Deep structure of the Argentine margin inferred from 3D gravity and temperature modelling, Colorado Basin

2016 ◽  
Vol 676 ◽  
pp. 198-210 ◽  
Author(s):  
J. Autin ◽  
M. Scheck-Wenderoth ◽  
H.-J. Götze ◽  
C. Reichert ◽  
D. Marchal
2015 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 229-248
Author(s):  
Medine Sivri

Bu çalışmada, bir ‘sürgün şair’ olarak anılan Özkan Mert’in Ülkesinden Ayrılan Bir İşçinin Türküsü ve Bir Mültecinin Mektubu şiirleri göstergebilimsel bir yaklaşımla yeniden okunmaya çalışılacaktır. Özellikle farklı imgesel yapıları ve farklı bir dil kullanımını içinde barındıran ve bir ‘dünyalı şair’ olarak da anılan Özkan Mert’in şiirlerini biçimsel ve içeriksel yapılarıyla ele almak, son zamanlarda çokça tartışılan ‘sürgün edebiyatı’ ile ilgili görüşlere de katkı sunacaktır. Şiirler çözümlenirken, yüzeysel yapıdan derin yapıya doğru ilerleyen tümdengelimci yöntem izlenecek ve en son aşamada şiirler anlamsal yapılarıyla karşılaştırılmaya çalışılacaktır.ENGLISH ABSTRACTThe Projection of Exile in Poetry: A Semiotics Approach to Özkan Mert’s poems titled Ülkesinden Ayrılan Bir İşçinin Türküsü and Bir Mültecinin Mektubu In the current study, it will be tried to reread the poems titled Ülkesinden Ayrılan Bir İşçinin Türküsü and Bir Mültecinin Mektubu of Özkan Mert, who is known as an exiled poet, with a semiotics approach. Considering the poems of Özkan Mert, who is known as an “poet of the world” and contains different imaginary structures and a different language usage, with their stylistic and contextual structure will also make contribution to the “exile literature” that is argued recently. During the analysis of poems, the deductive method proceeding from the superficial structure to deep structure will be practised and finally the poems will be compared about their semantic structures.Keywords: Özkan Mert; Semiotics; Exile Literature; Superficial Structure; Deep Structure


2019 ◽  
Author(s):  
Hendi

Perkembangan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci memang masih lambat dan dalam tahap perkembangan. Tulisan ini adalah suatu penelitian untuk mengembangkan studi linguistik di dalam penafsiran teks kitab suci di Indonesia. Penulis memilih studi linguistik dengan pendekatan analisis wacana. Model analisis wacana yang digunakan adalah analisis colon yang diperkenalkan oleh Johanes P. Louw. Sampel teks yang digunakan adalah surat Filemon. Hasil penelitian ini akan mendapatkan struktur dan tema surat Filemon. Pendekatan analisis wacana menekankan semantik. Arti atau makna di dalam teks melampaui kata, frasa, dan kalimat (struktur mikro teks) sehingga fokus analisis sampai kepada keseluruhan wacana (struktur makro teks). Struktur makro teks melingkupi arti dari struktur mikro teks. Seorang penulis menulis teks mulai dari ide wacana yang kemudian secara sadar membangun ide tersebut dari struktur mikro teks yang dipilihnya. Dalam analisis colon, struktur makro teks yang terpenting adalah paragraf yang merupakan satu unit semantis yang dibangun dari beberapa kelompok colon (cluster) dan atau colons. Arti kata, frasa, klausa, dan kalimat tidak lepas dari isi semantis paragraf yang mewadahinya. Sementara, penafsir-penafsir lain lebih memprioritaskan penafsiran struktur mikro teks daripada makro teks. Wacana dianalisis mulai dari paragraf sampai frasa dan kata (top down). Unit semantis dalam bentuk kata, frasa, dan klausa akan dianalisis dengan kategori semantis, pengelompokkan kata (grouping of words atau immediate constituents), dan transformasi struktur luar (surface structure) ke dalam struktur dalam (deep structure). Unit semantis dalam bentuk paragraf akan dianalisis dengan metode analisis colon. Di dalam analisis colon, ada beberapa langkah yang akan diuraikan yaitu pertama, membuat struktur colon (syntactic structure) dari setiap paragraf dan terjemahan literal. Pengelompokkan kata akan terlihat di dalam struktur colon. Kedua, mencari isi semantis dari setiap colon atau kelompok (cluster) dengan menganalisis kata, frasa, dan colon. Ketiga, mencari hubungan semantis di antara colon atau kelompok di dalam satu paragraf yang sama. Keempat, menentukan tema atau ide utama (the pivot point) dari setiap paragraf. Berdasarkan analisis colon, ide utama atau tema surat ini adalah permohonan Rasul Paulus kepada Filemon untuk mengembalikan atau menerima kembali Onesimus sebagai saudara di dalam Kristus. Tema wacana ini menentukan struktur makro dan mikro teks ditulis oleh Rasul Paulus. Rasul Paulus mulai menulis dengan pembukaan yaitu sapaan dan salam kepada Filemon dan seluruh jemaatnya. Kemudian, Rasul Paulus menuliskan dasar permohonannya yaitu iman dan kasih Filemon yang selama ini sudah didengar olehnya. Lalu, Rasul Paulus menuliskan permohonannya bahwa Filemon bisa menerima kembali Onesimus. Terakhir, Rasul Paulus menuliskan penutup yaitu salam dan doa berkat kepada seluruh jemaat. Implikasi pastoral atau teologis yang bisa dipelajari adalah cara iman dan kasih diterapkan secara nyata di dalam persekutuan dan kehidupan seperti pengampunan dan rekonsiliasi relasi dengan orang lain yang sudah berbuat dosa. Pengalaman jatuh ke dalam dosa dan dipulihkan oleh Allah adalah pengalaman yang tidak mungkin dipisahkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, persekutuan sesama orang percaya menjadi wadah atau alat anugerah bagi setiap orang percaya menghadapi berbagai godaan dosa. Secara khusus, penulis mengucap terima kasih kepada para mahasiswa STT Soteria Purwokerto terutama mereka yang sudah mengikuti kelas Studi dan Exegesis Perjanjian Baru. Mereka adalah orang (pembaca) pertama yang bersama penulis menggumuli teks ini selama 1 semester. Penulis juga mengucap terima kasih kepada isteri, Rina Mansyur, dan puteri, Filipe File Cendekia atas dukungan yang tiada taranya. Terakhir, penulis mengucapkan terima kasih kepada penerbitan Leutikaprio yang sudah bersedia mengedit dan menerbitkan buku ini.


2014 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-8 ◽  
Author(s):  
A. G. Rodnikov ◽  
L. P. Zabarinskaya ◽  
N. A. Sergeyeva

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document