Jurnal Agritechno
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

79
(FIVE YEARS 50)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Hasanuddin University, Faculty Of Law

2656-2413, 1979-7362

2021 ◽  
pp. 57-65
Author(s):  
Dhinar Patliani ◽  
Dian Purbasari

Turmeric (Curcuma longa L) in Indonesia is widely known as a herbal medicinal plant, food coloring, and food flavoring. The high water content of turmeric will shorten the storage time and the quality of the ingredients. The need for drying which is the process of removing the moisture content of the material with the aim of prolonging the shelf life. The use of the foam-mat drying method with the addition of adhesives aims to speed up the drying process and maintain the quality of a material. The result of drying turmeric obtained is turmeric powder product. This study used a completely randomized design (CRD) with two factors, namely the variation of the microwave oven power and the composition of the developer agent (ovalet). The research procedure was divided into two stages, namely the manufacture of powder and continued with the measurement of physical quality. The stages of making powder begin with the preparation of raw materials, stripping, size reduction, addition of developer, drying, then grinding. The second stage is measuring physical quality, namely fineness modulus, average grain size, powder moisture content, color, water absorption, oil absorption, and bulk density. The power variations used are 420 watts, 535 watts, and 680 watts, while the composition of the developer is 1%, 2%, and 4%. Data analysis using two-way ANOVA statistical test with two factors that affect the variation of power and composition of the developer (ovalet). FM values ​​ranged from 0.364 – 1.576, D values ​​ranged from 0.005 – 0.0012 mm, final moisture content values ​​ranged from 7.60 – 9.59%, powder moisture content values ​​ranged from 9.47 – 11.43%ww , L values ​​ranged from 61.46 – 65.96, a values ​​ranged from 13.54 – 16.05, b values ​​ranged from 48.21 – 52.42, DSA values ​​ranged from 2.78 – 3.54 ml/ g, DSM values ​​ranged from 1.22 – 1.60 ml/g, and DC values ​​ranged from 0.38 – 0.44 g/cm3. The combination treatment of drying power with developer is influenced by the drying power of the parameters, namely the value of moisture content, fineness modulus, average grain size, brightness level, redness level, yellowness level, oil absorption, water absorption, and bulk density. While the developer affects the finenes modulus, average grain size, yellowness level, and bulk density.


2021 ◽  
pp. 88-97
Author(s):  
Endah Nugraheni ◽  
Karno Karno ◽  
Sutarno Sutarno
Keyword(s):  

Microgreen merupakan tanaman pangan fungsional yang bertujuan untuk menciptakan diversifikasi pangan yang berkelanjutan secara global dengan nilai gizi yang tinggi dibandingkan dengan tanaman biasa. Kemangi merupakan salah satu jenis tanaman yang sering dijadikan sebagai microgreen karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Peningkatan produksi dan kualitas microgreens dapat dilakukan dengan memberikan pencahayaan LED dengan spektrum cahaya yang dibutuhkan dan meningkatkan durasi penyinaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan respon biokimia microgreen basil terhadap kombinasi LED merah, biru, dan merah:biru serta lama penyinaran selama 12, 16 dan 20 jam. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2021 – Mei 2021 di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tumbuhan dan analisis klorofil, karotenoid dan fenol dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Universitas Diponegoro. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial 5 x 3 dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 45 satuan percobaan. Faktor pertama adalah kombinasi warna LED yang meliputi L1: 100% Merah: 0% Biru, L2: 0% Merah: 100% Biru, L3: 70% Merah: 30% Biru, L4: 50% Merah: 50% Biru, L5: 30% Merah: 70% Biru. Faktor kedua adalah lama penyinaran meliputi T1 (12 jam), T2 (16 jam), T3 (20 jam). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan terdapat interaksi antara kombinasi warna cahaya dengan lama penyinaran terhadap kandungan biokimia microgreen basil. Penyinaran dengan kombinasi warna cahaya merah 100% dengan penyinaran selama 20 jam dapat meningkatkan kandungan klorofil dan karotenoid microgreen basil.


