group embedded figures test
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

86
(FIVE YEARS 5)

H-INDEX

12
(FIVE YEARS 0)

MATHEdunesa ◽  
2021 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 579-588
Author(s):  
Hesti Ayu Ningtiyas

Representasi matematis penting untuk dikuasai siswa, karena membantu siswa untuk mengungkapkan ide-ide yang dimiliki siswa dalam berbagai bentuk representasi. Salah satu hal yang mempengaruhi perbedaan representasi siswa dalam menyelesaikan masalah adalah gaya kognitif siswa. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi matematis siswa SMA ditinjau dari gaya kognitif field dependent dan field independent. Subjek dalam penelitian yaitu dua siswa SMA kelas XI berjenis kelamin laki-laki dan berkemampuan matematika tinggi, yaitu satu siswa dengan gaya kognitif field dependent dan satu siswa dengan gaya kognitif field independent. Metode pengumpulan data diperoleh melalui GEFT (Group Embedded Figures Test), TKM (Tes Kemampuan Matematika), tes representasi matematis, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan subjek dengan gaya kognitif field dependent merepresentasikan ide untuk mengerjakan soal dengan representasi simbol dan verbal. Subjek dengan gaya kognitif field independent merepresentasikan ide untuk mengerjakan soal dengan representasi simbol, visual dan verbal. Representasi simbol dan visual dilihat dari jawaban subjek, untuk representasi verbal berdasarkan penjelasan subjek pada saat wawancara.


2020 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-12
Author(s):  
Rizki Dwi Siswanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dan mendeskripsikan epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita operasi hitung pecahan matematika berdasarkan gaya kognitif pada siswa kelas V SD Negeri Pademangan Barat 11 Jakarta Utara tahun ajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dimana peneliti mencoba mendeskripsikan epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Adapun epistemological obstacle yang dianalisis dalam penelitian ini adalah miskonsepsi/kesalahan konsep, kesalahan prosedur dan, sedangkan gaya kognitif yang dikategorikan dalam penelitian ini adalah field dependent dan field independent. Analisis data pada penelitian ini diolah menggunakan statistic deskriptif kualitatif dan melalui tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan dan digunakan untuk mendapatkan jawaban yang bersifat deskriptif berdasarkan data tes dan wawancara. Tes Group Embedded Figures Test (GEFT) yang digunakan untuk mengetahui kategori gaya kognitif yang dimiliki siswa yang nantinya akan dikategorikan menjadi field independent dan field dependent. Sedangkan tes soal cerita matematika materi operasi hitung pecahan yang nantinya akan dianalisis epistemological obstaclenya. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi dari subjek penelitian tentang epistemological obstacle yang terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berdasarkan gaya kognitif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terungkap bahwa siswa dengan bidang field independen dan field dependen masih sering membuat miskonsepsi, kesalahan prosedural, kesalahan teknis dalam menyelesaikan materi soal matematika dalam operasi penghitungan pecahan.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 353-364
Author(s):  
Mirsa Prihatiningsih ◽  
Novisita Ratu

Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan tingkat kemampuan berpikir kreatif yang dimiliki siswa dengan gaya kognitif Field Dependent (FD) dan siwa dengan gaya kognitif Field Independent (FI) dalam menyelesaikan masalah luas gabungan bangun datar (segitiga dan segiempat). Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) yang diamati berdasarkan penilaian indikator kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan yaitu TKBK 0, TKBK 1, TKBK 2, TKBK 3, dan TKBK 4. Subjek penelitian ini yaitu 3 siswa dengan gaya kognitif FD dan 3 siswa dengan gaya kognitif FI kelas VIII A SMP Negeri 6 Salatiga. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan tes Group Embedded Figures Test (GEFT), tes berpikir kreatif, dan wawancara. Hasil analisis data sebagai berikut: 1) Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif yang dimiliki subjek dengan gaya kognitif FD dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu TKBK 1 (kurang kreatif) dan TKBK 3 (kreatif), 2) Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif yang dimiliki subjek dengan gaya kognitif FI dalam menyelesaikan masalah matematika yaitu TKBK 1 (kurang kreatif) dan TKBK 2 (cukup kreatif).


