scholarly journals EFEKTIVITAS METODE APLIKASI VAKSIN TRIVALEN UNTUK PENCEGAHAN PENYAKIT BAKTERI POTENSIAL PADA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

2018 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
pp. 67 ◽  
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Tuti Sumiati ◽  
Septyan Andriyanto

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode aplikasi vaksin trivalen yang memberikan level proteksi terbaik untuk pencegahan penyakit bakteri potensial; motile aeromonas septicemia (MAS), streptococcosis, dan mycobacteriosis pada budidaya ikan air tawar. Vaksin trivalen yang dicobakan merupakan campuran dari tiga jenis antigen, yaitu Aeromonas hydrophila-AHL0905-2 (Ah), Streptococcus agalactiae N14G (Sa), dan Mycobacterium fortuitum 31 (Mf) dengan formulasi 2 Ah : 2 Sa : 1 Mf (v/v). Ikan uji yang digunakan adalah ikan lele, nila, dan gurami; masing-masing jenis ikan tersebut merupakan representasi ikan yang rentan terhadap penyakit MAS, streptococcosis, dan mycobacteriosis. Perlakuan yang diterapkan adalah metode aplikasi dengan menggunakan vaksin trivalen melalui: (A) perendaman, (B) pakan, (C) perendaman + booster, (D) pakan + booster, dan (E) tanpa pemberian vaksin sebagai kontrol. Efektivitas metode aplikasi vaksin tersebut dievaluasi melalui nilai titer antibodi spesifik dan relative percentage survival (RPS) pasca uji tantang terhadap patogen target. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RPS dari metode aplikasi vaksin trivalen pada ketiga jenis ikan uji yang mencapai nilai ³ 50% secara keseluruhan hanya diperoleh pada aplikasi melalui rendam + booster. Oleh karena itu, metode aplikasi tersebut dapat direkomendasikan untuk digunakan pada pembudidaya ikan air tawar.This study aims to obtain a method of application of trivalent vaccine that gives the best level of protection for prevention of potential bacterial diseases such as motile Aeromonas septicemia (MAS), streptococcosis, and ycobacteriosis in freshwater fish culture. The trivalent vaccine is a mixture of three types of antigens, namely Aeromonas hydrophila-AHL0905-2 (Ah), Streptococcus agalactiae N14G (Sa), and Mycobacterium fortuitum 31 (Mf) with the formulation of 2 Ah: 2 Sa: 1 Mf (v / v). The test fish used were catfish, tilapia, and giant gourami; each fish is a representation of fish vulnerable to MAS, streptococcosis, and mycobacteriosis. The applied treatments were the application methods of trivalent vaccine through (A) immersion, (B) feed, (C) immersion + booster, (D) feed + booster, and (E) without vaccine as the control. The effectiveness of vaccine application methods was evaluated through the value of specific antibody titer and relative percentage survival (RPS) post-challenge test against the target pathogens. The results showed that overall, the RPS value of > 50% on all three test fish species was obtained only by the vaccine application through soak + booster. Therefore, the application method can be recommended to be used in freshwater fish culture. 

