scholarly journals HUBUNGAN ASUPAN PURIN, VITAMIN C DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA REMAJA LAKI-LAKI

2015 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 24-29
Author(s):  
Siti Santiaji Pursriningsih ◽  
Binar Panunggal

Latar Belakang : Hiperurisemia merupakan keadaan dimana kadar asam urat dalam darah di atas batas normal. Kadar asam urat dipengaruhi oleh asupan purin, vitamin C dan aktivitas fisik.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan asupan purin, vitamin C dan aktivitas fisik terhadap kadar asam urat pada remaja laki-laki. Metode : Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan cross-sectional. Jumlah subjek penelitian adalah 66 remaja laki-laki (usia 16-18 tahun) di SMA Negeri 2 Slawi. Subjek dipilih dengan simple random sampling. Data meliputi karakteristik subjek, asupan purin, vitamin C, aktivitas fisik, dan kadar asam urat. Asupan purin dan vitamin C diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan Food Frequency Semi Quantitative, data aktivitas fisik diperoleh dari kuesioner aktivitas fisik selama 3 hari. Metode enzimatik PAP uricase digunakan untuk menganalisis kadar asam urat. Data dianalisis menggunakan uji Pearson. Hasil : Kadar asam urat sebagian besar subjek (94%) termasuk dalam kategori normal. Sebanyak 94% asupan purin subjek rendah, yaitu < 500 mg per hari, 64% asupan vitamin C subjek tinggi yaitu >60 mg per hari dan 53% subjek aktivitas fisik normal. Terdapat hubungan antara asupan purin, vitamin C dan aktivitas fisik terhadap kadar asam urat (p= 0,000).Simpulan : Terdapat hubungan bermakna antara asupan purin, vitamin C dan aktivitas fisik terhadap kadar asam urat pada remaja laki-laki.

2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
Author(s):  
Rostika Rostika ◽  
Elis Endang Nikmawati ◽  
Cica Yulia

Beberapa masalah yang berkaitan dengan pola konsumsi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 12-24 bulan yaitu memiliki nafsu makan rendah, suka memilih jenis makanan tertentu, dan tidak ingin makan dalam jumlah banyak sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi bayi. Tujuan dalam penelitian ini adalah memperoleh gambaran pola konsumsi MP-ASI yang berkaitan dengan jenis MP-ASI, frekuensi konsumsi MP-ASI dan tingkat kecukupan gizi MP-ASI. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan jumlah responden 60 orang. Instrumen berupa kuesioner penelitian, semiquantitative food frequency questionnaire dan recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (76,7%) bayi usia 12-24 bulan mengonsumsi jenis makanan sesuai dengan anjuran Kemenkes 2014 yaitu makanan padat berupa nasi dan lauk pauk seperti makanan keluarga. Frekuensi makan pada bayi usia 12-24 bulan di Kelurahan Isola lebih dari setengahnya (65%) bayi mengonsumsi makanan utama sebanyak 3-4 kali/hari dan 71,6% mengonsumsi makanan selingan sebanyak 1-2 kali/hari. Kontribusi zat gizi MP-ASI terhadap pemenuhan AKG diantaranya energi sebesar 58,9%, zat gizi protein sebesar 80,2%. zat gizi lemak sebanyak 43,5%, kontribusi karbohidrat sebesar 69,1%, kecukupan mineral kalsium sebanyak 23,4%, fosfor sebesar 35,7%, zat besi memenuhi 66,4%, vitamin A sebanyak 65,8% dan vitamin C sebesar 58,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memberikan konsumsi MP-ASI kepada bayi usia 12-24 bulan dengan lebih baik lagi


Author(s):  
Jane Ingado Misigo; James Kay; Esther Kibor

The purpose of the study was to investigate the relationship between emerging issues of bullying and self-esteem among Secondary School Students in Bungoma County, Kenya. The Social-Ecological Theory and Psychosocial Theory guided the study. The research population was 29,040 Form 3 students, Deputy Principals and Guidance and Counseling teachers from 360 secondary schools participated in the study. A sample size of 399 students was drawn from boys, girls and co-education schools. Form Three Students were randomly selected from the sampled schools. The study adopted a cross-sectional research design using mixed-method approaches and correlational design. Both qualitative and quantitative data was collected concurrently. Stratified random sampling and simple random sampling was used to sample schools and students, respectively. A pilot study was conducted on the 30 Form Three students selected from three categories of secondary schools in Bungoma County. Data was collected using a self-response questionnaire and interview schedule guide. Descriptive statistics such as mean, standard deviation and percentages were used to analyse and describe data quantitative data.  Inferential statistics such as Pearson Correlation statistics, ANOVA was used to test the significance of the stated hypothesis at the alpha level (α = 0.05). The qualitative data was thematically analysed based on the objectives and presented through texts. All analysis was done using the statistical package for social sciences (SPSS) version 21.0. The findings revealed that there was a relationship between emerging forms of bullying and self-esteem R2 =.388 (38.8%).


