Journal of Holistic and Health Sciences
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

65
(FIVE YEARS 41)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Journal Of Holistic And Health Science, Stikes HOLISTIK

2548-9089, 2548-9070

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 1-8
Author(s):  
Ahmad Yani ◽  
Rifka Hanny ◽  
Restu Amalia Hermanto

Latar Belakang: Lama rawat inap serta asupan energi dan protein rendah dapat mempengaruhi status gizi pasien. Makanan positive diet adalah salah satu jenis terapi diet yang diberikan kepada pasien di RSU Holistic. Tujuan positive diet memberikan makanan sesuai dengan kondisi pasien untuk detoksifikasi dan mencegah serta mengurangi kerusakan jaringan tubuh. Jenis karbohidrat yang diberikan serealia organik dan umbi-umbian. Jenis protein tahu, tempe dan kacang-kacangan serta protein hewani seperti ikan kembung, ikan gindara, telur dan daging ayam kampung. Sumber lemak yang diberikan minyak zaitun dan minyak jagung. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran lama hari rawat inap, asupan energi dan protein dengan status gizi pada pasien positive diet. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang dilakukan bulan September-November 2020. Sembilan subjek yang memenuhi kriteria inklusi diambil dengan metode consecutive sampling. Data lama hari rawat inap diambil selama pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Data asupan energi dan protein menggunakan form food recall 3 x 24 jam. Data status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) diambil awal pasien masuk dan saat keluar dari rumah sakit. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 44,4% (n=4) memiliki lama hari rawat inap panjang (8-10 hari). Sebagian besar subjek memiliki rata-rata asupan energi baik (44,4%) dan asupan protein kurang (77,8%). Status gizi awal masuk dengan kategori normal sebanyak 4 orang (44,5%), dan saat keluar dari rumah sakit 5 orang (55,6%). Simpulan: Lama hari rawat inap yang panjang pada pasien yang mendapatkan positive diet memiliki asupan energi baik, asupan protein kurang dan status gizi normal.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 67-77
Author(s):  
Agus Djamaluddin ◽  
Risa Kota Putra ◽  
Dewi Ratnasari
Keyword(s):  

Latar Belakang: Masyarakat di Indonesia khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di kabupaten Purwakarta secara turun temurun telah menggunakan ramuan tradisional sebagai alternatif pengobatan, dan akhir-akhir ini semakin marak produk-produk yang berbahan herbal di pasaran. Pengguna obat tradisional ini mencakup berbagai kalangan mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Maraknya penggunaan obat tradisional di masyarakat, tidak sejalan dengan tersedia data mengenai siapa yang merupakan konsumen paling tinggi dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mereka. Tujuan Penelitian: Mengeksplorasi persepsi masyarakat terkait pengobatan tradisional berdasarkan perbedaan Jenis Kelamin. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksplanatif asosiatif. Subjek penelitian adalah masyarakat Kabupaten Purwakarta Propinsi Jawa Barat yang berjumlah 137 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode conditional sampling. Instrumen penelitian berubah lembar observasi. Hasil:  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 137 responden memiliki pengetahuan dan animo terhadap pengobatan tradisional (cukup: 58,3%), percaya pengobatan tradisional memiliki potensi dikembangkan sebagai upaya kesehatan (kuat: 61,5%), percaya upaya pengobatan kesehatan dapat menyembuhkan (cukup: 52,6%), percaya bahwa fasilitas praktik pengobatan tradisional belum terstandarisasi (cukup: 54,3%). Simpulan: Kelompok responden wanita dibandingkan terhadap kelompok pria memiliki persepsi lebih rendah terhadap potensi pengembangan pengobatan tradisional, memiliki tingkat kepercayaan lebih rendah pada kemampuan penyembuhan dari pengobatan tradisional, memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi bahwa pengobatan tradisional belum terstandarisasi, namun relatif memiliki persepsi yang sama sesuai pengetahuan dan animo terhadap pengobatan tradisional.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 129-136
Author(s):  
Nanda Nathasya Yunica Putri ◽  
Restu Amalia Hermanto ◽  
Ardhika Ulfah
Keyword(s):  
P Value ◽  

