif) dan TKBK 3 (kreatif), 2) Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif yang dimiliki subjek dengan gaya kognitif FI dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu TKBK 1 (kurang kreatif) dan TKBK 2 (cukup kreatif).


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Eko Sugiarto ◽  
Hartono Hartono ◽  
Subandowo Subandowo

Pemilihan model atau metode pembelajaran yang sesuai untuk materi pelajaran tertentu, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik peserta didik (gaya kognitif) terhadap pencapaian hasil belajar. Penelitian eksperimen ini dengan desain treatment by level 2x2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 2 kelas eksperimen dan 2 kelas kontrol, masing-masing kelas berjumlah 38 peserta didik baik dari SMP Negeri 17 Surabaya maupun dari SMP Negeri 16 Surabaya, yang secara empirik dipandang cukup homogen serta memiliki karakter yang relatif sama. Instrumen yang digunakan terdiri dari 2 instrumen yaitu (1) instrumen untuk mengukur gaya kognitif dan (2) instrumen untuk mengukur hasil belajar. Instrumen yang pertama adalah Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk mengukur gaya kognitif, sedangkan instrument yang kedua adalah tes pengetahuan awal (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi  <  0,05 maka kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini terbukti;  (1) Ada perbedaan antara model pembelajaran pratikum melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri dengan model pembelajaran pratikum tanpa melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya; (2) Ada perbedaan antara gaya kognitif tinggi atau field Independence (FI) dan gaya kognitif rendah atau dependence (FD) pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya; (3) Ada interaksi antara model pembelajaran pratikum melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri dan gaya kognitif terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Nosva Adam Yunus ◽  
Evi Hulukati ◽  
Ismail Djakaria

Artikel ini membahas tentang pengaruh pendekatan kontekstual terhadap kemampuan penalaran ditinjau dari gaya kognitif peserta didik. Jenis penelitian Quasi Experiment dengan desain Faktorial  menggunakan uji analisis dua jalur dan uji Tukey. Metode pengumpulan data melalui pemberian tes kemampuan penalaran dan Group Embedded Figures Test (GEFT). Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran kontekstual subjek bergaya kognitif Field Independent menguasi lebih tiga dari empat indikator pemampuan penalaran matematis dengan nilai . Sementara pada pembelajaran langsung, subjek bergaya kognitif Field Independent hanya menguasi kurang tiga dari empat indikator kemampuan penalaran matematis dengan nilai nilai . Dengan demikian, terdapat pengaruh pendekatan kontekstual terhadap kemampuan penalaran peserta didik yang mempunyai gaya kognitif Field Independent.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document