2020 ◽  
Vol 15 (2) ◽  
pp. 182
Author(s):  
Eko Sugiarto ◽  
Hartono Hartono ◽  
Subandowo Subandowo

Pemilihan model atau metode pembelajaran yang sesuai untuk materi pelajaran tertentu, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik peserta didik (gaya kognitif) terhadap pencapaian hasil belajar. Penelitian eksperimen ini dengan desain treatment by level 2x2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 2 kelas eksperimen dan 2 kelas kontrol, masing-masing kelas berjumlah 38 peserta didik baik dari SMP Negeri 17 Surabaya maupun dari SMP Negeri 16 Surabaya, yang secara empirik dipandang cukup homogen serta memiliki karakter yang relatif sama. Instrumen yang digunakan terdiri dari 2 instrumen yaitu (1) instrumen untuk mengukur gaya kognitif dan (2) instrumen untuk mengukur hasil belajar. Instrumen yang pertama adalah Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk mengukur gaya kognitif, sedangkan instrument yang kedua adalah tes pengetahuan awal (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai probabilitas signifikansi  <  0,05 maka kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini terbukti;  (1) Ada perbedaan antara model pembelajaran pratikum melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri dengan model pembelajaran pratikum tanpa melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya; (2) Ada perbedaan antara gaya kognitif tinggi atau field Independence (FI) dan gaya kognitif rendah atau dependence (FD) pada materi sistem gerak pada manusia terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya; (3) Ada interaksi antara model pembelajaran pratikum melalui pendekatan discovery berbasis inkuiri dan gaya kognitif terhadap hasil belajar kelas 8 pada tahun pelajaran 2018-2019 di SMP Negeri 17 dan SMP Negeri 16 Surabaya.


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Nosva Adam Yunus ◽  
Evi Hulukati ◽  
Ismail Djakaria

Artikel ini membahas tentang pengaruh pendekatan kontekstual terhadap kemampuan penalaran ditinjau dari gaya kognitif peserta didik. Jenis penelitian Quasi Experiment dengan desain Faktorial  menggunakan uji analisis dua jalur dan uji Tukey. Metode pengumpulan data melalui pemberian tes kemampuan penalaran dan Group Embedded Figures Test (GEFT). Temuan penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran kontekstual subjek bergaya kognitif Field Independent menguasi lebih tiga dari empat indikator pemampuan penalaran matematis dengan nilai . Sementara pada pembelajaran langsung, subjek bergaya kognitif Field Independent hanya menguasi kurang tiga dari empat indikator kemampuan penalaran matematis dengan nilai nilai . Dengan demikian, terdapat pengaruh pendekatan kontekstual terhadap kemampuan penalaran peserta didik yang mempunyai gaya kognitif Field Independent.


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 135-143
Author(s):  
Al Ikhlas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, korelasi  antara gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, dan pengaruh interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas VIII (Delapan) SMP Negeri 7 Kerinci tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimen semu dengan menerapkan desain faktorial 2 × 2. Populasi penelitian adalah siswa SMP Negeri 7 Kerinci Kelas VIII Semeseter genap tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen berjumlah 32 orang siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dua macam instrumen yakni intrumen Group Embedded Figures Test (GEFT) untuk mengukur gaya kognitif siswa dan instrumen tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk essay. Hasil analisis data dan uji statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah  dan  gaya  kognitif  berpengaruh terhadap hasil belajar matematika, terdapat  korelasi  antara  gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika, tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika  siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru, khususnya guru matematika agar penerapan model pembelajaran berbasis masalah  dikembangkan sebagai satu inovasi dalam proses belajar mengajar.


Curricula ◽  
2018 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
Author(s):  
Al Ikhlas

<p class="p0" align="center"><strong>Abstrak</strong><strong></strong></p><p class="p0" align="center"><strong> </strong></p><p class="p0">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, korelasi  antara gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa, dan pengaruh interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas VIII (Delapan) SMP Negeri 7 Kerinci tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian eksperimen semu dengan menerapkan desain faktorial 2 × 2. Populasi penelitian adalah siswa SMP Negeri 7 Kerinci Kelas VIII Semeseter genap tahun pelajaran 2016/2017. Sampel penelitian terdiri dari kelas eksperimen berjumlah 32 orang siswa dan kelas kontrol berjumlah 31 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dua macam instrumen yakni intrumen <em>Group Embedded Figures Test </em>(GEFT) untuk mengukur gaya kognitif siswa dan instrumen tes hasil belajar matematika siswa dalam bentuk essay. Hasil analisis data dan uji statistik menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah  dan  gaya  kognitif  berpengaruh terhadap hasil belajar matematika, terdapat  korelasi  antara  gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika, tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika  siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru, khususnya guru matematika agar penerapan model pembelajaran berbasis masalah  dikembangkan sebagai satu inovasi dalam proses belajar mengajar.</p>


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 80
Author(s):  
Siti Napfiah

