Warta Penelitian Perhubungan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

466
(FIVE YEARS 33)

H-INDEX

2
(FIVE YEARS 0)

Published By Badan Litbang Perhubungan

2580-1082, 0852-1824

2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Lita Yarlina ◽  
Umiyatun Hayati Triastuti ◽  
Evy Lindasari ◽  
Dina Yuliana ◽  
Dio Agro Nugroho ◽  
...  

AbstrakPemantauan dan evaluasi kegiatan libur Nataru tahun 2020 telah dilaksanakan di Bandara Soekarno-Hatta. Kajian ini dilaksanakan melalui observasi secara langsung terhadap penumpang yang berada di bandara. Berdasarkan hasil kajian diketahui bahwa penumpang masih banyak yang melakukan perjalanan dengan alasan mudik/keperluan keluarga, tingkat kepatuhan penumpang terhadap protokol kesehatan sebesar 66% penumpang dan 60% percaya bahwa melakukan perjalanan dengan pesawat udara aman dari terpapar virus Covid-19. Kebijakan pemerintah terhadap pembatasan perjalanan dengan moda angkutan udara pada masa Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 berhasil dilaksanakan.AbstractMonitoring and Evaluation of Christmas 2020 and New year 2021 holidays have been conducted in Soekarno-Hatta Airport. This study is conducted by direct observation to the passengers in the Airport. According to the result obtained, many passengers are still conducting a trip due to “mudik” or family business, the conformity of the passenger to the Covid-19 Protocol is around 66% of the total passenger, and 60% of passenger confident with the safety to travel with aeroplane from the risk of infected by Covid-19 virus. The government‘s policy regarding the limitation of travel by air transport in the Christmas 2020 and New Year 2021 Holidays has been successfully implemented.


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Antoni Arif Priadi
Keyword(s):  

Untuk menunjang perkembangan daerah-daerah terpencil, pemerintah telah menerapkan kebijakan dalam menyediakan sarana angkutan perintis yang menghubungkan daerah-daerah terpencil tersebut dengan daerah-daerah lainnya dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakatnya. Hal ini diharapkan dapat memacu perkembangan perekonomian daerah terpencil tersebut dalam mengejar ketertinggalannya dari daerah-daerah lain yang lebih maju sehingga nantinya dapat meningkatkan effective purchasing power masyarakat pengguna jasa transportasi di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi layanan angkutan kapal perintis selama kurun waktu 2015 sampai dengan 2020. Analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan voyage pada tahun 2019 adalah sebesar 96% dari total target voyage sebesar 1.893 voyage. Tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan layanan barang pada tahun 2019 adalah sebesar 58% dari total target sebesar 140.662 ton. Tingkat ketercapaian layanan perintis berdasarkan layanan penumpang pada tahun 2019 adalah sebesar 180% dari total target sebesar 430.974 pax. Berdasarkan jumlah voyage, layanan perintis tahun 2019 memiliki 16 trayek dengan realisasi di bawah 60% (14%), 1 trayek dengan realisasi di atas 100% (1%), dan 96 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (85%). Berdasarkan jumlah layanan penumpang, layanan perintis tahun 2019 berdasarkan penumpang terlayani memiliki 24 trayek dengan realisasi di bawah 60% (26%), 50 trayek dengan realisasi di atas 100% (53%), dan 20 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (21%). Berdasarkan jumlah layanan barang, layanan perintis tahun 2019 berdasarkan barang terlayani memiliki 25 trayek dengan realisasi di bawah 60% (33%), 5 trayek dengan realisasi di atas 100% (7%), dan 45 trayek lainnya dengan realisasi 60%-100% (60%).Kata kunci: Angkutan perintis, daerah terpencil.


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Irfan Hudori

Pembangunan Pelabuhan Patimban berdampak pada proses alih fungsi lahan pertanian, tambak dan pesisir seluas +372,02 Ha dan keberlanjutan mata pencaharian petani padi dan tambak yang ada di Desa Patimban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses alih fungsi lahan pertanian dan tambak menjadi kawasan pelabuhan, serta dampak sosialnya terhadap keberlanjutan mata pencaharian para petani dengan mereview kajian sosial rencana pembangunan Pelabuhan Patimban. Penelitian dilakukan di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Dengan menggunakan data penelitian kualitatif berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, proses alih fungsi lahan pembangunan Pelabuhan Patimban dapat diketahui berdasarkan konsep struktur, kultur, proses yang berdampak sosial pada keberlanjutan mata pencaharian petani di sekitarnya.Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan, Dampak Sosial, Keberlanjutan, Mata Pencaharian Petani, Pembangunan Pelabuhan Patimban.


