Holistic al-Hadis
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 25)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten

2622-7630, 2460-8939

2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 157
Author(s):  
Muhammad Ali . ◽  
Uswatun Hasanah ◽  
Beko Hendro

This article discusses the implementation of the reading of Surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly and the views of the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim congregation on the reading of Surah al-Mulk as well as an analysis of Max Weber on the recitation of surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly. This type of research is a field research (Field Research), the type of data used is qualitative with the study of living hadith. This study uses Max Weber's theory of social action related to four actions, namely, traditional action, affective action, value rationality action and instrumental rationality action. The subjects of this research are caregivers, administrators, ustaz and Jama'ah Majelis Ta'lim Raudhotul Ilmi Palembang. The data collection technique used observation by observing and paying attention to the implementation of the tradition of reading surah al-Mulk at the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly. While the interview data, the researchers interviewed twelve Jama'ah as respondents, while the documentation was equipped with books, photos and books related to the research. Meanwhile, data analysis uses descriptions and explanations. This study found that the Jama'ah of the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly was enthusiastic about the tradition of reciting surah al-Mulk in the Assembly. The congregation of the assembly is of the view that having the reading of Surah al-Mulk before starting the assembly is a good and good thing as a form of imitating the Prophet Muhammad. The congregation of the assembly supported this activity because of the benefits of reading it as a barrier from the torment of the grave and there were some congregations who routinely read Surah al-Mulk. It can be said that the response of the congregation of the assembly tends to know the values ​​contained in the hadith of reading surah al-Mulk. This shows that the living hadith in the congregation of the assembly was carried out and the Raudhotul Ilmi Palembang Ta'lim Assembly fulfilled Max Weber's theory of social action.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 137
Author(s):  
Siddik Firmansyah
Keyword(s):  

Abstrak: Hadis menjadi hal yang sangat penting di kalangan para umat islam, dan hadis juga menjadi rujukan di masa nabi oleh sahabat untuk penjelasan tentang Al-Qur’an yang begitu tingginya sastra arabnya dan menjadi pedoman agar tidak tersesat ke dalam kebatilan. Tujuan dalam penelitian ini melihat bagaimana dimasa awal kodifikasi hadis dilakukan oleh para ulama klasik dan bentuk otentisitasnya disaat sekarang. Metodologi yang di gunakan library research dengan analisis deskriptif yang menjadi tiga pembahasan di dalamnya, yang pertama menjaga kelestarian hadis nabi oleh sahabat dengan menghafal, mengulang-ulang, dan menyampaikan hadis nabi. Kemudian kedua larangan penulisan selain Al-Qur’an awal mula islam berkembang agar sahabat memberikan perhatian penuh kepada Al-Qur'an. Kemudian ketiga penulisan hadis (At-tadwin) setelah wafatnya nabi dan habisnya kepemimpinan khalifah Ar-Rhasidin. Kodifikasi hadis pertama terjadi atas perintah Umar bin Abdul Aziz (khalifah ke-8 dari Bani Umayyah) pada abad ke-2 H, di sebabkan banyaknya hadis palsu dan banyak ulama hadis wafat dan meluasnya kekuasaan islam, dengan menambahkan pengkritikan para ahli hadis awal mula hadis di tulis oleh ulama klasik.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 180
Author(s):  
Khaira Nazla Naquib ◽  
Irhamsyah Putra ◽  
Sholahuddin Al Ayubi

Tujuan dalan artikel ini adalah bahwa manusia adalah makhluk dengan keterampilan unik dan memegang peringkat terbesar di antara semua makhluk. Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan. Adapun masalah yang melatarbelakangi artikel ini adalah kemiskinan di negeri ini tidak kunjung berhenti, dan akankah berdampak pada sumber daya masnusia. Kebaruan artikel ini bahwa sumber daya manusia mulai dari pengembanagan, penerapan, dan pemeliharaan dalam persfektif hadis. Metode dalam artikel ini adalah deskriptif kualitatif analitik. Hasil dari artikel ini ditemukan bahwa di beberapa hadis sumber daya manusia sebagai penerima dan pelaksana agar dia diangkat ke posisi yang ditinggikan, dan pengelolaan, penerapan, dan pemeeliharaan sumber daya manusia, berdasarkan pemahaman Islam tentang manusia itu sendiri, dan selanjutnya SDM tetap harus menyembah Sang Pencipta.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 108
Author(s):  
Ahmad Fadhil
Keyword(s):  