<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk</em><em> menganalisis tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya kognitif field-dependent dan field-independent pada siswa kelas X AKL 1 SMK Negeri 1 Pogalan.</em><em> </em><em>Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian sebanyak 6 siswa yang dikelompokkan berdasarkan gaya kognitif menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT), dengan rincian tiga siswa field-independent dan tiga siswa field-dependent. </em><em>Hasil tes kemampuan berpikir kreatif melalui pemecahan masalah matematika dikelompokkan berdasarkan karakteristik berpikir kreatif, yaitu kefasihan, fleksibelitas dan kebaruan. Tingkat kreativitas atau disebut Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif (TKBK) dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TKBK 4 (sangat kreatif), TKBK 3 (kreatif), TKBK 2 (cukup kreatif), TKBK 1 (kurang kreatif), dan TKBK 0 (tidak kreatif). </em><em>Tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah dua siswa field-independent dinyatakan sangat kreatif (TKBK 4) dan satu siswa dinyatakan kreatif (TKBK 3). Untuk siswa field-dependent, tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi adalah dua siswa cukup kreatif (TKBK 2) dan satu siswa dinyatakan kurang kreatif (TKBK 1). </em><em>Hasil ini menunjukkan bahwa siswa field-independent cenderung memiliki kreativitas lebih tinggi dibanding siswa field-dependent dalam pemecahan masalah matematika</em><em>.</em></p>


2017 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 9
Author(s):  
Risky Cahyo Purnomo ◽  
S Sunardi ◽  
Titik Sugiarti

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kreativitas dalam pemecahan masalah matematika. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian sebanyak 7 siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Jember yang dikelompokkan berdasarkan gaya kognitif menggunakan instrumen Group Embedded Figures Test (GEFT), dengan rincian 4 siswa field independent dan 3 siswa field dependent. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara. Penelitian ini menggunakan triangulasi waktu, yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh dari tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara pertama dan tes kemampuan berpikir kreatif dan wawancara kedua. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif melalui pemecahan masalah matematika dikelompokkan berdasarkan karakteristik berpikir kreatif, yaitu kelancaran, keluwesan, dan kerincian. Tingkat kreativitas atau disebut Tingkat Berpikir Kreatif (TBK) dikategorikan menjadi 5 tingkatan, yaitu TBK 4 (sangat kreatif), TBK 3 (kreatif), TBK 2 (cukup kreatif), TBK 1 (kurang kreatif), dan TBK 0 (tidak kreatif). Tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah 1 siswa field independent dinyatakan sangat kreatif (TBK 4) dan 3 siswa field independent dinyatakan kreatif (TBK 3). Untuk siswa field dependent, tingkat kreativitas yang dapat diidentifikasi adalah 1 siswa dinyatakan kreatif (TBK 3), 1 siswa dinyatakan cukup kreatif (TBK 2), dan 1 siswa dinyatakan kurang kreatif (TBK 1). Hasil ini menunjukkan bahwa siswa field independent cenderung lebih memiliki kreativitas dibanding siswa field dependent dalam pemecahan masalah matematika.   Kata Kunci: berpikir kreatif, gaya kognitif field independent, gaya kognitif field dependent, pemechan masalah.  


2013 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Nayudin Hanif ◽  
Wahyu Sopandi ◽  
Ali Kusrijadi

Penelitian yang berjudul “Analisis Hasil Belajar Level Makroskopik, Submikroskopik, dan Simbolik Berdasarkan Gaya Kognitif Siswa SMA pada Materi Pokok Sifat Koligatif Larutan” bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa gaya kognitif Field Dependent (FD) dan Field Independent (FI) level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik pada materi pokok sifat koligatif larutan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan subyek penelitian siswa FD sebanyak 49 orang dan siswa FI sebanyak 21 orang yang berasal dari tiga SMA Negeri kelas XII IPA di Kota Bandung. Instrumen penelitian berupa tes tertulis dan Group Embedded Figures Test (GEFT) serta instrumen penelitian pendukungnya berupa pedoman wawancara dan angket. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut: (1) hasil belajar antara siswa FD dan siswa FI pada level makroskopik berbeda secara signifikan (p < 0,05) pada materi pokok sifat koligatif larutan, rata-rata hasil belajar siswa FI (sd = 29,53) lebih besar daripada siswa FD (sd = 29,00), (2) hasil belajar antara siswa FD dan siswa FI pada level submikroskopik berbeda secara signifikan (p < 0,05) pada materi pokok sifat koligatif larutan, rata-rata hasil belajar siswa FI (sd = 14,61) lebih besar daripada siswa FD (sd = 12,15), dan (3) hasil belajar antara siswa FD dan siswa FI level simbolik tidak berbeda secara signifikan (p > 0,05) pada materi pokok sifat koligatif larutan.Kata Kunci: gaya kognitif, makroskopik, sifat koligatif larutan, simbolik, submikroskopik


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document