Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

71
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 0)

Published By Indonesian Agency For Agricultural Research And Development (Iaard)

2528-0791, 1410-959x

Author(s):  
Rima Setiani ◽  
Rizka Amalia Nugrahapsari ◽  
Sulusi Prabawati ◽  
Dewa K.S. Swastika

Author(s):  
Kordiana K Rangga ◽  
Indah Listiana

<p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><pre><em>                </em><em>Farmer groups are a forum for farmers to make it easier for farmers to carry out their farming, if the farmer group runs effectively in accordance with the goals of the group. Effective farmer groups cannot be separated from the role of group leaders. The head of the farmer group has an important role in supporting the group to achieve its group goals. Based on the background described, then </em><em>the purpose of this research are to know: the effectiveness of paddy farmer group; the leadership level of farmer group; and the relationship between leadership of farmer group leader with the effectiveness of farmer group in Sukoharjo Sub District of Pringsewu Regency. This research was conducted in Sukoharjo Sub District Pringsewu Regency, with 73 respondents of paddy farmer.  Data was collected by using survey method with descriptive analysis and using statistical non parametric test rank spearman correlation to test hypothesis.  The results showed that</em><em> paddy farmer group in </em><em>Sukoharjo Sub District had a high level of effectiveness, had a medium level of leadership of farmer group leader; and leadership of farmer group had significant relationship with farmer group effectiveness.  </em></pre><p> </p><p>Keyword:<em>  effectiveness, </em><em>farmer group</em><em>, leadership.</em></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p>Kelompok tani merupakan wadah bagi petani agar memudahkan petani dalam menajalankan usahataninya, jika kelompok tani berjalan secara efektif sesuai dengan tujuan kelompoknya. Kelompok tani yang efektif tidak terlepas dari peran ketua kelompok. Ketua kelompok tani memiliki peran yang penting dalam mendukung kelompok mencapai tujuan kelompoknya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: keefektifan kelompok tani padi sawah; tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani; dan hubungan antara tingkat kepemimpinan ketua kelompok tani dengan keefektifan kelompok tani padi sawah di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.  Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu, dengan 73 petani responden. Metode pengumpulan data menggunakan metode survey, dengan anilisis deskriptif dan menggunakan uji statistik korelasi <em>rank spearman </em>non parametrik untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan kelompok tani padi sawah memiliki tingkat keefektifan yang tinggi, memiliki tingkat kepemimpinan ketua kelompok yang sedang, dan kepemimpinan ketua kelompok tani memiliki hubungan yang nyata dengan keefektifan kelompok tani.</p><p> </p>


Author(s):  
Dewi Sahara ◽  
Tota Suhendrata

Permintaan jagung cenderung meningkat, namun harganya juga relatif berfluktuasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga output dan harga input terhadap penawaran jagung dan permintaan input produksi. Kegiatan dilaksanakan pada bulan September – Nopember 2016 dengan metode survey terhadap 30 petani jagung di Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.  Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik rumah tangga, jumlah dan harga input, jumlah dan harga jagung. Data dianalisis dalam bentuk pangsa biaya menggunakan metode <em>Seemingly Unrelated Regression</em> (SUR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penawaran output terhadap harga sendiri bersifat elastis dengan tanda positif, sedangkan terhadap harga input bertanda negatif dan bersifat inelastis, kecuali terhadap permintaan pupuk Urea.  Elastisitas permintaan input terhadap harga sendiri bertanda negatif dan inelastis kecuali terhadap permintaan pupuk Urea dan tenaga kerja bersifat elastis, sedangkan terhadap harga input lainnya besaran dan tandanya bervariasi.  Luas areal tanam bersifat inelastis terhadap permintaan input produksi. Demikian pula dengan pendidikan dan pengalaman usahatani bersifat inelastis kecuali terhadap permintaan tenaga kerja bersifat elastis. Oleh karena itu untuk meningkatkan produksi jagung dapat dilakukan dengan meningkatkan harga jagung, memperluas areal tanam dan meningkatkan kapabilitas sumberdaya petani.


Author(s):  
RA Diana Widyastuti ◽  
Slamet Susanto ◽  
Maya Melati ◽  
Ani Kurniawati

