Prosiding Seminar Nasional Pembangunan dan Pendidikan Vokasi Pertanian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

63
(FIVE YEARS 63)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

2774-1982

Author(s):  
Nostalrio Mangembulude ◽  
Petrus Dominikus Sadsoeitoeboen ◽  
Oeng Anwarudin

Ternak babi telah lama dipelihara oleh masyarakat lokal Papua secara tradisional di Kampung Masni. Ternak babi sering dibiarkan berkeliaran dan mencari makan sendiri. Hal ini menyebabkan produktifitas dan jumlah ternak babi yang dipelihara menurun. Tujuan penelitian ini adalah, untuk menganalisis terjadinya penurunan populasi ternak babi. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai dengan Mei 2021. Lokasi penelitian di Kampung Masni Kabupaten Manokwari, Papua barat. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pemilihan informan diambil secara sengaja dengan teknik pemilihan sampel bola salju. Data primer dikumpulkan dari 20 informan melalui wawancara dan focus group discussion. Data sekunder diperoleh dari balai kampung dan balai penyuluhan pertanian Masni. Data dianalisis menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi dari para peternak lokal di Kampung Masni adalah setuju terhadap penurunan populasi ternak babi yang mereka miliki, tetapi terlambat dalam menyadarinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi seperti penyuluhan dan sosialisasi tentang tatalaksana pemeliharaan ternak yang baik, serta kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam beternak. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penurunan populasi yaitu keterbatasan pakan, lama beternak, penyakit ternak, adat istiadat dan pemotongan yang tinggi pada hari besar keagamaan. Strategi yang berhasil dirumuskan bersama peternak lokal di kampung Masni melalui focus group discussion adalah pemilihan bibit yang baik, perkandangan yang optimal, meningkatkan konversi pakan dan selalu memperhatikan pengobatan/pencegahan penyakit.


Author(s):  
Desri Wulandari ◽  
Anastasia H.I Sabaruji ◽  
Carko ◽  
Djaka Mastuti ◽  
Latarus Fangohoi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi pupuk organik cair dari air rebusan kedelai terhadap pertumbuhan tanaman terong ungu umur 10, 20, 30 dan 40 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 150 tanaman terong ungu yang dibagi menjadi 5 perlakuan dan 5 ulangan yaitu PO= Tanpa pupuk organik cair (kontrol), P1=pupuk organik cair 125 ml+1,875 air, P2=pupuk organik cair 250 ml + 1.750 air, P3=pupuk organik cair 375 ml + 1.625 air dan P4=pupuk organik cair 500 ml+1.500 ml air. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan kuncup bunga. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan selanjutnya diuji menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan terbaik adalah P4 (500 ml pupuk organik cair dari air rebusan kedelai + 1.500 ml air).


Author(s):  
Igga Naintina ◽  
Lahambui Semahu ◽  
Susanti Indriya Wati

Manggis memiliki nilai dan ekonomi yang cukup tinggi. Masalah utama tanaman manggis dalam perkembangannya adalah dalam hal penyediaan bibit. Lemahnya perakaran tanaman manggis sehingga pertumbuhannya sangat lambat. Tidak semua buah mengandung biji manggis memiliki karakteristis unik dari buah tropis lainya. Kulit buah manggis akan semakin mengeras saat buah mencapai kematangan sempurna sehingga pembibitan melalui biji akan sulit terjadi di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam media tanam dan pemberian ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan vegetatif stek batang manggis. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kampung Udapi Hilir, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari pada bulan Maret-Mei 2021. Rancang  percobaan yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktorial dengan pola 3x3 dan 4 ulangan sehingga memperoleh 9 kombinasi percobaan dengan 36 unit percobaan. Faktor yang pertama adalah macam media tanam yaitu tanah, arang sekam dan tanah+arang sekam = 1:1. Faktor yang kedua adalah lama perendaman yaitu 10 jam), 12 jam dan L3 14 jam. Menggunakan uji ANOVA dengan uji F (taraf 5%) dan apabila terjadi perbedaan nyata akan dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5 %. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah persentase hidup (%), waktu tumbuh tunas (mst), jumlah tunas (helai), panjang akar (cm) dan jumlah akar (helai). Hasil penelitian menunjukkan macam media tanam tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif stek batang manggis dengan waktu tumbuh tunas tercepat pada perlakuan M0 (tanah) 2.17 MST, perlakuan macam media tanam M1 menunjukkan persentase hidup tertinggi (91.67%) dan Jumlah tunas terbanyak (1,33 helai). Variasi lama perendaman ekstrak bawang merah tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif stek bawang merah dengan Waktu tumbuh tunas tercepat pada perlakuan L2 (12 jam) 2 MST, perlakuan L3 (14 jam) menujukkan persentase hidup tertinggi (91,67%) dan jumlah tunas terbanyak (1,58 helai).


