Kondisi Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) berkebahyaan terjadinya sepsis dan kegagalan multi organ. Inflamasidapat menyebabkan terjadinya redistribusi zinc ke jaringan sehingga terjadi penurunan kadar zinc plasma. Kadar CRP pada SIRSmeningkat sebagai respons peningkatan protein tahap akut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah kadar zinc dan CRP serummerupakan faktor kebahayaan kematian di pasien SIRS. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort prospektif di 30pasien SIRS berusia 27–64 tahun. Kadar zinc serum diperiksa dengan metode atomic absorbance spectrophotometer (AAS) dan CRPserum dengan metode latex agglutination immunoassay menggunakan alat autoanaliser. Kejadian kematian subjek dinilai setelah 28hari perawatan. Data dilakukan uji statistik Chi-Kwadrat, bila tidak memenuhi maka dilakukan uji alternatif Fisher. Besarnya nilaifaktor kebahyaan dilakukan perhitungan kebahayaan relatif. Rerata kadar zinc dan CRP berturut-turut 81,24 ± 8,72 μg/dL, dan 8,13± 8,12 mg/dL. Kematian dalam 28 hari adalah 33,3%. Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar zinc plasma < 80 μg/dL bukanmerupakan faktor kebahayaan terjadinya kematian (p=0,114), sedangkan kadar CRP ≥ 10 mg/dL merupakan faktor kebahayaanterjadinya kematian di pasien SIRS (RR=3,28, 95% CI 1,33-8,13, p=0,015). Kadar zinc plasma bukan merupakan faktor kebahayaanterjadinya kematian pada SIRS, sedangkan kadar CRP merupakan faktor kebahayaan terjadinya kematian di pasien SIRS.