2015 ◽  
Vol 4 (4) ◽  
pp. 534-540
Author(s):  
Rika Purwani ◽  
Nurmasari Widyastuti

Latar belakang: Hipertensi tidak hanya terjadi pada dewasa, tetapi dapat terjadi pada remaja.Remaja yang mengalami hipertensi dapat terus berlanjut pada usia dewasa dan memiliki risiko mortalitas lebih tinggi. Berbagai faktor dapat  mempengaruhi tekanan darah remaja, salah satunya asupan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan tekanan darah pada remaja.Metode: Penelitian cross sectional ini diikuti oleh 64 subjek remaja SMP Kesatrian 2 Semarang yang dipilih dengan metode simple random sampling. Asupan protein diperoleh melalui kuisioner semi quantitative food frequency. Data tekanan darah didapatkan dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa. Analisis bivariat dilakukan dengan uji korelasi rank Spearman.Hasil: Prevalensi hipertensi sebesar 18,75%. Sebanyak 57,81% subjek memiliki asupan protein total cukup, 56,25% memiliki asupan protein nabati yang melebihi kebutuhan dan 92,19% subjek memiliki asupan protein hewani yang melebihi kebutuhan. Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein total (r -0,350 p=0,005; r -0,290 p=0,020) dan protein hewani (r -0,557 p=0,000; r -0,559 p= 0,000) dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Tidak ada hubungan antara asupan protein nabati dengan tekanan darah sistolik (r -0,212 p=0,093).Simpulan: Asupan protein total dan hewani  berhubungan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada remaja. 


2021 ◽  
Vol 10 (3) ◽  
pp. 189-196
Author(s):  
Magnalia Morena Ruth Keyasa ◽  
Nurmasari Widyastuti ◽  
Ani Margawati ◽  
Fillah Fithra Dieny

Latar Belakang: Wanita menopause biasanya bermasalah dengan peningkatan lingkar pinggang yang disebabkan oleh obesitas. Lingkar pinggang dan kadar glukosa darah puasa berhubungan secara signifikan pada wanita postmenopause.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional pada subjek 55 wanita menopause yang diambil dengan metode simple random sampling. Data lingkar pinggang didapatkan melalui pengukuran antropometri, data asupan diperoleh melalui wawancara semi-quantitative food frequency questionnaire. Analisis kadar glukosa darah puasa menggunakan Spektrofotometer Biolyzer 100. Analisis bivariate menggunakan uji rank spearman. Hasil: Sebagian besar subjek (81,8%) penelitian memiliki kadar glukosa darah puasa normal dengan rerata 108,8±4,2 mg/dl, sedangkan lingkar pinggang terdapat 60% termasuk kategori obesitas. Hasil penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause (r=0,122, p=0,376).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa pada wanita menopause.


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 15-22
Author(s):  
Kartika Rohmah Hidayati ◽  
Elida Soviana ◽  
Nur Lathifah Mardiyati

Dismenore merupakan nyeri di bawah perut yang terjadi menjelang atau selama menstruasi. Di Indonesia diperkirakan 55% wanita usia subur mengalami dismenore. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi dismenore, salah satunya yaitu asupan zat gizi. Beberapa asupan zat gizi yang berhubungan dengan dismenore yaitu kalsium dan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kalsium dan zat besi dengan kejadian dismenore pada siswi di SMK Batik 2 Surakarta. Jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data asupan kalsium dan zat besi menggunakan form food frequency semi kuantitatif, data kejadian dismenore menggunakan Universal Pain Assessment Tool. Jumlah responden sebanyak 67 yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Uji hubungan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki asupan kalsium (83.6%) dan asupan zat besi (71.6%) kategori kurang, sedangkan sebagian besar kejadian dismenore yang dialami termasuk dalam kategori nyeri sedang 1 (22.4%). Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian dismenore dengan p-value 0.000 dan nilai r = -0.415. Terdapat pula hubungan antara asupan zat besi dengan kejadian dismenore dengan p-value 0.000 dan nilai r = -0.586. Terdapat hubungan antara asupan kalsium dan asupan zat besi dengan kejadian dismenore pada siswi di SMK Batik 2 Surakarta. Semakin tinggi asupan kalsium dan zat besi, maka semakin rendah kejadian dismenore yang dirasakan.