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Jhonson Pardosi ◽  
Robert Sibarani ◽  
Nur Cahaya Bangun ◽  
Ilham Mirzaya Putra
Keyword(s):  

Sejak tahun 1955 tercatat telah terjadi 7 kali kecelakaan transportasi penyeberangan di Danau Toba yang disebabkan tabrakan hingga kelebihan muatan kapal. Human error dan Miss Management disinyalir menjadi satu diantara penyebab terjadinya peristiwa tersebut. Kecelakaan-kecelakaan tersebut menjadi citra buruk destinasi wisata Danau Toba. Kecelakaan tersebut mengirimkan pesan kepada wisatawan tentang ketidakamanan dan kekhawatiran yang patut diwaspadaiPenelitian ini bertujuan untuk : 1) mengetahui peran Sumber Daya Manusia dalam mendukung Standar Pelayanan Trasportasi Pariwisata di Kabupaten Samosir. Jenis penelitian berdasarkan jenis data dan analisis adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah sumber daya manusia transportasi; regulator, penyedia jasa penyeberangan, dan tenaga kerja transportasi danau di Kabupaten Samosir. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ada 3 cara, meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Peran regulator sebagai pembuat kebijakan, stimulator, dan fasilitator. Peran Penyedia Jasa Penyeberangan sebagai pelaksana kebijakan, organisator, dan operator. Peran Awak kapal sebagai pelaksana kebijakan, dan eksekutor, dan 2) Keamanan dan keselamatan transportasi penyeberangan di Danau Toba harus ditingkatkan dengan melibatkan sumber daya manusia transportasi dalam mendukung pelayanan pariwisata


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Erna Mei Lestari

Covid-19 merupakan wabah penyakit yang telah menyebar secara cepat dalam skala global dan berdampak pada berbagai sektor termasuk transportasi laut. Dibutuhkan kesiapan dari subsektor di bidang transportasi laut untuk pencegahan ataupun meminimalisir penyebarannya mulai dari kesiapan penanganan di pelabuhan termasuk kesiapan dari moda transportasi itu sendiri. Covid-19 memiliki karakteristik yang mudah untuk menyebar dalam ruangan yang tertutup dan sirkulasi udara yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengevaluasi sistem sirkulasi udara diatas kapal agar sesuai dengan kriteria udara sehat dan nyaman khususnya pada kabin penumpang kelas ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehandalan sistem ventilasi udara diatas kapal penumpang KM Kelud sudah mengalami penurunan dimana kemampuan sirkulasi udaranya berada dibawah standar yang ditetapkan, sehingga termasuk rawan untuk penyebaran penyakit. Untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 direkomendasikan untuk maintenance sistem ventilasi udara, penambahan kapasitas sistem ventilasi udara, penggunaan filter udara dengan standar medis, dan memperketat penerapan protokol kesehatan di atas kapal.Kata Kunci : Covid 19, Kapal penumpang, Sirkulasi udara.


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Abadi Dwi Saputra

Kecelakaan kapal merupakan kejadian yang dialami oleh kapal yang dapat mengancam keselamatan kapal dan/atau jiwa manusia berupa kapal tenggelam, terbakar, tubrukan dan kandas. Pada penelitian ini akan dibahas masalah kecelakaan kapal yang diinvestigasi oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) selama kurun waktu 2003-2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa karakteristik kecelakaan kapal yang diinvestigasi oleh KNKT. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif data sekunder dari laporan kecelakaan kapal yang telah selesai diinvestigasi oleh KNKT dan hasilnya dianalisa secara deskriptif. Gambaran komposisi karakteristik kecelakaan dari pengolahan data diketahui berdasarkan jenis kecelakaan kapal, kapal terbakar merupakan jenis kecelakaan yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 37%, sedangkan lokasi/perairan yang paling sering terjadi kecelakaan adalah laut Jawa sebesar 36,7% dengan kejadian sebanyak 44 kasus, dari aspek waktu paling sering terjadi kecelakaan kapal adalah pada pukul 12:00-17:59 (31%).


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Chairunnisa Chairunnisa

2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Agus Taufiq Mulyono

Pandemi COVID–19 menyebabkan perlunya penerapan protokol kesehatan pada pengoperasian kereta api. Protokol kesehatan tersebut berbasis pada minimalisasi kondisi 3C (Closed Space, Crowded Place, Closed Contact Setting). Penerapan protokol kesehatan dalam operasional KA memerlukan penerimaan pengguna agar dapat berjalan secara efisien. Untuk mengetahui kemauan pengguna kereta api terhadap penerapan protokol kesehatan, dilakukan survei online dengan metode stated preference. Parameter yang diuji meliputi tarif, kelengkapan dokumen kesehatan, protokol di stasiun, protokol di kereta, serta protokol pribadi. Hasil analisis memperlihatkan tingginya penerimaan penumpang terhadap penerapan protokol Covid pada perkeretaapian, yang diperlihatkan dengan kemauan menggunakan kereta yang lebih tinggi pada penerapan protokol kesehatan secara ketat dibandingkan penerapan secara longgar. Kondisi ini terjadi pada kereta api antar kota maupun kereta Jabodetabek.  Kata kunci: pandemi, covid 19, stated preference, persepsi, kereta api