Author(s):  
Alpia Sahupala ◽  
Maria Herawati ◽  
Nurtania Sudarmi
Keyword(s):  

Banyak keuntungan yang didapat dari penggunaan rempah selain untuk manusia, rempah juga berguna bagi ternak mulai dari peningkatan daya tahan tubuh dan stress, hingga menekan tingkat kematian semasa pemeliharaan. Pemanfaatan rempah diyakini membuat kolestrol jahat dalam darah dan daging ternak berkurang. Peternak di Manokwari, Papua Barat umumnya menggunakan tanaman rempah untuk pencegahan penyakit maupun meningkatkan performa ternak. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui performa ternak puyuh yang diberikan rempah dengan suplemen organik cair dalam air minum ternak. Percobaan menggunakan 150 ekor burung puyuh dengan perbandingan 30 ekor jantan dan 120 ekor betina. Percobaan menggunakan Uji T untuk melihat performans ternak puyuh dengan peubah yang diamati meliputi konsumsi pakan, konsumsi air minum dan produksi telur. Rataan pemberian rempah dengan suplemen organik cair sebagai air minum pada ternak puyuh berpengaruh signifikan terhadap peningkatan konsumsi pakan serta penurunan konsumsi air minum dan produksi telur. Hasil penelitian menunjukkan rempah dengan suplemen organik cair dapat diberikan sebagai minum ternak ternak puyuh tanpa menggangu proses metabolisme.


Author(s):  
Mergono Adi Ningrat ◽  
Carolina Diana Mual ◽  
Yohanis Yan Makabori

Padi merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi mereka. Penurunan produksi beras dapat mempengaruhi ketersediaan pangan. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi padi adalah sistem tanam. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui sistem tanam terbaik untuk pertumbuhan dan produksi tanam padi serta memberikan pengetahuan kepada petani tentang sistem tanam padi yang efektif. Penelitian dilaksanakan di Kampung Desay, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari. Selama 5 bulan, mulai tanggal 1 Desember 2020 - 30 April 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) nonfaktorial dengan 5 perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diujikan ialah sistem tanam konvensional, Sistem tanam Jajar Legowo dan Sistem Tanam System of Rice Intensification. Parameter yang diamati yaitu tingkat kesuburan tanah, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai padi dan berat gabah kering panen serta berat gabah kering giling. Terdapat pengaruh antara setiap sistem tanam terhadap tinggi tanaman, jumlah anakkan dan jumlah malai padi, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi gabah kering panen dan gabah kering giling. Sistem tanam terbaik di tunjukan oleh sistem tanam jajar legowo 4:1 dengan hasil mencapai 5,63 ton/ha gabah kering giling. Penggunaan sistem tanam jajar legowo menghasilkan produksi padi lebih tinggi sehingga dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi padi. Sedangkan untuk pertanian berkelanjutan penggunaan sistem tanam SRI dapat digunakan karena menerapkan konsep organik dan berkelanjutan.