2021 ◽  
pp. 76-80
Author(s):  
Asviyatu Nisa' ◽  
Muhammad Helmi Hakim ◽  
Yuanita Amalia Hariyanto

Efek medan listrik terhadap akar tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tanaman yang tumbuh di antara medan listrik menyebabkan polarisasi sel dan jaringan serta dapat mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek medan listrik terhadap panjang tanaman buncis. Dalam penelitian ini aplikasi medan listrik yang digunakan untuk perlakuan medan sebesar 0,5 kV/m, 1 kV/m, 1,5 kV/m, dan 2 kV/m selama 60 menit. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa medan listrik dapat mempercepat pertumbuhan panjang tanaman buncis. Medan listrik yang paling sesuai untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan adalah medan listrik sebesar 1 kV/m.


2021 ◽  
pp. 98-105
Author(s):  
Kania Gita Pramadita ◽  
Edy Suryadi ◽  
Dwi Rustam Kendarto

Sub DAS Cikeruh merupakan kawasan dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, yang mana hal tersebut mengakibatkan alih fungsi lahan terjadi di beberapa kecamatan sehingga berimplikasi terhadap menurunnya ketersediaan air dan meningkatnya kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status daya dukung air di Sub DAS Cikeruh melalui perbandingan rasio antara kebutuhan dan ketersediaan air. Kebutuhan air dihitung dengan menggunakan standar yang ditentukan oleh SNI 19-66728.1, 2002; SNI 67281-2015; dan Ditjen Cipta Karya Dinas PU tahun 1996, adapun sektor yang dihitung adalah domestik, non domestik, industri, pertanian, peternakan, dan perikanan. Ketersediaan air dihitung dengan mengestimasi volume aliran yang terjadi di Sub DAS Cikeruh menggunakan metode Soil Conservation Service Curve Number (SCS-CN) dari USDA dengan melibatkan data hidrologi dari tahun 2011 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2020 adalah sebesar 351.852.088,9 m3/tahun, sedangkan kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh mengalami perubahan yang dinamis setiap tahunnya. Kebutuhan air di Sub DAS Cikeruh pada tahun 2011 adalah sebesar 545.250.212 m3/tahun, tahun 2015 sebesar 711.121.596 m3/tahun, sedangkan tahun 2020 sebesar 520.638.257 m3/tahun. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terjadi defisit air di Sub DAS Cikeruh, dimana nilai kebutuhan air lebih tinggi dibandingkan ketersediaan air, adapun rasionya sebesar 0,641, yang artinya daya dukung lingkungan telah terlampaui (overshoot) karena nilai rasio < 1.


2021 ◽  
pp. 66-75
Author(s):  
Andi Dirpan ◽  
Andi Nurfaidah Rahman ◽  
Muhammad Tahir Sapsal ◽  
Mulyati M. Tahir ◽  
Singgang Dewitara

The increase in the amount of mango fruit production is due to their high nutritional content affordable, and relatively easy to find. However, like other horticultural crops, Mango can be easily bruised or damaged. The fruit damage can be caused by improper post-harvest handling, causing mango quality and has a short shelf life. The study aimed to determine the shelf life and quality of mango Golek stored in Zero Energy Cool Chamber (ZECC) using LDPE packaging and LDPE packaging with additional perforations. The first stage was observing the physical quality of the fruit and then post-harvest treatment such as washing, packaging and storing mangoes at ZECC temperature (±26°C). The second stage was the mango quality test after storage. Tests in the form of skin color and organoleptic. The results obtained in this study were mangoes packed with LDPE and LDPE with perforations. Mango packaged in LDPE packaging were able to retain L* color, b* color, organoleptic color, aroma, texture and taste. Mangoes packed with perforated LDPE packaging can retail,  L * color, b * color, organoleptic color, aroma, texture and taste


2021 ◽  
pp. 81-87
Author(s):  
Nirmala Efri Hasibuan ◽  
Sumartini Sumartini
Keyword(s):  
E Coli ◽  

