Jurnal Moral Kemasyarakatan
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

25
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By University Of Kanjuruhan Malang

2527-4821, 2527-4821

2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 38-45
Author(s):  
Atri Waldi ◽  
Zaky Farid Luthfi ◽  
Reinita Reinita
Keyword(s):  

Penelitian ini menunjukkan pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan data secara maksimal terkait pendidikan damai yang dilakukan melalui pembiasaan yang dilakukan, seperti peserta didik, kepala sekolah, guru serta orangtua siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education) dengan membentuk karakter peserta didik, diantaranya adalah religius, peduli sosial, saling percaya, komunikatif, jujur, peduli lingkungan, toleransi/tenggang rasa, kreatif dan bertanggung jawab. Adapun kegiatan pembiasaan yang dilakukan adalah pembudayaan salam, pembacaan Asmaul Husna dan Tadarus, shalat berjamaah, membawa bekal dari rumah, upacara bendera, muhadharah, kantin kejujuran dan sebagainya. Pembentukan karakter tersebut mengarahkan kepada pencapaian dari tujuan Pendidikan Damai (Peace Education).


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 46-54
Author(s):  
Fandy Adpen Lazzavietamsi ◽  
Idrus Affandi ◽  
Cecep Darmawan ◽  
Asep Zaenal Ausop

Penelitian ini mengkaji Kyai sebagai sentral gerakan ajaran agama islam dalam kehidupan warga negara. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama islam dengan berbagai ragam pemahaman terhadap islam itu sendiri. Kyai sebagai penerjemah al quran dalam kehidupan, dipahami masyarakat sebagai pencerah setiap persoalan. Pemikiran politik Kyai yang berbeda menimbulkan perbedaan perspektif dalam memaknai sekaligus mengaplikasikan kewarganegaraan di Indonesia. Untuk mengkaji fenomena pemikiran politik kyai tersebut, peneliti menggunakan metode studi kasus. Pemikiran politik tokoh agama diantaranya kyai merupakan sesuatu yang tidak biasa, bahkan terdapat pertentangan diantara beberapa agama mengenai hubungan politik dan agama. Terdapat agama yang memisahkan keduanya namun juga terdapat agama yang menyatukan keduanya, perbedaan tersebut dapat dilihat pada agama islam dan katolik. Kecenderungan islam di Indonesia antara politik dan agama tidak bisa dipisahkan karena ajaran agama islam bersifat menyeluruh. Dari penelitian ini ditemukan beberapa fenomena pemikiran politik Kyai, diantaranya yaitu darul islam dan darus salam. Kyai yang mendasarkan pada konsep darul islam diwujudkan pada pemahaman atas konsep khilafah atau imamah sebagai teokrasi, sedangkan Kyai yang mendasarkan pada konsep darus salam diwujudkan pemahaman atas konsep khilafah sebagai masyarakat madani.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 55-61
Author(s):  
Andri Fransiskus Gultom ◽  
Misnal Munir ◽  
Iva Ariani

Satu hal yang tampaknya terabaikan dalam situasi manusia kontemporer yaitu derita batin (agony). Manusia mengalami situasi batin yang agak kacau, tidak stabil, tertekan dan yang kerap kali berada dalam pengawasan superego yang menjadikan tubuh menjadi lentur patuh. Pola hidup era modern mensyaratkan kepastian, disiplin, ketaatan, keterukuran, dan semua berada dalam kontrol kekuasaan dengan basis data algoritmik dan sistem yang ketat. Situasi ini belum mereka sadari karena derita batin itu mesti ditutup karena untuk kebutuhan bertahan hidup. Bila derita batin tidak diatasi, akan terjadi katastropi baik bagi diri dan relasi dengan yang lain. Hidup bisa berada dalam situasi bahaya. Kierkegaard dalam konteks ini memberikan suatu energi baru dengan gagasan rekoleksi dan repetisi bagi manusia agony untuk bisa mengenal lebih dalam dirinya. Penelitian ini berciri kualitatif dengan menggunakan metode-metode filosofis yaitu verstehen, komparasi, dan interpretasi. Penelitian ini akan berupaya mengungkap sisi-sisi terdalam dalam kondisi manusia modern yang telah mengalami kerapuhan pada dimensi internal diri yang berimplikasi pada dimensi eksternal yakni kebertubuhan dan sosialitas. Hasil penelitian ini: (1) upaya refleksi diri terus-menerus diupayakan dengan menelisik situasi kedalaman batin untuk memahami problem yang mengarah pada diri sendiri; (2) rekoleksi dan repetisi menjadi proses penyembuhan diri.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 62-68
Author(s):  
Yulianti Yulianti