2021 ◽  
Vol 33 (2) ◽  
Author(s):  
Chairunnisa Chairunnisa

2021 ◽  
Vol 33 (1) ◽  
Author(s):  
Windra Priatna Humang

AbstrakPelayaran Rakyat (Pelra) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi laut di Indonesia, khususnya dalam distribusi logistik di wilayah kepulauan. Saat ini eksistensi Pelra terancam karena ketidakmampuannya bersaing dengan armada pelayaran nasional, di tengah kebijakan untuk meningkatkan konektivitas melalui program Tol Laut. Tujuan penelitian ini adalah memprediksi permintaan muatan general cargo dan menganalisis peran stakeholder dalam peningkatan muatan angkutan Pelra. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi penurunan muatan Pelra di lokasi penelitian yaitu Pelabuhan Paotere (Makassar), Pelabuhan Tenau (Kupang), Pelabuhan Batu Merah (Ambon), Pelabuhan Bastiong (Ternate), dan Pelabuhan Angrem (Manokwari). Pangsa (share) muatan yang diangkut oleh armada Pelra sangat minim dan tiap tahun mengalami penurunan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh stakeholder antara lain: 1). Penerbitan Peraturan Presiden tentang Pemberdayaan Pelayaran Rakyat; 2). Pemberian subsidi agar mampu bersaing dengan armada pelayaran nasional; 3). Kerjasama antara Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog, dan Asosiasi Pelra untuk distribusi barang pada wilayah terpencil dan perbatasan; 4). Peningkatan kemampuan pembangunan kapal yang tidak hanya terbatas pada kayu namun juga bahan baja dan Fiber Reinforced Composite (FRC); 5). Penyesuaian trayek/rute kapal Pelra dengan trayek/rute kapal Tol Laut, perintis, dan kapal niaga sehingga terjadi integrasi jaringan; 6). Peningkatan standar pembuatan kapal Pelra dan penyesuaian dengan standar PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI); 7). Pengembangan prototipe kapal Pelra yang disesuaikan dengan kondisi perairan baik kapal barang, kapal ternak, maupun kapal wisata; 8). Pemberian kemudahan memperoleh modal dan asuransi; 9). Penerbitan Peraturan tentang Konsesi Hutan Tanaman Kayu Ulin untuk Industri Kapal Pelra.Kata kunci: General Cargo, Kapal, Pelayaran Rakyat, Transportasi Laut.AbstractDemand Model and the Role of Stakeholders to Increase General Cargo on Traditional Shipping: Tradisional shipping (Pelra) is an integral part of the marine transportation system in Indonesia, especially in logistics distribution in archipelagic areas. Currently, Pelra’s existence is threatened because of its inability to compete with the national shipping fleet, amidst the national policy to improve connectivity through the Sea Tollway program. The purpose of this paper is to predict the demand for general cargo and analyze the role of stakeholders in increasing Traditional Shipping cargo. The results of the analysis showed that there was a decline in the traditional shipping cargo at the research sites, including the Port of Paotere (Makassar), Port of Tenau (Kupang), Port of Batu Merah (Ambon), Port of Bastiong (Ternate), and Port of Angrem (Manokwari). The share of cargo distributed by Traditional Shipping is very minimal and has decreased every year. Some of the efforts that can be made by the stakeholders include: 1). Issuance of Presidential Decree on Empowerment of Traditional Shipping; 2). Providing subsidies to be able to compete with the national shipping fleet; 3). Collaboration between the Regional Government, BUMN, Bulog, and Traditional Shipping Association for the distribution of goods in remote and border areas; 4). Improving the ability to build ships that are not only limited to wood but also steel and Fiber Reinforced Composite (FRC) materials; 5). Adjustment of traditional shipping route of the ship to the route of the Sea Tollway, pioneer and commercial vessels to develop network integration; 6). Improving the standard for the manufacture of Traditional Shipping vessel and adjusting to PT. Biro KIasifikasi Indonesia (BKI) standards; 7). Development of prototypes of Traditional Shipping vessel that is adapted to the conditions of the waters both cargo, livestock, and tourist vessels; 8). Provision of facilities to obtain capital and insurance; 9). Issuance of Regulations concerning Ironwood Forest Concessions for the Traditional Shipping Industry.Keywords:  General Cargo, Ship, Traditional Shipping, Sea Transportation.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document