Field-scale baffled and biorack hybrid constructed wetland: effect of fluctuating loading rates and recirculation for domestic wastewater treatment

Author(s):  
Mitil M. Koli ◽  
Guru R. Munavalli
2020 ◽  
Vol 19 ◽  
pp. 100891 ◽  
Author(s):  
Omar Hamed Jehawi ◽  
Siti Rozaimah Sheikh Abdullah ◽  
Setyo Budi Kurniawan ◽  
Nur ‘Izzati Ismail ◽  
Mushrifah Idris ◽  
...  

2016 ◽  
Vol 95 ◽  
pp. 324-329 ◽  
Author(s):  
Juan Alfredo Jácome ◽  
Judith Molina ◽  
Joaquín Suárez ◽  
Gonzalo Mosqueira ◽  
Daniel Torres

2018 ◽  
Vol 16 (2) ◽  
pp. 155
Author(s):  
Euis Nurul Hidayah ◽  
Andrysah Djalalembah ◽  
Gina Aprilliana Asmar ◽  
Okik Hendriyanto Cahyonugroho

ABSTRAKPenanganan air limbah domestik Kota Surabaya selama ini dilakukan dengan 2 cara, yakni untuk blackwater dialirkan ke tangki septik dan greywater dialirkan ke drainase tanpa pengolahan. Hal ini menyebabkan peningkatan pencemar pada sungai sebagai air baku. Salah satu teknologi alternatif yang dapat diaplikasikan dengan mudah dan rendah biaya operasional dibanding pengolahan air limbah lainnya adalah constructed wetland dengan menggunakan tanaman Iris pseudoacorus sebagai kombinasi pengolahan biofilter dan proses fitoteknologi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi dari constructed wetland dengan tanaman Iris pseudoacorus untuk mengolah limbah domestik, serta menentukan bagaimana pengaruh dari adanya aerasi dan pengaruh waktu tinggal pada sistem constructed wetland dalam menurunkan bahan organik dan nitrogen pada air limbah. Penelitian ini dilakukan dalam skala uji laboratorium menggunakan reaktor berkapasitas 30 liter. Air limbah dialirkan pada reaktor dengan waktu tinggal 2 hari dan 3 hari, dengan variasi aerasi dan efisiensi pencemar diukur dengan parameter BOD, dan ammonia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan penyisihan BOD, dan ammonia dari limbah air domestik oleh reaktor constructed wetland dengan tambahan aerasi dan waktu tinggal selama 4 hari sangat efektif. Reaktor ini mampu menurunkan nilai BOD hingga 96% dan nilai ammonia sebesar 97%.ABSTRACTWastewater domestic in Surabaya City has been treated in two methods, including septic tank for blackwater and directly discharged into drainage system for greywater. This caused an increasing pollutant loading in source water. Constructed wetland with Iris pseudoacorus, one of the alternative natural treatment technology through biofilter and phytotechnology process, could be applied easily and less costly to other treatment. This research was conducted to know the efficiency of constructed wetland with Iris pseudoacorus in domestic wastewater treatment, and to reveal the effect of aeration and detention time in reducing organic and nitrogen content in domestic wastewater. Experiment has been conducted on a laboratory scale of continue aerated reactor and without aeration as control reactor. Detention time (days) 2 and 3 was setup, then sample was taken for BOD and ammonia measurement. The results indicated that constructed wetland with aeration and detention time 4 days had a higher performance to remove BOD up to 96% and ammonia up to 97% than without aeration and less than 4 days process.Keywords: Domestic Wastewater, Constructed Wetland, Phytotechnology, Iris pseudoacorus, Aeration.Sitasi: Hidayah, E. N., Djalalembah, A., Asmar, G.A. dan Cahyonugroho, G.A. (2018). Pengaruh aerasi dalam constructed wetland pada pengolahan air limbah domestik. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(2),155-161, doi:10.14710/jil.16.2.155-161


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document