Thermal and optical characterization of asphalt field cores for microscale urban heat island analysis

2019 ◽  
Vol 217 ◽  
pp. 600-611 ◽  
Author(s):  
Sushobhan Sen ◽  
Jeffery Roesler
Author(s):  
Hildreth Jadira Villamil-Almeida ◽  
Kevin Andrés Blanco-Mantilla ◽  
Oscar Yazit Salah-García ◽  
Carlos Eduardo García Sánchez

One of the meteorological effects in cities is the increase in local temperature, which is known as urban heat island (UHI). The objective of this study was to detect and quantify the possible UHI in the city of Bucaramanga, Colombia. For this purpose, a real-time temperature measurement network was installed, composed of seven nodes, used to obtain temperature values every minute. Six of the nodes were located in different positions in the city, and the remaining one was used to give the reference measurement. The data collected were processed for elimination of outliers, management of missing data and noise filtering. Analysis of the data allowed detecting differences in the diurnal and nocturnal UHI intensity trends. It was concluded that the UHI intensity during the day varies depending on the Local Climate Zone that represents the location, while the UHI intensity value at night is quite uniform across the city, with a mean value of 1.0 °C. It was also possible to conclude that the magnitude of the daytime UHI is lower in the dry season.


Urban Climate ◽  
2020 ◽  
Vol 32 ◽  
pp. 100615 ◽  
Author(s):  
Arissa Sary Umezaki ◽  
Flavia Noronha Dutra Ribeiro ◽  
Amauri Pereira de Oliveira ◽  
Jacyra Soares ◽  
Regina Maura de Miranda

2013 ◽  
Vol 2013 ◽  
pp. 1-14 ◽  
Author(s):  
Ana-Teresa Celada-Murillo ◽  
Susana Carreón-Sierra ◽  
Alejandro Salcido ◽  
Telma Castro ◽  
Oscar Peralta ◽  
...  

A characterization of local wind events in Mexico City, which occurred during MILAGRO campaign, was carried out within the framework of a lattice wind modeling approach at a meso-β scale. Mexico City was modeled as a 2D lattice domain with a given number of identical cells. Local wind conditions at any cell were described by a state variable defined by the spatial averages of wind attributes such as speed, direction, divergence, and vorticity. Full and partial densities of wind states were discussed under different conditions using two simple lattice wind models. We focus on the results obtained with the 1-cell lattice wind model and provide brief comments about preliminary results obtained with the 4-cell model. The 1-cell model allowed identifying the main patterns of the wind circulation in Mexico City throughout the study period (anabatic and katabatic winds, winds induced by the urban heat island, and winds with high possibilities for exchanging pollutants between Mexico City and the neighboring settlements, among others). The model showed that Mexico City wind divergence and vorticity disclose superposed oscillations whose most important periods were 24 and 12 hours, suggesting strong connections with the diurnal cycle of incoming solar radiation and the urban heat island.


2020 ◽  
Vol 21 (1) ◽  
pp. 99
Author(s):  
Dewi Miska Indrawati ◽  
Suharyadi Suharyadi ◽  
Prima Widayani

Kota Mataram adalahpusat dan ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Barat yang tentunya menjadi pusat semua aktivitas masyarakat disekitar daerah tersebut sehingga menyebabkan peningkatan urbanisasi. Semakin meningkatnya peningkatan urbanisasi yan terjadi di perkotaan akan menyebabkan perubahan penutup lahan, dari awalnya daerah bervegetasi berubah menjadi lahan terbangun. Oleh karena itu, akan memicu peningkatan suhu dan menyebabkan adanya fenomena UHI dikota Mataram.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan kerapatan vegetasi dengan kondisi suhu permukaan yang ada diwilayah penelitian dan memetakan fenomena UHI di Kota Mataram. Citra Landsat 8 OLI tahun 2018 yang digunakan terlebih dahulu dikoreksi radiometrik dan geometrik. Metode untuk memperoleh data kerapatan vegetasi menggunakan transformasi NDVI, LST menggunakan metode Split Window Algorithm (SWA) dan identifikasi fenomena urban heat island. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan kerapatan vegetasi mempunyai korelasi dengan nilai LST. Hasil korelasi dari analisis pearson yang didapatkan antara kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaan menghasilkan nilai -0,744. Fenomena UHIterjadi di pusat Kota Mataram dapat dilihat dengan adanya nilai UHI yaitu 0-100C. Semakin besar nilai UHI, semakin tinggi perbedaan LSTnya.


2019 ◽  
Vol 3 ◽  
pp. 641
Author(s):  
Nafisatul Baroroh ◽  
Pangi Pangi

Secara fisik, perkembangan perkotaan dapat terlihat dari perubahan penduduknya yang semakin bertambah dan semakin padat. Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2000 yaitu sebesar 490.214 jiwa dan meningkat ±23.957 jiwa di tahun 2016. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang pesat akan menyebabkan perubahan penggunaan lahan demi menunjang aktifitas penduduk yang seringkali mengakibatkan benturan kepentingan sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan. Hal itu disebabkan oleh semakin terdesaknya alokasi lahan untuk vegetasi. Perubahan lahan vegetasi yang tergantikan oleh jalan, bangunan dan struktur lain akan lebih banyak menyerap panas matahari dan memantulkannya, sehingga menyebabkan suhu permukaan di kota naik. Akibatnya semakin banyak titik-titik panas yang terbentuk sehingga menyebabkan perubahan unsur-unsur cuaca dan iklim sebagai pemicu terjadinya Urban Heat Island (UHI). Sesuai dengan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan penutup lahan dan kerapatan vegetasi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan pengolahan data spasial. Berdasarkan hasil dari analisis menunjukkan bahwa jenis penutup lahan yang mendominasi adalah permukiman dan lahan terbangun, serta kelas kerapatan vegetasi didominasi oleh vegetasi jarang. Kemudian untuk distribusi suhu permukaan di Kota Surakarta secara keseluruhan tahun 1994, 2000 dan 2017 nilainya berubah, dimana rentang suhunya berkisar antara 21 C – 24 C (terendah) sampai dengan 34 C – 37 C (tertinggi). Perubahan suhu yang terjadi inilah mengindikasikan terjadinya fenomena Urban Heat Island di Kota Surakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disumpulkan bahwa terdapat perubahan jenis penutup lahan dan juga kelas kerapatan vegetasi yang terjadi terhadap Urban Heat Island di Kota Surakarta.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document