2019 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 30-38
Author(s):  
Sarah Khoerunisa ◽  
Restu Amalia Hermanto ◽  
Aminarista Aminarista

Latar Belakang: Pada negara berkembang kategori usia 20-24 tahun banyak mengalami tekanan darah tinggi, 9,4% laki-laki dan 8,9% perempuan. Di Indonesia kejadian tekanan darah tinggi ?18 tahun adalah 25,8%. Tekanan darah pada mahasiswa dapat dipengaruhi oleh asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi dengan tekanan darah. Metode: Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa STT Wastukancana dengan desain penelitian cross sectional, melibatkan 82 subjek penelitian yang dipilih secara simple random sampling. Asupan kafein diukur menggunakan food frequency Questionnaire (FFQ) semi kuantitatif, kualitas tidur diukur menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), status gizi diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tekanan darah diukur menggunakan alat sphygnomanometer digital. Hubungan masing-masing variabel bebas dengan tekanan darah sistolik diuji menggunakan pearson product momment. Sedangkan hubungan variabel bebas dengan tekanan darah diastolik diuji menggunakan rank spearman. Uji multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil: Sebagian besar subjek memiliki tekanan darah sistolik tinggi (61%) dan tekanan darah diastolik tinggi (74,4%). Asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi masing-masing memiliki hubungan dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Faktor-faktor yang berpengaruh meningkatkan tekanan darah sistolik adalah asupan kafein (B=0,12; p=0,004), kualitas tidur (B=1,36; p=0,001) dan status gizi (B=1,25; p=0,001). Buruknya kualitas tidur subjek pada penelitian ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan-gangguan baik saat sebelum tertidur ataupun pada saat tidur. Simpulan: Tekanan darah tinggi dipengaruhi oleh asupan kafein, kualitas tidur dan status gizi.


2017 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 15
Author(s):  
Kartika Rohmah Hidayati ◽  
Elida Soviana ◽  
Nur Lathifah Mardiyati

Dismenore merupakan nyeri di bawah perut yang terjadi menjelang atau selama menstruasi. Di Indonesia diperkirakan 55% wanita usia subur mengalami dismenore. Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi dismenore, salah satunya yaitu asupan zat gizi. Beberapa asupan zat gizi yang berhubungan dengan dismenore yaitu kalsium dan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan kalsium dan zat besi dengan kejadian dismenore pada siswi di SMK Batik 2 Surakarta. Jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data asupan kalsium dan zat besi menggunakan form food frequency semi kuantitatif, data kejadian dismenore menggunakan Universal Pain Assessment Tool. Jumlah responden sebanyak 67 yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Uji hubungan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki asupan kalsium (83.6%) dan asupan zat besi (71.6%) kategori kurang, sedangkan sebagian besar kejadian dismenore yang dialami termasuk dalam kategori nyeri sedang 1 (22.4%). Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya hubungan antara asupan kalsium dengan kejadian dismenore dengan p-value 0.000 dan nilai r = -0.415. Terdapat pula hubungan antara asupan zat besi dengan kejadian dismenore dengan p-value 0.000 dan nilai r = -0.586. Terdapat hubungan antara asupan kalsium dan asupan zat besi dengan kejadian dismenore pada siswi di SMK Batik 2 Surakarta. Semakin tinggi asupan kalsium dan zat besi, maka semakin rendah kejadian dismenore yang dirasakan.


2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 158
Author(s):  
Dea Dellyana Wahyutia Ady ◽  
Sri Sumarmi

