Ruang
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

53
(FIVE YEARS 38)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Institute Of Research And Community Services Diponegoro University (Lppm Undip)

1858-3881

Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 96-104
Author(s):  
Kristia Liendika Arruan Minanga Demas

Sesuai dengan program prioritas RPJMD Kota Samarinda tahun 2016-2021 dalam penataan Pedagang Kaki Lima di kawasan perdagangan dan jasa, bentuk usaha yang sudah diterpakan dalam upaya penataan Pedagang Kaki Lima di kawasan Pasar Pagi dengan melakukan penertiban dan penggusuran. Namun yang menjadi permasalahan adalah karena Pedagang Kaki Lima yang telah digusur terus kembali pada lokasi yang sama untuk berdagang. Sehingga sebagai salah satu langkah awal dalam penataan maka perlu adanya identifikasi karakteristik PKL serta analisis faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan lokasi untuk relokasi bagi Pedagang Kaki Lima di kawasan Pasar Pagi. Metode yang digunakan adalah statistik deskrptif dan analisis Delphi. Hasil menunjukkan bahwa karakteristik PKL di Pasar Pagi teridentifikasi dalam tiga kelompok yang dibagi berdasarkan jenis dagangan yaitu Kelompok I, Makanan/Minuman Siap Saji; Kelompok II : Non-Makanan, Kelompok III : Jasa dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penataan pedagang kaki lima berdasarkan perspektif stakeholders yaitu (1) Sirkulas; (2) Dekat Permukiman; (3) Aksesibilitas; (4) Ekspansi; (5) Lahan Parkir; (6) Jaringan Listrik; (7) Jaringan Air Bersih; (8) Jaringan Limbah; (9) Lingkungan; (10) Visibilitas; (11) Fungsi Jalan; (12) Akses Pejalan Kaki dan (13) Kebijakan Tata Ruang.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 64-73
Author(s):  
Falian Alfaridzi

Kampung kota terbentuk karena sebagai kawasan permukiman etnis-etnis yang menetap di suatu kota, salah satunya Kampung Pekojan Kota Semarang. Kampung Pekojan merupakan kampung kota dihuni oleh masyarakat keturunan Koja atau etnis India-Pakistan sebagai identitas utama. Adanya identitas ini membuat makna tersendiri bagi penghuni terhadap tempat tinggalnya, yang dikenal dengan istilah sense of place. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sense of place penghuni terhadap eksistensi Kampung Pekojan Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis skoring dan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara obersvasi, kuesioner dan wawancara. Teknik sampling yang digunakan yaitu berupa purposive proportional random sampling terhadap 3 RT yaitu RT 09, RT 10, dan RT 11 yang menjadi unit populasi. Sampling memiliki kriteria khusus yaitu penghuni yang sudah lama tinggal di Kampung Pekojan minimal 20 tahun dengan jumlah sample sebanyak 52 responden. Penelitian ini menggunakan analisis relationship to place dan place attachment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki karakteristik keterlibatan terhadap tempat. Pada place attachment, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas memiliki karakteristik cultural terhadap Kampung Pekojan. Dengan demikian, Keberadaan Kampung Pekojan sebagai pemukiman memiliki arti penting karena kemampuannya mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan, sejarah dan budaya dalam kehidupan perkotaan modern.Kata kunci: Kampung Kota; Sense of Place; Kampung PekojanKampung Kota is formed because it is a residential area for ethnic groups who live in a city, one of which is Kampung Pekojan, Semarang City. Kampung Pekojan is kampung kota inhabited by people of Koja descent or Indian-Pakistani ethnicity as the main identity. The existence of this identity creates its own meaning for residents of their place of residence, which is known as the sense of place. Therefore, this study aims to examine the residents' sense of place towards the existence of Kampung Pekojan, Semarang City. This research uses quantitative methods with quantitative descriptive and scoring analysis techniques. Data collection in this study was carried out by means of observation, questionnaires and interviews. The sampling technique used was purposive proportional random sampling of 3 RTs, specifically RT 09, RT 10, and RT 11 which were the population units. Sampling has special criteria, namely residents who have lived in Kampung Pekojan for at least 20 years with a total sample of 52 respondents. This study uses relationship to place and place attachment analysis. The results showed that most respondents had the characteristics of involvement with the place. On the place attachment, the results of the study show that the majority have cultural characteristics towards Kampung Pekojan. Thus, the existence of Kampung Pekojan as a settlement has an important meaning because of its ability to maintain human, historical and cultural values in modern urban life.Keyword: Kampung Kota, Sense of Place, Kampung Pekojan.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 74-86
Author(s):  
Andi Sofie Febrina Salshabila ◽  
Annisa Mu'awanah Sukmawati

Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik. Studi berlokasi di Taman Kota Gajahwong Kota Yogyakarta yang mencakup tiga taman kota, yaitu Gajahwong Educational Park, Taman Wifi, dan Taman Krida. Taman Kota Gajahwong merupakan taman kota yang layak bagi Kota Yogyakarta karena keberadaan taman dan pola penggunaan lahan yang strategis. Namun, beberapa bagian taman nampak belum termanfaatkan optimal yang dilihat dari sepinya pengunjung taman. Untuk itu, penelitian bertujuan untuk menilai kelayakan taman kota berdasarkan karakteristik fisik di Taman Kota Gajahwong Kota Yogyakarta. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling dengan total sampel sebanyak 90 responden. Analisis menunjukkan bahwa Gajahwong Educational Park (GEP) merupakan model taman kota yang layak untuk dijadikan sebagai model ruang terbuka hijau publik yang baik berdasarkan variabel kemenarikan fisik taman, elemen pendukung, keberadaan vegetasi, dan aksesibilitas. Taman GEP menjadi taman yang paling layak dan menarik karena memiliki fasilitas yang lengkap, aksesibilitas yang baik, dan keragaman aktivitas yang bisa dilakukan di dalam taman.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 87-95
Author(s):  
Nur Mei Linda Sari
Keyword(s):  

Hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Api-Api belum mencapai angka produksi tiap tahunnya yaitu 141,17 ton dari 730 ton. Penurunan produksi disebebkan kurangnya fasilitas yang tersedia dan kondisi fasilitas yang sudah tidak layak, selain itu dipengaruhi oleh kepuasan pengguna utama pelabuhan perikanan yaitu nelayan, karena nelayan memiliki peranan penting dalam menentukan suatu kemajuan pelabuhan perikanan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan nelayan PPI Api-Api terhadap pelayanan fasilitas pada aktivitas di PPI Api-Api. Metode analisis menggunakan uji validitas, uji reliabiltas, dan Importance Performance Analysis (IPA). Adapun hasil yang didapatkan pada kuadran I yaitu fasilitas kolam labuh, dermaga, dan cold; dan kuadran II yaitu fasilitas perbekalan air bersih, perbekalan es, perbekalan bbm, TPI, dan alat angkut ikan. Kata kunci: Importance Performance Analysis (IPA), Kepuasan Nelayan, Produksi, .


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 55-63
Author(s):  
Sri Aliah Ekawati ◽  
Stevanny Manga ◽  
Fitha Rachma Sari ◽  
Febrika Rahmaniah Nurul

Makassar City is one of the coastal cities in Indonesia which has various tourist attractions. This tourist attraction is one of the interesting things considered by the people of Indonesia and even the world to visit Makassar City. This study aims to identify patterns of tourist movement in several coastal tourism areas and small islands in Makassar City. The method used in this research is qualitative method. Data obtained by searching secondary data, observation and distributing questionnaires online. Spatial analysis is done by interpreting the image map and digitizing it with ArcGIS, then analyzing the description. Through this research, it is known that there are three patterns of tourist movement, namely single point, base site and stop over. Based on these results, it is directed to develop a one day trip tourism concept.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 34-45
Author(s):  
Achmad Fatony ◽  
Annisa Mu'awanah Sukmawati

Penelitian ini berkaitan dengan pemanfaatan ruang terbuka publik yang dapat menampung berbagai aktivitas atau kebutuhan pengunjung pada hari biasa dan hari libur. Penelitian berlokasi di Alun-Alun Kabupaten Ngawi. Perubahan waktu dari pagi hingga sore hari pada hari biasa dan hari libur dapat mempengaruhi pola pemanfaatan Alun-Alun Kabupaten Ngawi. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan alun-alun sebagai ruang terbuka publik di Kabupaten Ngawi. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling kepada 100 pengunjung. Analisis data dilakukan melalui teknik analisis deskriptif kuantitatif dan analisis pemetaan dengan mapmaker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pengunjung pada hari biasa didominasi oleh aktivitas berolahraga dan bersantai. Sedangkan pada hari libur lebih banyak pengunjung yang melakukan berbagai aktivitas dengan rata-rata waktu lebih dari dua jam. Beberapa faktor yang melatarbelakanginya adalah kondisi fisik kawasan dan perilaku pengunjung. Dari kondisi fisik kawasan, pemanfataan alun-alun dipengaruhi oleh kenyamanan, kestrategisan lokasi, dan daya tarik masing-masing zona. Sementara itu, dari segi perilaku pengunjung dipengaruhi oleh ketersediaan waktu luang dan status hubungan sosial pengunjung.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Muhammad Ilham Febrian Nuur
Keyword(s):  

Wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangata Selatan memiliki permasalahan kawasan yang harus dibenahi seperti adanya fasilitas yang masih kurang layak, belum berkembangnya daya tarik atraksi yang disajikan, kurangnya pemberdayaan masyarakat serta lingkungan dan belum optimalnya manajemen promosi yang ditawarkan kepada wisatawan. Berdasarkan kondisi wisata Pantai Teluk Lombok ini memiliki potensi yang sangat baik apabila dikelola dengan arahan pengembangan yang sesuai dikarnakan suasana kondisi alamnya yang indah seperti pasir coklat, biota terumbu karang, dermaga yang menjorok ke laut sebagai tempat bersantai. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk merumuskan arahan pengembangan  kawasan wisata Pantai Teluk Lombok Desa Sangkima Kecamatan Sangatta Selatan Melalui Konsep Community Based Tourism (CBT). Penelitian ini menggunakan Analisis Delphi untuk menentukan faktor-faktor prioritas perkembangan wisata berbasis Community Based Tourism (CBT). Hasil dari analisis Delphi ini ialah terdapat 9 faktor prioritas dimana terdiri dari ekonomi, sosial, lingkungan, atraksi, dukungan pemerintah, dukungan komunitas lokal, sarana prasarana, pemanfaatan dana dan citra kawasan. Faktor ini selanjutnya diskoring berdasarkan tingkat kepentingannya. Didapatkanlah Terdapat tujuh skala prioritas yang didapatkan melalui hasil skoring, untuk prioritas pertama faktor yang harus dikembangkan ekonomi dan peningkatan sarana prasarana, kedua lingkungan, ketiga dukungan pemerintah, keempat atraksi, kelima dukungan komunitas lokal, keenam pemanfaatan dana dan ketujuh citra kawasan.Kata kunci: Community Based Tourism, Analisis Delphi,Wisata Pantai


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 9-21
Author(s):  
Nurul - Pertiwi

Pertumbuhan penduduk mengakibatkan kebutuhan akan permukiman semakin bertambah. Apabila kuantitas lahan tidak sesuai dengan kebutuhan permukiman maka akan menimbulkan tumbuhnya kawasan permukiman liar atau tidak sesuai. Kelurahan Manggar Baru merupakan daerah yang berbatasan dengan kawasan pesisir, hal menyebabkan adanya kawasan permukiman yang berdiri di daerah sempadan sungai. Kondisi ini dapat mengakibatkan terganggunya fungsi ekologi sungai, termasuk bahaya banjir bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan sungai. Penelitian ini menggunakan metode analisis meliputi analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL), kesesuaian lahan permukiman, dan daya dukung permukiman. Analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL) bertujuan untuk mengetahui luas kawasan permukiman yang sesuai untuk digunakan pada analisis daya dukung permukiman. Pada daya dukung permukiman diperoleh hasil 10,25 atau lebih dari 1, hal ini berarti lahan mampu menampung penduduk untuk bermukim.


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 22-33
Author(s):  
Made Ria Anggrini Rustika
Keyword(s):  

Kemunculan kampung kota di Kota Semarang dimulai sejak masa kolonial Belanda, salah satunya adalah Kampung Kota Pribumi (penduduk asli Kota Semarang). Kampung Kota Pribumi di Kelurahan Jagalan, khususnya Kampung Gandekan, Kampung Kulitan, Kampung Banginggris, dan Kampung Pusporagan dikenal dengan sebutan Kampung Gandek Puspo memiliki nilai historikal, tentang kejayaan Tuan Tasripin sebagai Tuan Tanah  Kota Semarang, kampung ini telah mengalami perkembangan baik fisik maupun nonfisik yang dapat mempengaruhi karakteristik morfologi kawasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik morfologi Kampung Kota Gandek Puspo, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi dan wawancara. Data hasil wawancara akan diolah melalui pengkodean data, kategorisasi, dan reduksi data, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deksriptif, analisis morfologi dengan pendekatan teori Urban Design, dan analisis spasial (peta komik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua karakteristik morfologi Kampung Gandek Puspo yaitu kampung bagian depan (sebagian Kampung Gandekan dan sebagian Kampung Kulitan yang berada dekat Jl. MT. Haryono), dan kampung bagian belakang (Kampung Banginggris; Kampung Pusporagan; sebagian Kampung Gandekan; dan sebagian Kampung Kulitan; yang berada dekat sungai Semarang). 


Ruang ◽  
2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 46-55
Author(s):  
Desmalinda Kurniati Daraz ◽  
Wakhidah Kurniawati

Permukiman informal mendominasi struktrur kota-kota di dunia dan menjadi tempat tinggal bagi mayoritas penduduk kota. Tahun 2014 tercatat sebanyak 29.7%, atau setara 881 juta penduduk perkotaan di negara-negara berkembang yang tinggal di hunian informal. Selama lebih dari 50 tahun, sudah dilakukan upaya untuk menghadapi keberadaan hunian informal, tetapi tantangan permukiman informal tidak bisa diatasi hanya dengan penggusuran. Pemerintah telah berupaya melakukan peningkatan kualitas fisik Kampung Melayu melalui program KOTAKU yang berfokus menata kawasan hunian informal agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Program tersebut seharusnya juga dapat mengakomodasi kebutuhan spasial penduduk sehingga perlu untuk memahami lokasi secara mendalam untuk dapat mengetahui kebutuhan spasial penduduk yang dilihat dari kondisi fisik eksisting dan bentuk penyediaan huniannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik fisik hunian informal di Kampung Melayu yang berfokus pada hunian informal di Jalan Melayu Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik analisis isi dan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa kondisi hunian menggunakan pencampuran material permanen dan non-permanen, fasilitas terbatas dan kondisi infrastruktur tidak sesuai standar, ruang publik terbatas pada ruang jalan dan drainase yang diokupansi hunian. Penduduk melakukan berbagai bentuk hunian bertahap yang dibangun berdasarkan kebutuhan spasial penghuninya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document