scholarly journals Produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L. Var. Takar) pada perbedaan waktu inokulasi Rhizobium sp. dan pemberian berbagai mulsa organik di lahan salin

2019 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 174
Author(s):  
Hafidz Fikri Asyari ◽  
Eny Fuskhah ◽  
Endang Dwi Purbajanti

Tujuan penelitian adalah mengkaji waktu inokulasi terbaik dan pemberian berbagai jenis mulsa organik terhadap produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L. Var. Takar) pada lahan salin dengan tingkat salinitas 6,4 dS/m. Penelitian kali ini dilaksanakan di Desa Bulakbaru, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara. Rancangan yang digunakan adalah RAK Faktorial 4 x 3 dengan 3 kelompok. Faktor pertama adalah perbedaan waktu inokulasi Rhizobium sp. yaitu T0: tanpa inokulasi, T1: inokulasi saat tanam, T2: inokulasi 7 HST, dan inokulasi 14 HST. Faktor kedua adalah berbagai jenis mulsa organik yaitu R0: tanpa mulsa organik, R1: mulsa organik jerami padi, dan R2: mulsa organik sekam padi. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per petak, bobot polong per petak, jumlah biji per petak, jumlah bintil akar dan bobot 100 biji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R1 menunjukkan peningkatan rerata tinggi tanaman sebesar 62,1 cm dan T1 menunjukkan rerata jumlah bintil akar tertinggi sebesar 1,86/tanaman. Tidak ada pengaruh dan interaksi pad parameter lain. Kesimpulan yang diperoleh adalah mulsa organik jerami mampu meningkatkan tinggi tanaman dan waktu inokulasi saat tanam dapat meningkatkan jumlah bintil akar di lahan dengan tingkat salinitas 6,4 dS/m. Kata kunci : kacang tanah, salinitas, rhizobium sp, mulsa organik. 

Bragantia ◽  
1984 ◽  
Vol 43 (2) ◽  
pp. 389-396
Author(s):  
Antonio Roberto Giardini ◽  
Eli Sidney Lopes ◽  
André Martin Louis Neptune

Um ensaio foi conduzido em casa de vegetação, com solução nutritiva isenta de N, com o objetivo de selecionar estirpes de Rhizobium eficientes fixadoras de N2, quando associadas com amendoim (Arachis hypogaea L.) cultivar Tatu. Foram testadas 35 estirpes de Rhizobium sp., isoladas de quinze diferentes espécies de leguminosas tropicais, e incluído um tratamento de inoculação com solo previamente cultivado com amendoim. Das 35 estirpes testadas, doze formaram nódulos e, entre essas, sete foram eficientes fixadoras de nitrogênio. Das doze estirpes que nodularam, sete foram isoladas de leguminosas da tribo Hedysareae (à qual pertence o género Arachis) e, destas, apenas quatro foram eficientes fixadoras de nitrogênio. O peso e o número de nódulos não se mostraram como critérios adequados para avaliação da eficiência.


1976 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 49-51 ◽  
Author(s):  
Milton E. Walker ◽  
Norman A. Minton ◽  
Clyde C. Dowler

Abstract Most peanut (Arachis hypogaea L.) fields of the Southern Coastal Plain are treated with either vernolate (S-propyl dipropylthiocarbamate) or benefin (N-butyl-N-ethyl-a,a,a-trifluoro-2, 6-dinitro-p-toluidine) or a combination of these two herbicides to control certain weeds. The nematicide DBCP (1,2-dibromo-3-chloropropane) is also used in some fields. Field and greenhouse experiments were conducted to determine the effect of vernolate, benefin, DBCP, and Rhizobium sp. on nodulation, yield, quality, and chemical composition of ‘Starr’ peanuts. The application of herbicides, nematicide, and inoculant had no significant effect on yield, sound mature kernels, or ether extract of ‘Starr’ peanuts. The N content of the leaf and seed and the number of nodules were not affected by the treatments. Nematode infestation was low and did not affect yield. In the greenhouse studies, the application of lime, herbicides, or fertilizer did not affect certain morphological characteristics of the plant or N content of the peanut leaves. Nitrogen fertilization increased the weight of the peanut foliage.


Author(s):  
S.A. García Muñoz

Objetivo: Evaluar la germinación de cacahuate (Arachis hypogaea L.) mediante el uso de diferentes dosis de ácido giberélico (GA3). Diseño/metodología/aproximación: Se empleó un diseño completamente al azar. Se utilizaron tres tratamientos con 20 repeticiones. Tratamiento 1: 0.05gr/L de ácido giberélico (GA3), Tratamiento 2: 0.10gr/L de ácido giberélico (GA3), Tratamiento 3: 0.15gr/L de ácido giberélico (GA3) y Tratamiento 0: Testigo. Se utilizaron semillas de cacahuate de la variedad Virginia. Los parámetros a evaluar fueron, la altura de plántula, número de hojas, medida de raíz y biomasa.  Las medias fueron comparadas por la prueba de Tukey a un nivel del 5% de confianza. Resultados: Los tratamientos indicaron que el Tratamiento 0 (Testigo) obtuvo un porcentaje de germinación de 85%, siendo mayor que el tratamiento 3 (0.15gr/L de GA3) con un 75% de germinación, sin embargo, el tratamiento 1 (0.05gr/L de GA3) y 2 (0.10gr/L de GA3) presentaron una mejor respuesta al obtener un 95% de germinación cada uno. Limitaciones del estudio/implicaciones: El tratamiento 3 causa efectos negativos en la germinación de la planta. Hallazgos/conclusiones: Es necesario dar seguimiento a la investigación para un mejor control del ambiente y ampliar las dosis de GA3, así como aumentar la velocidad de germinación aplicando 0.15gr/L de GA3.


2001 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 61-72 ◽  
Author(s):  
E. Diniz ◽  
C.L. Silva ◽  
M.B. Muniz ◽  
V.P. Queiroga ◽  
R.L.A. Bruno

2017 ◽  
Vol 5 (3) ◽  
pp. 342
Author(s):  
Rizal Mahdi Kurniawan ◽  
Heni Purnamawati ◽  
Yudiwanti Wahyu E. K

<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh sistem tanam alur dan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Penelitian dilaksanakan di KP Leuwikopo IPB Dramaga, Bogor pada bulan Februari - Juni 2013. Percobaan menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design) dengan perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu sistem tanam alur sebagai petak utama dan jenis pupuk sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan sistem tanam alur meningkatkan daya hasil pada produktivitas biji kering, produktivitas polong kering, dan bobot kering biji per tanaman lebih baik dibandingkan sistem tanam konvensional. Hal tersebut ditunjukkan dengan perlakuan sistem tanam alur yang memiliki produktivitas 2.93 ton/ha polong kering, sedangkan sistem tanam konvensional sebesar 2.55 ton/ha polong kering. Sistem budidaya kacang tanah pada sistem tanam alur dapat meningkatkan efisiensi tanaman dalam memanfaatkan unsur hara yang telah diberikan baik pupuk organik maupun anorganik, sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah menjadi lebih baik. Pemberian jenis pupuk kandang ayam + Dolomit + NPK memberikan respon terhadap pertumbuhan dan  daya hasil rata-rata tanaman yang lebih baik dibandingkan jenis pupuk lainnya.</em></p>


2019 ◽  
Vol 51 (3) ◽  
Author(s):  
Shamim Akhtar ◽  
Nazneen Bangash ◽  
Muhammad Sajjad Iqbal ◽  
Armghan Shahzad ◽  
Muhammad Arshad ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document