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain dan materi buku karakter anak berbasis Contextual Taching Learning  yang layak dan valid digunakan untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di Sekolah Dasar kelas II. Buku karakter yang dikembangkan ini belum ditemui di sekolah dasar karena mengintegrasikan antara materi dengan konsep CTL (contextual, teaching and learning) yang sesuai dengan karakter siswa kelas II SD, prosedur pengembangan buku karakter ini yaitu: (1) penelitian/studi pendahuluan dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal atau dalam penelitian ini merupakan uji validasi oleh ahli, (5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, (6) uji coba lapangan utama atau dalam penelitian ini adalah uji coba skala kecil, (7) merevisi produk hasil uji lapangan utama, (8) uji pelaksanaan lapangan atau dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan/ kelas, dan (9) revisi produk akhir. Instrumen yang digunakan adalah angket. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui kevalidan dari segi materi dan desain. Segi validasi materi diperoleh prosentase 84,5 % dan dari segi desain 86,5 %, dalam kategori sangat valid. Buku karakter ini diperlukan guna mengasah kemampuan anak sesuai usia sekolah dasar, dan untuk guru PAI dan Budi Pekerti supaya menanamkan konsep nilai agama sebagai pondasi karakter baik anak dalam setiap pembelajaran.


2019 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 69-76
Author(s):  
Yogi Nugraha ◽  
Yudi Firmansyah

Penelitian ini mengkaji tentang 1) Persepsi toleransi beragama oleh generasi milenial terhadap agama lain, (2) Sikap yang ditunjukkan oleh generasi milenial sebagai penganut agama lain dan dan (3) Kerjasama antar umat beragama yang dilakukan oleh generasi milenial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah generasi milenial berusia 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi generasi milenial mayoritas memahami tentang toleransi beragama. Namun, secara minoritas ada yang tidak memahami toleransi. Sikap generasi milenial terhadap agama lain menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka telah menjalankan toleransi, tetapi secara minoritas ada yang tidak dapat mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Kerjasama yang ditunjukkan oleh generasi milenial secara mayoritas berada pada kategori netral yang membuktikan bahwa ada perilaku yang ragu terhadap rasa toleransi yang ingin ditampilkan.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Theodorus Pangalila ◽  
Jeane Mantiri ◽  
Julien Biringan

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran nilai moral yang terkandung dalam semboyan Torang Samua Basudara dalam membentuk sikap toleransi masyarakat kota Tomohon Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. teknik analisis data menggunakan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi Hasil penelitian menemukan bahwa semboyan Torang Samua Basudara mengandung nilai-nilai moral yang telah terjaga dengan baik dan membuat masyarakat kota Tomohon dan masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya hidup dalam suasana toleransi. Penelitian ini merekomendasikan penelitian tentang nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal masyarakat Sulawesi Utara pada umumnya.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 15-25
Author(s):  
Fransiskus Markus Pereto Keraf ◽  
Kokom Komalasari

Penelitian ini dilatar belakangi oleh perilaku peserta didik di wilayah perbatasan yang cenderung bersikap, berbahasa, berbudaya hingga menyukai penggunaan produk dari Timor Leste dibandingkan Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penguatan karakter nasionalisme melalui habituasi di SMPN Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.Proses penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik, guru, dan tokoh masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis keabsahan data terdiri dari reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Teknik yang digunakan oleh sekolah dalam menguatkan karakter nasionalisme peserta didik adalah melalui habituasi. Melalui pembiasaaan ini, sekolah menyelenggarakan  best practice yang meliputi upacara bendera, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menyanyikan lagu kebangsaan sebelum dan mengakiri pembelajaran, penyambutan tamu kenegaraan di wilayah perbatasan, penggunaan yel – yel kebangsaan, hingga keteladanan guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui program habituasi yang diselenggarakan oleh sekolah, mampu untuk menguatkan karakter nasionalisme peserta didik. Hal tersebut dibuktikan oleh perilaku dan juga aktivitas sehari  -hari peserta didik yang sudah mencintai produk dalam negeri, berbahasa Indonesia dengan baik, dan benar hingga merasa sangat mencitai Indonesia.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 32-37
Author(s):  
Prihatin Sulistyowati ◽  
Dewi Masruroh Nur Wahidiyah ◽  
Dwi Agus Setiawan