Sebagian orang menganggap pernikahan dengan mahar sandal yang pernah viral sebagai pelecehan terhadap kaum perempuan. Sebagian lagi berpendapat bahwa hal itu wajar karena Nabi Muhammad Saw memperbolehkannya. Dengan menggunakan metode takhrij dan fiqh hadits, penelitian ini menguji pendapat terakhir dengan mencari kitab hadis apa yang menjadi sumber hadis mahar sandal, bagaimana kekuatan sanadnya, dan bagaimana pemahaman atau penarikan hukum dari hadis tersebut, dengan menggunakan metode penelitian takhrij dan fiqh hadis. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa hadis mahar sandal terdapat di dalam kitab hadis Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. Hadis ini dikutip dari Sunan al-Tirmidzi dan dikuatkan oleh satu hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan tiga hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad. Semua hadis itu berkualitas dha'if atau lemah sehingga tidak dapat secara mandiri sebagai sumber hukum. Hadis itu justru menekankan bukan besar/kecilnya nilai mahar, tapi pentingnya keridaan perempuan akan mahar yang dia terima. Hadis-hadis yang lain menunjukkan bahwa mahar yang diberikan Nabi Muhammad Saw kepada istri-istrinya bernilai besar dalam standar zaman sekarang.   Some people consider that weddings with sandals as the dowry that have gone viral on social media as an harassment against women. Some believe it reasonable because Prophet Muhammad allowed it. Using takhrij and fiqh hadith as a method, this study will re-examine the last opinion by looking for what hadith books are the sources of the sandal as the dowry, how the strength of the sanad is, and how to understand the hadith. The finding of this study is that the hadith of the dowry of sandals is contained in the Hadith book of Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram. This hadith is quoted from Sunan al-Tirmidhi and is corroborated by one hadith narrated by Ibn Majah and three traditions narrated by Ahmad. All hadiths are of weak so that they cannot be independently used as sources of law. The hadith is not concerning about the size of the dowry, but the importance of a woman's pleasure in the dowry she receives. Other hadiths show that the dowry that the Prophet Muhammad gave to his wives was decent by today's standards.


2021 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 89
Author(s):  
Thoriq Aziz Jayana ◽  
Nor Hasan

artikel ini memaparkan pemikiran Juynboll dalam menguji autentisitas dan klaim kesejarahan hadis dengan teori common link. Sebagai teori perpanjangan tangan dari teori Schacht, Juynboll berhasil mengembangkan teori tersebut sehingga lahirlah berbagai model periwayatan dan istilah-istilah baru dalam teori common link. Hasil dari tulisan ini menunjukkan bahwa teori common link Juynboll memberikan kontribusi besar dan brilian untuk menguji periwayatan hadis, hanya saja perlu dilakukan kajian lebih dalam tentang matan hadis, yang kurang dielaborasi dengan baik oleh Juynboll.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 69
Author(s):  
Ahmad Nabil Amir ◽  
Zunaidah Mohd. Marzuki
Keyword(s):  

Makalah ini menyorot fikrah hadith Muhammad Asad (1990-1992) dan kontribusinya dalam pemahaman hadith kontemporer. Ia membincangkan kefahaman asas tentang hadith yang dirumuskan dalam karya-karyanya seperti Sahih al-Bukhari The Early Years of Islam; Islam at The Crossroads (bab “Hadith and Sunnah” dan “The Spirit of the Sunnah”); This Law of Ours and Other Essays; The Road to Mecca dan The Message of the Qur’an. Pengaruh hadith ini turut ditinjau daripada artikelnya dalam jurnal Arafat dan makalahnya yang lain terkait tema-tema hadith dan sunnah dan pemahaman serta cabarannya di abad moden, seperti tulisannya “Social and Cultural Realities of the Sunnah”. Reka bentuk kajian adalah bersifat deskriptif, analitis, historis dan komparatif. Kajian cuba mengembangkan ide dan fikrah hadith yang dirumuskan Asad dari perspektifnya yang moden dan membandingkannya dengan pemikiran-pemikiran sejarah yang krusial terkait prinsip hadith yang dibawakan oleh pemikir Islam yang lain. Dapatan kajian menyimpulkan bahawa Muhammad Asad telah memberikan sumbangan yang penting dalam pemikiran hadith di abad moden dengan hasil penulisannya yang prolifik dan substantif, termasuk terjemahan dan syarahannya yang ekstensif terhadap Sahih al-Bukhari yang memuatkan komentar-komentar yang baru dan analisis sejarahnya yang mendalam terhadap kitab ini. Ia merumuskan pertentangan-pertentangan hukum dan istinbat-istinbat fuqaha dan muhaddith dalam tradisi syarah hadith yang kritis. Ia turut merespon pertikaian-pertikaian asas yang dibangkitkan oleh golongan orientalis dan intelektual yang skeptis terhadap riwayat-riwayat sejarah dalam tradisi hadith.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 28
Author(s):  
Falahiyah . ◽  
Salim Rosyadi