Pengawetan merupakan salah satu cara untuk menghambat kemunduran mutu ikan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ekstrak daun pedada (Sonneratia caseolaris) sebagai bahan pengawet alami pada ikan kembung segar. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan sampel, ekstraksi daun pedada dan aplikasi ekstrak pada ikan.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari tiga faktor. Faktor pertama adalah penambahan ekstrak daun pedada. Faktor kedua adalah  suhu penyimpanan ikan yaitu suhu ruang (23º-27ºC), suhu dingin (10ºC), suhu beku (0ºC). Faktor ketiga adalah lama penyimpanan yaitu 1, 7 dan 14 hari. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Parameter yang diuji meliputi nilai pH, kadar air, kadar protein, angka lempeng total (ALT) dan E-coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun pedada, perbedaan suhu penyimpanan, dan lama penyimpanan berpengaruh signifikan (sig<0.05)  terhadap nilai pH, kadar air, kadar protein dan angka lempeng total (ALT). Selanjutnya hasil uji E-coli diperoleh bahwa perlakuan suhu dingin dan suhu beku pada ikan dengan penambahan ekstrak daun pedada menunjukkan kandungan E-coli negatif.


2021 ◽  
pp. 116-121
Author(s):  
Nurul Muchlisah Zainuddin ◽  
Sri Hajriani
Keyword(s):  

Kelor (Moringa oleifera) sudah dikenal selama berabad-abad sebagai tanaman multiguna, padat nutrisi dan berkhasiat sebagai obat. Namun pembuatan kelor menjadi tepung atau bubuk serta pengembangannya menjadi tambahan makanan fungsional belum banyak dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membuat tepung dari daun kelor sebagai tambahan makanan fungsional kaya nutrisi. Kandungan utama daun kelor ini ternyata akan lebih tinggi jika daun kelor diolah terlebih dahulu menjadi bentuk kering atau tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu pengeringan dan lama pengeringan yang terbaik yang digunakan pada proses pembuatan bubuk daun kelor berdasarkan analisis kimia yaitu kadar vitamin C dan kadar air dan untuk mengetahui sifat organoleptik tepung daun kelor berdasarkan suhu dan lama pengeringan yang berbeda. Metode penelitian yang dilakukan adalah menentukan suhu pengeringan dan lama pengeringan terbaik dengan menggunakan suhu pengeringan (35 oC, 50 oC, dan 65oC). Lama pengeringan (5 jam, 6 jam dan 7 jam). Suhu dan lama pengeringan yang terbaik akan ditentukan dengan pengujian analisis kimia dari tepung daun kelor, yaitu dilakukan uji vitamin C dan kadar air serta uji organoleptik yaitu dengan metode uji kesukaan (hedonic). Hasil dari penelitian formulasi bubuk daun kelor terbaik berdasarkan hasil analisis vitamin C dan kadar air adalah perlakuan suhu pengeringan 35 oC dan lama pengeringan 5 jam. Sifat organoleptik berupa tekstur, citarasa dan aroma yang paling disukai yaitu pada perlakuan suhu pengeringan 65 oC dan lama pengeringan 7 jam sedangkan untuk warna yang paling disukai yaitu pada perlakuan 35 oC dan lama pengeringan 5 jam.


2021 ◽  
pp. 106-115
Author(s):  
Charina Agnesia ◽  
Edy Suryadi ◽  
Sohia Dwiratna Nur Perwitasari