Author(s):  
Nur Jamiah Rangkuti ◽  
Tatik Suteky ◽  
Heri Dwi Putranto
Keyword(s):  

Sapi Bali merupakan salah satu aset nasional yang cukup potensial untuk dikembangkan melalui inseminasi buatan (IB). Pada dasarnya kualitas semen cepat menurun dengan adanya bahan pengencer ataupun tanpa bahan pengencer. Untuk meminimalisir penurunan kualitas semen cair, maka diperlukan bahan pengencer yang mengandung komposisi yang sesuai dengan perbandingan yang tepat antara pengencer dengan semen. Selain pengencer, waktu Pre freezing juga mempengaruhi kualitas semen yang dibekukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh waktu pre freezing terhadap kualitas semen beku sapi Bali di UPTD IB Bengkulu dengan parameter yang diamati motilitas, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa. Penelitian ini menggunakan satu ekor sapi Bali berumur 5 tahun. Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 18 kali ulangan. Perlakuan T1= Pre freezing selama 5 menit, T2= Pre freezing selama 7 menit, T3= Pre freezing selama 9 menit, dan T4= Pre freezing selama 11 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), apabila hasil analisis berpengaruh nyata (P<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap motilitas spermatozoa, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa (P>0,05). Pemeriksaan semen segar secara makroskopis dan mikroskopis layak untuk diproses menjadi semen beku. Meskipun tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati, motilitas tertinggi diperoleh pada perlakuan T4 (waktu pre freezing selama 11 menit), persentase hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan T3 (waktu pre freezing selama 9 menit), dan abnormalitas yang rendah terdapat pada perlakuan T3 (waktu pre freezing selama 9 menit). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa waktu pre freezing yang berbeda (5, 7, 9, dan 11 menit) tidak mempengaruhi motilitas, persentase hidup, dan abnormalitas spermatozoa.


Author(s):  
Sulaxono Hadi ◽  
Ratna Loventa Sulaxono

Brucellosis merupakan penyakit bakterial yang disebabkan oleh Brucella abortus, yang menga-kibatkan kerugian ekonomi akibat terjadinya keguguran pada sapi betina yang bunting pada triwulan ketiga kebuntingan. Surveilans brucellosis dalam mendukung pengembangan peternakan sapi di Propinsi Papua Barat telah dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros. Tujuan pelaksanaan surveilans ini adalah untuk mengetahui seroprevalensi brucellosis pada sapi potong di Papua Barat. Surveilans dilakukan di 4 kabupaten/kota, 14 kecamatan dan 33 desa. Sebanyak 684 sampel serum sapi telah diambil guna pengujian terhadap brucellosis. Sampling dilakukan pada lokasi kabupaten, kecamatan dan desa terpilih yang padat ternak. Metode pengujian dilakukan secara seri, dengan melakukan screening test menggunakan Rose Bengal Test, yang bila hasilnya positif diuji lebih lanjut dengan Complement Fixation Test. Hasil pengujian menunjukkan adanya reaktor brucellosis pada 5 ekor dari 684 ekor sapi yang diambil dan diuji serumnya. Seroprevalensi brucellosis pada sapi sebesar 0,73% di desa Remu Utara, kecamatan Sorong, kota Sorong sebanyak 1 ekor serta di desa KaliMerah, kecamatan Masni, kabupaten Manokwari. Untuk mencegah penularan dan penyebaran brucellosis pada sapi maka sapi reaktor brucellosis segera dipotong dengan pengawasan dari petugas.


Author(s):  
Triman Tapi ◽  
Mathius Tapi ◽  
Barba Nelfi Hebby Sopacua
Keyword(s):  

Sejak pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia, berbagai tindakan seperti pembatasan perjalanan masyarakat dan penguncian wilayah telah mempengaruhi produksi dan distribusi pangan, khususnya sumber pangan pokok masyarakat yakni beras. Pemanfaatan pekarangan dan lahan kosong sekitar sebagai lahan berkebun sumber pangan lokal, dapat dilakukan masyarakat di Papua Barat guna memproduksi dan mengoptimalkan sumber daya setempat dalam menjaga pasokan pangan bagi masyarakat terutama saat terjadi guncangan terhadap ketersediaan pangan. Dengan studi kasus di Provinsi Papua Barat, tulisan ini membahas beberapa tindakan antisipatif membangun kemandirian masyarakat asli Papua dalam mengupayakan ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19. Data sekunder dari tinjauan berbagai sumber, hasil penelitian sebelumnya dan sumber lain yang relevan, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Langkah antisipatif membangunan kemandirian pangan lokal masyarakat di Papua Barat diantaranya pemanfaatan lahan kosong, membangun jaringan komoditas lokal tingkat masyarakat, pengelolaan komoditas lokal berkelanjutan, diversifikasi pangan lokal dan penguatan pendampingan, serta menjadikan pekarangan sebagai peluang kerja dan tambahan pendapatan rumah tangga. Langkah antisipatif ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat memiliki ketahanan pangan sendiri dan tidak hanya mengandalkan konsumsi beras. Terutama menghadapi situasi yang tidak menentu saat ini akibat pandemi Covid-19.