Latar Belakang: Tingkat konsumsi serat masyarakat Indonesia masih rendah. Snack bar merupakan makanan selingan yang terbuat dari serealia dan kacang-kacangan dapat menjadi alternatif makanan sumber serat. Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh rasio tepung beras merah dan kacang hijau terhadap uji hedonik, kandungan serat, dan formulasi terbaik pada pembuatan snack bar serta mengetahui persentase serat yang terkandung dalam snack bar tersebut dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (AKG) serat. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbandingan jumlah rasio tepung beras merah dan kacang hijau dalam pembuatan snack bar dengan tiga kali pengulangan. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu pembuatan snack bar, analisis kandungan serat dan uji hedonik. Uji hedonik menggunakan 60 orang panelis tidak terlatih. Analisis statistik dilakukan menggunakan One Way Anova dan kruskal wallis. Hasil: kandungan serat snack bar dari tiga formula berbeda  tidak berbeda signifikan (p>0.05) dengan nilai p value 0.055. hasil uji hedonik terhadap parameter warna diperoleh p value 0.699, aroma dengan p value 0.913, rasa diperoleh p value 0.762 dan tekstur dengan p value 0.708 atau (p<0,05). Simpulan: Perbedaan rasio tepung beras dan kacang hijau tidak berpengaruh terhadap kandungan serat dan uji hedonik pada snack bar.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 114-119
Author(s):  
Zalzabila Lusyana Fauziah Bilqies ◽  
Susi Andriani ◽  
Elih Sutisna Yanto

Latar Belakang: Sirih hijau mempunyai kelebihan daya antiseptik yang lebih dominan dibanding sirih lain, karena daya antiseptiknya yang kuat sering dimanfaatkan secara empiris untuk mengobati berbagai penyakit. Berkembangnya keinginan masyarakat untuk menggunakan bahan alam atau “back to nature”, ditanggapi dengan banyak produk-produk topikal berbahan aktif tanaman untuk perawatan  kesehatan, kosmetik dan pencegahan penyakit.  Piper batle Linn atau sirih hijau merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik. Penggunaan sirih hijau secara tradisional biasanya dengan merebus daun sirih kemudian air rebusan digunakan untuk kumur dan membersihkan bagian tubuh lain, atau daun sirih dilumatkan kemudian ditempelkan pada luka (Lindawaty, 2009). Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi gel antiseptik yang berbasis biji rami dan ditambahkan dengan sari buah jeruk nipis sebagai aromatik, membuat gel antiseptik yang stabil dan homogen serta mengetahui pH yang di uji pada suhu ruang dan memiliki bentuk, warna, dan bau yang baik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan (action research) desain penelitian tindakan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menemukan solusi dari sebuah masalah yang diteliti. Pada penelitian ini menggunakan 4 siklus antara komponen penting, seperti perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan penelitian ini berupa tahapan-tahapan perencanaan kerja yang harus dilakukan pada saat penelitian, lalu dilanjutkan dengan penelitian dan pengamatan hasil dari penelitian kemudian dianalisis sebagai refleksi terhadap ketercapaian peneliti pada saat penelitian. Hasil: Hasil susut pengeringan dari simplisia yg digunakan yaitu daun sirih sebesar 73,4 % berdasarkan uji stabilitas pH mengalami kenaikan pada sediaan, sediaan homogen, dan bertahan selama 20 hari. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini yaitu stabilitas fisik sediaan formula II dan III dapat bertahan selama 20 hari pada penyimpanan suhu kamar (15-30oC) dengan pH awal 4 dan pH akhir 6, kuning kecoklatan, bau khas jeruk nipis dan sirih, tekstur licin. Pada suhu dingin (± 4oC), formula II dan III dapat bertahan selama 21 hari.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 58-66
Author(s):  
Ahmad Yani ◽  
Nela Nursoleha ◽  
Laila Fariha Zein

Latar Belakang: Prevalensi Penyakit Ginjal Kronik (PGK) semakin meningkat, etiologi PGK salah satunya adalah Hipertensi (HT). Tata laksana gizi berperan penting dalam membantu proses penyembuhan pasien. Keberhasilan tata laksana gizi ditentukan oleh efektivitas intervensi gizi melalui terapi diet, edukasi, dan konseling gizi yang efektif dan sesuai untuk pasien di rumah sakit. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penatalaksanaan diet holistik pada penderita PGK dengan HT di ruang rawat inap RSU Holistic Purwakarta. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Subjek kasus adalah pasien PGK dengan HT dan memiliki riwayat penyakit SLE. Pemantauan kasus dilakukan selama lima hari, data yang dikumpulkan meliputi data primer, data sekunder, dan data hasil wawancara. Hasil: Terapi diet yang diberikan adalah diet holistik penyakit ginjal dengan tahapan porsi kecil dan protein sangat rendah kurang dari 0,6 g/kgbb/hari. Susunan menu terdiri dari bahan makanan alami dan organik. Proses pengolahan makanan minimal seperti direbus, dikukus, dan dipanggang sesuai kondisi pasien. Hasil pemantauan rata-rata intake makanan dengan tahapan porsi kecil adalah 100% dengan komposisi zat gizi energi 161,71%, protein 261,83%, lemak 17,30% dan karbohidrat 173,62%. Hasil pemeriksaan laboratorium ureum 162 mg/dL, kreatinin 6,8 mg/dL, asam urat 11,9 mg/dL. Status gizi pasien normal (22,53 kg/m2). Kondisi edema pasien berkurang rata-rata cairan yang masuk dan keluar adalah 337 cc/hari dan 1.146 cc/hari. Tekanan darah sistolik menurun, namun tekanan darah diastolik meningkat 150/100 mmHg. Simpulan: Tata laksana gizi holistik melalui intervensi terapi gizi dan edukasi diet holistik dapat meningkatkan kualitas diet pasien PGK dengan HT dan memiliki riwayat penyakit SLE.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 78-96
Author(s):  
Suharti Suharti ◽  
Swasono R. Tamat ◽  
Sesilia A. Keban