Pentingnya membangun karakter nasionalis pada era sekaarang sangatlah penting. Upaya tersebut efektif dilaksanakan dalam pembelajaran disekolah dengan dukungan materi ajar yang menarik. Materi IPS khususnya tokoh-tokoh proklamasi merupakan contoh karakter nasionalis yang dapat di tauladani siswa. Pelaksanaan penelitian ini untuk mendeskripsikan: proses pengembangan, kelayakan, kepraktisan, dan keefektifan bahan ajar ensiklopedia berkarakter nasionalisme. Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4D (four-D) yang dimodifikasi menggunakan tiga tahapan saja, yaitu: tahap pendefinisian, tahap perancangan, dan tahap pengembangan. Subjek uji coba adalah 19 siswa kelas V SDN Sengguruh. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar ensiklopedia layak, praktis dan efektif untuk digunakan. Penilaian oleh ahli media mendapatkan presentase 80%, ahli bahasa mendapatkan presentase 80%, penilaian ahli materi mendapatkan presentase 77,2 %, penilaian praktisi mendapatkan presentase 95,4 %, penilaian siswa mendapatkan presentase 92%, sedangkan untuk keefektifan mendapatkan 78,5%. Berdasarkan paparan hasil penilaian maka bahan ajar ensiklopedia “Layak” dan “Sangat Baik” digunakan di lapangan The importance of building nationalist character in the present era is very important. These efforts are effectively implemented in school learning with the support of interesting teaching material. IPS material, especially the figures of the proclamation, are examples of nationalist characters that can be taught by students. The implementation of this research is to describe: the process of developing, feasibility, practicality, and effectiveness of encyclopedia teaching materials characterized by nationalism. This development research uses a 4D (four-D) model that is modified using only three stages, namely: the stage of defining, designing, and developing. The subjects of the trial were 19 fifth grade students at Sengguruh Elementary School. The instrument of data collection uses questionnaires and documentation. The results showed that encyclopedia teaching materials were feasible, practical and effective to use. Evaluation by media experts gets a percentage of 80%, linguists get 80% percentage, assessment of material experts get a percentage of 77.2%, practitioner assessment gets a percentage of 95.4%, assessment of students get a percentage of 92%, while for effectiveness get 78.5% . Based on the explanation of the results of the assessment, the encyclopedia teaching material "Worthy" and "Very Good" was used in the field


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 8-14
Author(s):  
Sarkadi Sarkadi ◽  
Suhadi Suhadi ◽  
Lena Riana Sani
Keyword(s):  

Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kiprah Jaringan Gusdurian di Media sosial. Pendekatan e-research digunakan untuk menelusuri dan menganalisisnya dengan kerangka kewarganegaraan digital "3S", yakni safety, savvy, dan social. Dari hasil observasi, wawancara dan expert opinion, penelitian ini mengungkapkan bahwa Jaringan Gusdurian masih memiliki fokus pada isu savvy dan social, sementara itu isu safety masih belum eksplisit mendapatkan perhatian. Fenomena tersebut terjadi bisa dijelaskan melalui perspektif mobilisasi dan transformasi gerakan yang dipengaruhi perkembangan teknologi digital seperti media sosial. Jaringan Gusdurian sedari awal telah memegang 9 Nilai Utama Gus Dur yang memang lebih banyak bermuatan unsur social dan savvy. Penulis merekomendasikan agar komunitas sosial yang berkiprah di media sosial untuk rekognisi seluruh elemen kewarganegaraan digital agar kehidupan demokrasi bisa lebih semarak dan berkualitas.


2019 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 1-7
Author(s):  
Hidayat Ardiyansyah ◽  
Bhakti Prima Findiga Hermuttaqien ◽  
Ludovikus Bomans Wadu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap moral siswa Sekolah Menengah Pertama se Kecamatan Bantur. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dari 8 Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah baik negeri maupun swasta sebanyak 1125 siswa dengan menggunakan teknik sampel apabila lebih dari 100 diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih sehingga sampel pada penelitian ini sejumlah 240 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dan observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis persentase, normalitas, homogenitas, dan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap moral siswa. Data tersebut berdasarkan hasil uji F, nilai F hitung sebesar 9,201 Dengan signifikansi sebesar 0,000 <0,05. Hal ini tidak terlepas dari dukungan yang diberikan lingkungan sekolah dengan adanya lingkungan fisik yang memadai, lingkungan sosial yang bersinergi antara siswa dengan siswa, guru, staf maupun karyawan, serta lingkungan akademis yang mendukung tingkah laku siswa untuk berperilaku sangat baik.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document