<p align="center"><strong>ABSTRACT</strong></p><p align="center"><strong><em> </em></strong></p><p><strong><em>Arrangement of Guava Flowering </em></strong><strong><em>(Psidium</em></strong><strong><em> g</em></strong><strong><em>uajava</em></strong><strong><em> </em></strong><strong><em>L.</em></strong><strong><em>)</em></strong><strong><em> ‘Krystal’ through the Application of Different Strangulation Times. </em></strong>The seasonal production of guava (<em>Psidium guajava</em>) requires flowering manipulation technique such strangulation in order to be available throughout the years. This study aimed to explain the relationship between strangulation time, the period of flowering and harvesting of guava cv 'Krystal'. The experiment was conducted from February to December 2017, in Cikabayan experimental garden of IPB University, Bogor, Indonesia. The experiment used a completely randomized design with single factor, i.e strangulation times that consisted of control (no strangulation), strangulation in March, in April and in May. The results showed that strangulation treatment was able to accelerate the emergence of flowers and increase the number of generative shoots, the number of flowers per tree and the number of fruits harvested. The increase of flowering response on strangulated trees was supported by a higher leaf C/N compared to control, which is related to the low leaf N content in strangulation treatments. The strangulation treatment could accelerate the time of flower emergence six days earlier than control.<em>  </em><strong><em></em></strong></p><p><strong>Key</strong><strong>word<em>s</em></strong>: <em>guava, </em><em>C/N, flowering induction, ringing, seasonal production</em><strong><em></em></strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p align="center"><strong>ABSTRAK</strong></p><p align="center"><strong> </strong></p><p>Produksi buah jambu biji (<em>Psidium guajava</em>) yang bersifat musiman memerlukan teknik pengaturan pembungaan agar dapat tersedia sepanjang tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara waktu strangulasi dengan pola pembungaan dan panen buah jambu biji ‘Kristal’. Percobaan dilaksanakan mulai Februari sampai Desember 2017, di Kebun Percobaan Cikabayan IPB Bogor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu waktu strangulasi yang terdiri dari 4 (empat) taraf, yakni tanpa strangulasi, strangulasi bulan Maret, strangulasi bulan April dan strangulasi bulan Mei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan strangulasi mampu mempercepat munculnya bunga dan meningkatkan jumlah tunas generatif, jumlah bunga per pohon, jumlah bakal buah per pohon dan jumlah buah yang dipanen. Peningkatan respon pembungaan akibat strangulasi didukung oleh C/N daun yang lebih tinggi dibandingkan tanpa stangulasi, yang berhubungan dengan rendahnya kandungan nitrogen daun pada perlakuan strangulasi. Perlakuan strangulasi mampu mempercepat waktu muncul bunga 6 hari lebih cepat dibandingkan tanpa strangulasi.</p><p><strong>Kata </strong><strong>k</strong><strong>unci: </strong>jambu biji, C/N, induksi pembungaan, pencekikan batang, produksi musiman</p>


Author(s):  
Yovita Anggita Dewi ◽  
Rahmawati Rahmawati

<p>Adopsi mencerminkan tingkat penerimaan teknologi dan implementasinya dalam usahatani yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Tujuan penelitian adalah menganalisis keragaan adopsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi petani kakao. Penelitian dilakukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Bulan Oktober 2018. Responden sebanyak 40 orang yang dipilih secara sengaja (<em>purposive sampling</em>) yaitu petani yang pernah terlibat dalam program Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (MP3MI). Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur sedangkan data sekunder dari laporan MP3MI 2013 – 2015. Keragaan adopsi dianalisis secara desktiptif kuantiatif dan <em>Structural Equation Modeling</em> (SEM)-Smart PLS digunakan untuk menganalisis faktor adopsi. Hasil penelitian menunjukkan persentase petani yang tahu terkait teknologi introduksi sebanyak 95%, petani yang berminat sekitar 93,75%, sedangkan petani yang menerapkan komponen teknologi dan melakukan konfirmasi masing-masing sebesar 83,13% dan 48,75%. Petani mengadopsi dengan jarak waktu &lt;1 musim tanam (MT), 1 MT, dan &gt;1 MT berturut-turut adalah 46,52%, 22,61%, dan 30,86%. Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi adopsi adalah karakteristik internal dan sosial petani dengan koefisien 0,311 dan 0,341. Indikator reflektif yang signifikan berpengaruh terhadap karakteristik internal petani adalah (i) perjalanan ke luar desa, (ii) menghubungi sumber informasi, (iii) berkomunikasi dengan petani di luar desa, (iv) berkomunikasi dengan tokoh masyarakat, dan (v) berkomunikasi dengan aparat desa. Indikator reflektif yang signifikan berpengaruh terhadap karakteristik sosial petani adalah (i) pertemuan kelompok tani, (ii) penyuluhan, (iii) pelatihan, (iv) pendampingan, (v) jenis media, dan (vi) akses media. Dengan demikian, peningkatan adopsi perlu dibarengi peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.</p>


Author(s):  
Azri Azri

Penambangan merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah. Berbagai jenis tambang yaitu emas, timbel, besi, mangan, seng, bauksit yang tersebar di berbagai kabupaten di Kalimantan Barat. Untuk penambangan bauksit tersebar di Pontianak, Bengkayang, Sanggau, Landak, Ketapang, Sekadau, Kubu Raya dan Kayong Utara. Potensi penambangan bauksit di Kalimantan Barat mencapai 4.376.384,034 ton. Secara umum kegiatan penambangan adalah pembukaan hutan, erosi lapisan tanah, pengerukan dan penimbunan. Keberadaan penambangan bauksit berkontribusi besar terhadap laju degradasi lahan. Lahan bekas tambang dibiarkan sendiri dan menjadi lahan kritis dan kritis dalam bentuk lahan bekas tambang yang tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan pada lahan reklamasi tambang bauksit dengan menggunakan pupuk hayati dan pupuk organik yang ramah lingkungan. Perlakuan diuji: 1), pupuk hayati : (M0 tanpa pupuk hayati, M1 (pupuk hayati), 2), bahan organik (B) terdiri dari B1 : 5 ton / ha pupuk kandang, B2 : 10 ton pupuk kandang) dan 3 ), bio urine (U) yaitu : tanpa bio urine (U0) dan U1: bio urine). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuburan tanah di lokasi penelitian memiliki pH tanah dengan kandungan C-org, N, P, K, Ca dan Mg yang sangat rendah hingga sedang. Sedangkan kandungan logam berat (Pb, Cu, Cd, Hg, Karena, Mn, Fe dan Co) rendah kecuali Zn. Pupuk hayati, pupuk kandang dan bio urine secara signifikan meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung. Pupuk organik menghasilkan 3,16 ton / ha jagung dan pupuk hayati (2,92 / ton / ha).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document