Background: Sodium is one of the nutrients which is mandatory to be displayed in food packaging. High intake of sodium can increase the risk blood pressure elevation and hypertension. The habit of reading the nutrition label can affect in dietary intake, one of them is sodium.Objective: The purpose of this study was to analyze the association between the habit of reading the nutrition label and sodium intake in female adolescents.Methods: This study was a cross sectional study with citizens of  Modong Village, Tulangan Sub-district, Sidoarjo District with 70 participants. Sample collection used a simple random sampling method. Sodium intake data was collected through interview using Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data of habit of reading the nutrition label were obtained through interview in reading nutrition label frequency. Statistical test performed was chi square test.Result: The results showed that there was a significant relationship between reading habit of nutrition fact with sodium intake among adult woman (p=0.023). Most respondents rarely read nutrition label (40%) and inadequate sodium intake (30%).Conclusion: The habit of reading nutrition label is significantly associated with sodium intake in female adolescents in Modong Village, Tulangan Sub-district, Sidoarjo District.ABSTRAK Latar Belakang: Natrium adalah salah satu zat gizi yang wajib ditampilkan di label pangan kemasan. Asupan tinggi natrium meningkatkan resiko peningkatan tekanan darah dan hipertensi. Kebiasaan membaca label gizi dapat berpengaruh terhadap asupan zat gizi, salah satunya natrium.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium pada wanita dewasa.Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan pada populasi wanita dewasa di Desa Modong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo dengan 70 orang responden. Teknik pengumpulan sampel menggunakan simple random sampling. Data asupan natrium didapatkan melalui wawancara menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ). Data kebiasaan membaca label gizi didapatkan melalui wawancara frekuensi membaca label gizi. Hubungan antara kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium dianalisis menggunakan uji statistic uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan membaca label gizi dengan asupan natrium (p=0,023). Sebagian besar responden jarang membaca label gizi (40%) dan mengonsumsi natrium yang berlebih (30%).Kesimpulan: Kebiasaan membaca label gizi memiliki hubungan yang bermakna dengan asupan natrium wanita dewasa di Desa Modong, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo.


2018 ◽  
Vol 7 ◽  
pp. 29
Author(s):  
Noprisanti Noprisanti ◽  
Masrul Masrul ◽  
Defrin Defrin

Latar belakang Tulang merupakan organ keras dari semua jaringan dalam tubuh yang bersifat kuat dan kaku serta sulit dibengkokkan. Penurunan kepadatan tulang pada saat remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan protein, kalsium, phosfor, dan magnesium dengan kepadatan tulang pada remaja putri. Design penelitian, menggunakan cross sectional. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 5 Padang pada bulan Maret sampai Mei 2018. Sampel penelitian ini 92 orang remaja putri yang berusia 13-15 tahun dengan teknik simple random sampling. Wawancara asupan protein, kalsium, phosfor, dan magnesium dengan menggunakan kuesioner modifikasi semi quantitative food frequency minang yang dirancang oleh lipoeto. Pengukuran kepadatan tulang dengan menggunakan alat bone densitometry metode quantitative ultrasound. Pengolahan data dilakukan menggunakan SPSS dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian, rerata asupan protein 79,29±46,59, kalsium 719,83±476,00, phosfor 1493,71±914,89, magnesium 335,33±197,13, dan kepadatan tulang -0,57±0,93. Terdapat korelasi positif yang lemah dan tidak signifikan antara asupan protein dengan kepadatan tulang pada remaja putri (r=0,034 ; p>0,05). Terdapat korelasi positif yang signifikan antara asupan kalsium, phosfor, dan magnesium dengan kepadatan tulang pada remaja putri (r=0,294 ; p<0,05), (r=0,267 ; p<0,05), dan (r=0,213 ; p<0,05). Kesimpulan, Asupan kalsium merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kepadatan tulang pada remaja putri.


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 70
Author(s):  
Oktarina Sri Iriani

Anemia adalah masalah gizi utama di Indonesia khususnya anemia defisiensi zat besi. pemerintah telah menjalankan upaya pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk menanggulangi anemia. Tujuan Penelitian diketahui hubungan pengetahuan gizi, pola makan dan kepatuhan konsumsi tableT Fe dengan efektifitas program pemberian TTD untuk remaja Putri di SMP Bina Harapan Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan design cross sectional dan dilakukan di SMP Bina Harapan Kota Bandung. Populasi yang diambil remaja putri kelas I. Pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, diperoleh 100 remaja putri yang memenuhi kriteria inklusi. hasil penelitian menunjukan bahwa 37 % responden mengalami anemia, hasil statistik menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan gizi dengan status anemia p=0,018 (p<0,05), tidak ada hubungan pola makan dengan status anemia  dengan hasil sumber protein p=0,625, sumber zat besi p=0,708 dan sumber vitamin C p=1.000 (p>0,05). ada hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan status anemia p=0,0005 (p,0,05). hasil multivariat variabel dominan yaitu kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan peluang 61,55 kali. ada hubungan pengetahuan gizi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dan tidak ada hubungan pola makan dengan sstatus anemia. sebaiknya pihak sekolah membuat kebijakan penyediaan waktu untuk mengonsumsi tablet Fe agar kepatuhan meningkat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document