Author(s):  
Akhyar Rafi’i ◽  
Asih Farmia ◽  
Galuh HE Akoso

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui komponen aspek internal, eksternal dan pengembangan taraf implementasi SOP dalam budidaya salak pondoh organik di Kelompok Tani Kusuma Mulya Kalurahan Girikerto. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2021 di Kelompok Tani Kusuma Mulya kelurahan Giriketo Kapanewon Turi kabupaten Sleman. Penentuan objek penelitian Mulai dari Kabupaten hingga desa dipilih secara purposive, sedangkan untuk responden ditentukan menggunakan sampel jenuh. Terdapat 20 responden dalam kajian ini dimana 15 orang sebagai responden utama dan 5 orang sebagai responden pendukung. Teknik pengumpulan data menggunakan Indeepth interview, kuesioner dan focus group discussion. Teknik analisis data menggunakan analisis Desktiptif dan Skala Likert Modifikasi karena penelitian berupa penelitian gabungan (mix methode). Berdasarkan hasil kajian komponen aspek internal dalam kajian ini meliputi sumberdaya, komunikasi dan disposisi. Untuk variabel sumberdaya mendapatkan skor 825 dengan persentase 65,5% dan masuk dalam kategori sedang. Variabel komunikasi mendapatkan skor 196 dengan persentase 81,7% masuk dalam kategori tinggi. Variabel disposisi mendapatkan skor 227 dengan persentase 75,7 masuk dalam kategori sedang. Sehingga komponen aspek internal secara general berada pada kategori sedang dengan persentase 74,3%. Komponen aspek internal dalam kajian ini meliputi administrasi, organisasi dan lingkungan. Variabel administrasi mendapatkan skor 222 dengan persentase 74,0% dan masuk dalam kategori sedang. Variabel organiasi mendapat skor 186 dengan persentase 77,5% masuk dalam kategori sedang. Variabel lingkungan mendapat skor 260 dengan persentase 72,2% masuk dalam kategori sedang. Sehingga komponen aspek eksternal secara general berada kategori sedang dengan persentase 74,5%. Peningkatan taraf implementasi SOP dilakukan dengan kegiatan pemberdayaan pada indikator terendah divariabel sumberdaya yaitu pemupukan dengan persentase 28,3 %. Pemberdayaan dilakukan dengan materi pengolahan pupuk organik limbah rumah tangga. Terjadi peningkatan perilaku sasaran pengetahuan (93,3%), sikap (85,0%), dan keterampilan (75,0%).


Author(s):  
Sulaxono Hadi ◽  
Ratna Loventa Sulaxono

Newcastle Disease merupakan penyakit viral menular pada unggas yang disebabkan oleh strain virulen Avian Paramyxovirus-1 (vAPMV-1), bisa menyebab kematian yang besar pada unggas tertular. Kegiatan surveilans telah dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Maros di provinsi Papua Barat dalam rangka deteksi dini serta mengetahui sirkulasi virus ND pada beberapa jenis unggas di beberapa kabupaten pada ternak unggas. Sebanyak 215 pool swab orofaring unggas dari ayam buras, ayam broiler, ayam layer, itik, entog dan puyuh. Sampel diambil dari 2 kabupaten/kota, 8 kecamatan, 10 desa. Pengujian terhadap sampel swab unggas tersebut di lakukan di Laboratoium Virologi dengan metode isolasi pada telur specific pathogen free (SPF). Hasilnya menunjukkan ditemukan 5 pool swab positif  terhadap ND dari 15 pool swab pada ayam broiler di Kabupaten Manokwari. Bioskuriti dan vaksinasi ND perlu dilakukan di lokasi peternakan untuk mencegah serangan ND.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document