Latar Belakang: Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-keduanya. Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi apabila pasien mempunyai pengetahuan yang cukup tentang obat-obat dan penggunaannya. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui peran farmasis dalam edukasi pasien DM dan kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol glikemik pasien DM tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bayu Asih Kabupaten Purwakarta. Metode Penelitian: ini merupakan penelitian ekperimental dengan pengambilan data yang dilakukan secara prospektif. Pasien dikelompokkan menjadi 3 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang yang mendapatkan edukasi oleh farmasis dengan frekuensi yang berbeda-beda, yaitu kelompok yang mendapatkan edukasi 2 kali, kelompok yang mendapatkan edukasi 3 kali, dan kelompok yang mendapatkan edukasi 4 kali. Tingkat pengetahuan pasien terhadap pengobatan diukur dengan menggunakan instrumen Medication Knowledge Assesment (MKA), sedangkan tingkat kepatuhan pasien diukur menggunakan instrumen Modified Morisky Scale (MMS). Data dianalisis secara deskriptif dan secara kuantitatif menggunakan uji T independen dan uji T berpasangan. Hasil penelitian: hasilnya menunjukan pasien kelompok 2 kali edukasi, kelompok 3 kali edukasi dan kelompok 4 kali edukasi, semuanya mengalami kenaikan pada tingkat pengetahuan dan kepatuhan. Selain itu pasien pada ketiga kelompok tersebut juga mengalami penurunan kadar Gula Darah Puasa (GDP) dan kadar Gula Darah dua jam PP (GD2JPP), namun ternyata perbedaan frekuensi pemberian edukasi tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan, kepatuhan dan juga kadar gula darah pasien. Penelitian menyimpulkan bahwa edukasi farmasis dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pengobatan. Tidak ada korelasi antara kepatuhan pasien dan kontrol glikemik, namun ada korelasi positif antara frekuensi edukasi dan kadar glukose darah 2 jam post prandial.  Simpulan: Dapat disimpulkan juga bahwa frekuensi edukasi mempengaruhi kepatuhan dan kontrol glikemik.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 120-128
Author(s):  
Efi Anggraeni ◽  
Agus Djamaluddin ◽  
Dewi Ratnasari

Latar belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak dapat dianggap penyakit yang ringan. Tidak hanya menurunkan kualitas hidup, namun dapat mengancam jiwa penderita. Ada dua terapi untuk hipertensi yaitu farmakologis dan non farmakologis. Pengobatan secara non farmakologi dapat dilakukan dengan Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan hipertensi adalah mentimun dan dapat dikombinasikan dengan jeruk nipis sebagai rasa penyegarnya. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sediaan instan dari mentimun dan jeruk nipis sebagai Anti Hipertensi alami, dan menentukan kestabilan sediaan serta menguji tingkat kesukaan terhadap sediaan yang dibuat. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan berupa perlakuan tunggal disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan tunggal adalah dosis jeruk nipis yang terdiri dari 3 taraf yaitu sampel A = penambahan jeruk nipis 3 ml, sampel B = penambahan jeruk nipis 6 ml, sampel C = penambahan jeruk nipis 9 ml. Hasil Penelitian. Dalam pengujian organoleptik semua sediaan dapat bertahan selama tiga minggu dalam suhu ruangan (20?-25?C) kemudian dalam uji hedonik atau uji kesukaan sampel C yang paling banyak disukai yaitu 70,8% dari 20 panelis. Simpulan. Penambahan Jeruk nipis pada setiap sampel mempengaruhi rasa dan jumlah sediaan yang dihasilkan berbeda.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 97-105
Author(s):  
Daffa Farhan Alfarros ◽  
Dewi Ratnasari ◽  
Agus Djamaluddin