Peningkatan jumlah penduduk disertai perubahan penggunaan lahan di Sub DAS Cikeruh akan mempegaruhi ketersediaan dan kebutuhan air serta tingkat pemenuhan air sektor krusial, yaitu: domestik, non-domestik, pertanian, industri, peternakan, dan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data terbaru ketersediaan dan kebutuhan air serta mengetahui kondisi neraca air di Sub DAS Cikeruh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Ketersediaan air dianalisis menggunakan metode mock dan ketersediaan air dianalisis menggunakan SNI 6728.1-2015, Surat Edaran Menteri PUPR (SE PUPR) Nomor 07 Tahun 2018, dan penelitian sebelumnya yang terkait. Hasil penelitian menunjukan total ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh adalah  212.901.228,61 m3/tahun dengan ketersediaan air bulanan rata-rata 17.741.769,05 m3/bulan dan total kebutuhan air 462.306.728,53 m3/tahun dengan kebutuhan air bulanan rata-rata 38.525.560,71 m3/bulan. Sub DAS Cikeruh mengalami kekurangan air (defisit) sepanjang tahun. Defisit air tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu -29.057.550,95 m3/bulan dan defisit terendah terjadi pada bulan Februari yaitu -1.459.819,23 m3/bulan. Ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh hanya mampu memenuhi kebutuhan air sektor domestik, non domestik, peternakan, dan perikanan. Ketersediaan air di Sub DAS Cikeruh belum mampu mencukupi kebutuhan air sektor pertanian dan industri.


2021 ◽  
pp. 51-56
Author(s):  
Muhammad Tahir Sapsal ◽  
Muhammad Fadlian ◽  
Salengke Salengke

Alat tanam benih langsung atau yang biasa disingkat ATABELA telah umum digunakan pada budidaya padi di Indonesia. Salah satu masalah yang sering terjadi pada penggunaan alat ini yaitu, tidak konsistennya jumlah benih yang dikeluarkan. Disamping itu benih yang dikeluarkan biasanya lebih dari tiga benih, sehingga dapat menimbulkan persaingan dalam proses pertumbuhannya. Oleh karena itu perlu dikembangkan alat tanam benih langsung yang dosis benihnya presisi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang aplikator alat tanam benih padi langsung dengan penjatuhan benih memanfaatkan tekanan vakum. Tujaun lainnya yaitu mengetahui tekanan yang dapat dihasilkan serta kecepatan maju yang dibutuhkan untuk menghasilkan tekanan vakum yang.  Langkah awal dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi tekanan yang dibutuhkan untuk memindahkan benih, kemudian membuat rancangan alat berdasarkan data tekanan tersebut. Pengujian dilakukan menggunakan motor DC sebagai pengganti putaran roda untuk mengetahui kecepatan maju yang dibutuhkan untuk memperoleh tekanan yang dibutuhkan. Kadar air dari benih yang digunakan 22.71 % dan tekanan yang dibutuhkan 97 kPa (4 kPa di bawah tekanan standar atmosfer) kecepatan maju yang dibutuhkan 2.5 m/s sehingga perlu dilakukan modifikasi pada perbandingan pulley roda dan poros penggerak.


2021 ◽  
pp. 26-35
Author(s):  
Sumartini Sumartini ◽  
Nirmala Efri Hasibuan ◽  
Sellen Gurusmatika

Kendala yang sering dihadapi pada pembuatan produk spreads seperti shortening adalah sulitnya menghasilkan produk dengan titik leleh yang diharapkan. Interesterifikasi kimiawi dianggap lebih murah, sederhana, mudah dikontrol, suhu yang digunakan tidak terlampau tinggi sehingga memperkecil kemungkinan terbentuknya asam lemak trans. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik  profil thermal dan melting point dari shortening melalui dua modifikasi lipid yang berbeda, blending (NIE) dan interesterifikasi kimiawi (CIE). Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 10 rasio perlakuan untuk mengetahui karakteristik leleh shortening menggunakan DSC (Differential Scanning Calorimetry). Hasil penelitian menunjukkan nilai melting point berada dalam kisaran leleh suhu (40-49°C). Berdasarkan Karakteristik Thermal rasio 90/5/5 (CIE 4) dan 80/10/10 (CIE 3) memiliki 3 dan 4 puncak titik leleh yang yang rendah. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa melting point dan profil thermal interesterifikasi kimiawi lebih rendah jika dibandingkan blending, hal ini membuktikan bahwa intereterifikasi kimiawi mampu menciptakan lemak shortening baru dengan plastisitas tertentu dan memberikan karakteristik leleh sesuai dengan shortening komersial.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document