Ḍa‘īf adalah lawan dari kata al-qawiy, yang berarti “lemah” , maka sebutan hadis ḍa‘īf dari segi bahasa berarti hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat. Sedangkan secara istilah diantara para ulama terdapat perbedaan rumusan dan mendefinisikan hadis ḍa‘īf ini. Banyak perbedaan pendapat antara ulama Muhaddiṡin dengan para fuqoha mengenai masalah periwayatan dan pengamalannya, ada yang membolehkan mengamalkan hadis ḍa‘īf  dan ada juga yang melarang mengamalkan hadis ḍa‘īf. Imām Aḥmad dan Imām Abū Dāwūd termasuk ulama yang membolehkan mengamalkan hadis ḍa‘īf. Keduanya membolehkan jika dalam permasalahan faḍail al- ‘amal dan selagi tidak ada hadis lain yang menerangkannya. Sedangkan dalam perbedaan pendapat antara Imām Aḥmad Ibn Ḥanbal bahwa hadis da‘īf itu lebih disukai dari pada pendapat para ulama, sedangkan menurut Imām Abū Dāwūd ia berpendapat bahwa hadis Ḍa‘īf itu lebih kuat dari pada pendapat para ulama.  


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Nasirotul Hayat

Sejarah dunia membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari pergaulan yang mengatur perhubungan manusia di dalam segala keperluannya, karena manusia diciptakan di dunia dalam keadaan saling membutuhkan dan saling melengkapi. Di era teknologi ini banyak kegiatan yang dilakukan menggunakan jaringan internet dan media digital termasuk dalam perdagangan dan transaksi finansial. Kegiatan-kegiatan tersebut belum banyak dibahas dalam fiqih dimana hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Zam Zam Noer

Kemajuan teknologi dan informasi yang kian berkembang pesat menjadi tantangan semua umat Islam yang ada untuk senantiasa menjaga nilai – nilai keIslaman yang telah diatur oleh agama Islam itu sendiri. Zaman yang telah modern saat ini tentu banyak bermunculan masalah – masalah baru ditengah kehidupan Islam yang dapat mengurangi kadar ketakwaan dan keimanan kepada sang Khalik. Dilihat dari segi teknik Melihat hal ini seorang Da’i haruslah mengetahui cara – cara yang akan ditempuh untuk menyampaikan dan meluruskan keadaan agar umat Islam bisa menjani kehidupan didunia sesuai dengan norma – norma yang berlaku di dalam agama Islam. Mencari celah dalam memberikan nasihat, melihat kondisi dan situasi, serta bersikap lemah lembut akan menarik minat untuk mengikuti dan mendengarkan nasihat tersebut.


2021 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 49
Author(s):  
Moh. Ali Ma’ruf

Istilah ziarah kubur tidak hanya sering diucapkan, namun sudah menjadi perbuatan yang sering dilakukan oleh umat islam. Ziarah kubur sudah menjadi tradisi sebagian besar umat Islam, khususunya di Peziarahan Kapal Bosok Kp. Darangong Kel. Curugmanis Kec. Curug Kota Serang. Di tempat peziarahan ada makam keramat Syekh Abdullah Ki Angga Derepa yang dimana di makam tersebut banyak masyarakat yang berdatangan untuk berziarah. Oleh karena itu penulis tertarik terhadap persoalan ini dan melakukan penelitian. Tradisi di peziarahan Kapal Bosok diantaranya; Membawa air, cucimuka di gentong, permohonan hajat khususu, zikir dan tahlil. Dari empat tradisi ziarah di peziarhan kapal Bosok diatas, hanya satu yang sesuai dengan al-quran dan hadis Nabi, yaitu bagian ke-Empat, zikir dan tahlil. Selebihnya bagian pertama, kedua dan ke-Tiga  itu tidak sesuai dengan hadis Nabi, karena ketika penulis mencari hadis yang terkait, tidak ditemukan hadis yang menerangkan ketika berziarah membawa air, cucimuka digentong dan meminta hajatnya agar terkabul ketika berziarah, Masih banyak masyarakat yang belum bisa memahami makna hadis tentang berziarah, khususunya dalam pengaplikasiannya dan Menurut tokoh masyarakat di peziarahan Kapal Bosok, ziarah itu mendoakan orang yang sudah meninggal dunia, sehingga sangat baik untuk dilakukan.  


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document