Latar Belakang: Kolesterol adalah lemak yang terdapat di dalam aliran darah atau sel tubuh yang dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon. Apabila kolesterol di atas 240 mg/dl, maka berisiko tinggi terkena penyakit seperti serangan jantung atau stroke. Pencegahan terbaik untuk menurunkan kolesterol yaitu menjaga pola makan dengan baik. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan membuat bakso herbal dari jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang secara empiris bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol. Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan (action research) menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi dan angket. Sediaan bakso herbal dibuat dengan bahan utama jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan kayu manis (Cinnamomum burmannii) dengan komposisi F1 (200 gram ; 0 gram), F2 (200 gram ; 2,5 gram) dan F2 (200 gram ; 5 gram). Hasil: Hasil penelitian uji organoleptik selama tiga minggu sediaan bakso dengan penyimpanan suhu dingin tidak timbul perubahan dalam hal warna, aroma, tekstur, rasa dan tidak menimbulkan tanda-tanda tumbuhnya jamur. Sementara pada penyimpanan suhu ruang hanya bertahan selama 2 hari saja. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah sediaan bakso herbal yang disukai yaitu formula kesatu dan sediaan stabil dalam penyimpanan selama 3 minggu pada suhu dingin.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 106-113
Author(s):  
Tella Lestari ◽  
Agus Djamaluddin ◽  
Reti Puji Handayani

Latar Belakang: Lulur tradisional merupakan sediaan kosmetik yang berasal dari bahan alami segar atau bahan yang sudah dikeringkan. Seiring peningkatan pemahaman“back to nature” maka terjadi peningkatan permintaan bahan alami kosmetik yang mengandung antioksidan tinggi, salah satunya daun kelor dengan kandungan tannin dengan penambahan tepung beras ketan hitam dan kulit jeruk nipis sebagai bahan tambahan pada lulur tradisional. Tujuan Penelitian: Membuat sediaan lulur tradisional dari daun kelor dan tepung beras ketan hitam dengan penambahan kulit jeruk nipis, serta membuat sediaan yang stabil melalui uji organoleptik dan mengetahui uji kesukaan. Metode: Menggunakan desain penelitian tindakan (action research) untuk mengidentifikasi dan menemukan solusi dari sebuah masalah yang diteliti. Alur penelitian dimulai dari perencanaan, action, observasi dan refleksi (perbaikan). Variabel bebas penelitian ini yaitu daun kelor dan tepung beras ketan hitam dengan penambahan kulit jeruk nipis sebanyak (1,3g:2g:6g); (1,3g:2g:7g) dan (1,3g:2g:8g) dengan pengamatan suhu penyimpanan yang berbeda. Variabel terikat yaitu sifat fisik lulur tradisional yang dilihat dari warna, aroma dan tekstur serta kesukaan panelis. Pengumpulan data menggunakan metode observasi untuk uji organoleptik yang dilakukan oleh 20 panelis. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan secara organoleptik sediaan lulur tradisional stabil selama 3 minggu penyimpanan. Dan hasil uji kesukaan ketiga formulasi, diperoleh F3 yang paling disukai dalam penyimpanan di suhu dingin dengan komposisi daun kelor 1,3g, tepung beras ketan hitam 2g & kulit jeruk nipis 8g dengan kriteria beraroma jeruk nipis, berwarna hijau kecoklatan, lulur mudah dilepas ketika digosok, bertekstur kasar dan dapat mengangkat kotoran pada permukaan kulit). Simpulan: Hasil penelitian uji organoleptik dan uji kesukaan yang dilakukan pada ketiga formulasi tersebut dapat dikatakan  stabil.


2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 17-24
Author(s):  
Suci Tri Yuliani ◽  
Risa Kota Putra ◽  
Dewi Ratnasari

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan sediaan serbuk instan daun sirsak (Annona muricata L.) yang dikombinasikan dengan sari buah nanas  (Ananas comosus L.) yang bermanfaat bagi kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi dan kuisioner. Sediaan dibuat dengan perbandingan formulasi ektrak daun sirsak dan sari buah nanas (F1, 125ml:375ml; F2, 250ml:250ml dan F3, 375ml:125ml) dan masing-masingnya ditambahkan gula sebanyak 200gr. Hasil: Penelitian menunjukkan formulasi sediaan serbuk instan yang berhasil dibuat dengan hasil terbaik yaitu formulasi F3 dengan perbandingan 375ml ekstrak daun sirsak, 125ml sari buah nans, dan 200gr gula. Pengamatan secara organoleptik sediaan serbuk instan stabil dalam penyimpanan selama tiga minggu. Simpulan: Sediaan serbuk instan formulasi F3 sampel kedua lebih disukai dan diterima masyarakat karena warna yang lebih baik atas derajat suhu pemanasan pembuatan yang lebih tepat.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document