ABSTRACTThe aim of the research was to compare the inventory control system in D’Baloy Food Industries MSMEs and the optimal control of onion dayak stock to production dayak onion tea by the method of Economic Order Quantity (EOQ). Descriptive analysis to describe the control system of dayak onion stock in D'baloy Food Industries MSMEs. EOQ methods to analyze optimum order quantities and calculate the optimum frequency of purchases. Safety stock analysis and Reorder point analysis are also carried out. The results showed the management of raw material inventories in UKM D’baloy Food Industries was not optimal. The current cost of raw material inventory is Rp.752.000 in a year, inventory costs using the EOQ method is Rp.463.448. If applying the optimum inventory, then the cost of dayak onion material stock that can be saved by D’baloy Food Industries MSMEs is Rp.288.552. The cost savings are achieved if the quantity of each message is increased from 10 kg to 29 kg. The frequency of purchases decreased from 96 times a year to 33 times. To avoid the problem of uncertainty in demand and price of raw materials, the safety stock that D'Baloy must provide is 30 kg. The raw material is re-ordered when the stock of dayak onions 38.01 kg. The maximum inventory that must be available before reorder 59 kg. Inventory management using the EOQ method places more emphasis on the availability of safety stock with the reason to overcome the problem of uncertainty in demand and fluctuations in raw material prices.Keywords : Dayak Onion, Economic Order Quantity, InventoryABSTRAKUKM D’Baloy Food Industries belum menerapkan manajemen persediaan bahan baku bawang dayak secara optimal karena bahan baku yang tersedia di perusahaan masih kurang. Kekurangan bahan baku akan menghambat produksi the bawang dayak. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan manajemen persediaan di UKM D’Baloy Food Industries bawang dayak untuk produksi teh bawang dayak dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Analisis deskriptif untuk menggambarkan manajemen persediaan dayak di UKM D’Baloy Food Industries. Metode EOQ digunakan untuk menganalisis jumlah pesanan optimal dan menghitung frekuensi pembelian optimal. Perhitungan safety stock dan Reorder point juga dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persediaan bahan baku bawang dayak di UKM D’Baloy Food Industries belum optimal. Biaya persediaan bahan baku saat ini adalah Rp.752.000 dalam setahun, sedangkan biaya persediaan menggunakan metode EOQ adalah Rp.463.448. Jika menggunakan persediaan optimal, maka biaya persediaan bahan bawang dayak yang dapat dihemat oleh D’Baloy Food Industries adalah Rp.288.552. Penghematan biaya dapat jika jumlah setiap pesan ditingkatkan dari 10 kg menjadi 29 kg. Frekuensi pembelian diturunkan dari 96 kali setahun menjadi 33 kali. Untuk menghindari masalah ketidakpastian dalam permintaan dan harga bahan baku, stok pengaman (safety stock) yang harus disediakan D'Baloy adalah 30 kg. Bahan baku dipesan ulang saat stok bawang dayak 38,01 kg. Persediaan maksimum yang harus tersedia sebelum memesan ulang 59 kg. Manajemen persediaan menggunakan metode EOQ lebih menekankan pada ketersediaan stok pengaman dengan alasan untuk mengatasi masalah ketidakpastian dalam permintaan dan fluktuasi harga bahan baku.Kata kunci: bawang dayak, metode Economic Order Quantity, persediaan