2017 ◽  
Vol 11 (4) ◽  
pp. 373
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Lila Gardenia ◽  
Septyan Andriyanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi vaksin “trivalen” merupakan kombinasi dari tiga jenis antigen bakteri, yaitu: Aeromonas hydrophila-AHL0905-2, Streptococcus agalactiae-N14G, dan Mycobacterium fortuitum-31 untuk pencegahan penyakit bakteri potensial pada budidaya ikan air tawar. Ikan uji menggunakan ikan lele, nila, dan gurami; di mana masing-masing jenis ikan tersebut merupakan representasi dari jenis ikan yang rentan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae, dan Mycobacterium fortuitum. Perlakuan yang diterapkan adalah formulasi sediaan vaksin kombinasi “trivalen”, dengan komposisi sebagai berikut: (A) formulasi proporsional yang mengandung ketiga jenis antigen dengan perbandingan 1:1:1 (v/v), (B) formulasi non-proporsional yang mengandung ketiga jenis antigen dengan perbadingan 1:3:3 (v/v), dan (C) tanpa pemberian vaksin sebagai kontrol. Vaksinasi diberikan melalui perendaman dalam larutan vaksin “trivalen” pada konsentrasi bakteri 107 cfu/mL selama 30 menit. Efikasi vaksin dievaluasi berdasarkan sintasan pada akhir uji tantang terhadap bakteri patogen target, dan selanjutnya dihitung nilai relative percentage survival (RPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RPS vaksin “trivalen” dengan kombinasi proporsional pada ikan lele terhadap bakteri A. hydrophila-AHL0905-2, ikan nila terhadap bakteri S. agalactiae-N14G, ikan gurami terhadap bakteri M. fortuitum-31 dan A. hydrophila-AHL0905-2 masing-masing sebesar 44,61%; 43,30%; 17,86%; dan 45,00%. Nilai RPS vaksin kombinasi “trivalen” non-proporsional pada ikan lele terhadap bakteri A. hydrophila-AHL0905-2, ikan nila terhadap bakteri S. agalactiae-N14G, ikan gurami terhadap bakteri M. fortuitum-31 dan A. hydrophila-AHL0905-2 masing-masing sebesar 39,61%; 40,00%; 7,14%; dan 45,00%. Vaksin “trivalen” berpotensi sebagai sediaan vaksin yang dapat digunakan untuk pencegahan penyakit pada budidaya air tawar yang disebabkan oleh ko-infeksi lebih dari satu jenis bakteri patogen.The study aimed to determine the efficacious of combined “three-valent” vaccine composed of three bacterial antigen for the prevention of bacterial diseases on freshwater aquaculture has been carried out at laboratory level. The study used catfish, tilapia, and giant goramy; that are representative of susceptible species against Aeromonas hydrophila infection, Streptococcus agalactiae infection, and Mycobacterium fortuitum infection. The treatments applied in this study included: (A). Proporsional formula of combined “three-valent” vaccine composed of three bacterial antigens at the ratio of 1:1:1 (v/v), (B). Non-proportional formula composed of three bacterial antigens at the ratio of 1:3:3 (v/v), and (C). Un-vaccinated group as a control. The vaccine was applied through immersion at the dose of 107 cfu/mL vaccine solution for 30 minutes. Vaccine efficacious was evaluated based on survival rate after challenge test against targetted pathogens, and then the relative percentage survival (RPS) was calculated. The study results revealed that the RPS values of proportional combined vaccine on catfish against A. hydrophila-AHL0905-2, on tilapia against S. agalactiae-N14G, on goramy against M. fortuitum-31 and A. hydrophila-AHL0905-2 were 44.61%; 43.30%, 17.86%, and 45.00% respectively. RPS values of non-proportional combined vaccine on catfish against A. hydrophila-AHL0905-2, on tilapia against S. agalactiae-N14G, on goramy against M. fortuitum-31 and A. hydrophila-AHL0905-2 are 39.61%; 40.00%, 7.14%, and 45.00% respectively. “Trivalent” vaccine is a promising combined-fish vaccine which can be used for prevention of bacterial fish diseases caused by co-infection of more than one type of pathogenic bacteria.


2015 ◽  
Vol 10 (4) ◽  
pp. 541
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Uni Purwaningsih ◽  
Desy Sugiani ◽  
Tuti Sumiati ◽  
Angela Mariana Lusiastuti

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan vaksin hydrovac dan streptovac untuk pencegahan penyakit bakterial, motile aeromonad septicaemia (MAS) dan streptococcosis pada beberapa jenis ikan budidaya air tawar. Pengujian dilakukan pada skala laboratorium dan lapang. Jenis ikan uji yang digunakan adalah ikan lele, nila, dan gurami. Vaksinasi ikan dilakukan melalui teknik perendaman dengan dosis dan periode sesuai instruksi penggunaan yang tertera pada label produk kedua jenis vaksin tersebut. Efektivitas vaksin dievaluasi berdasarkan pendekatan nilai persen sintasan dan selanjutnya dihitung nilai relative percentage survival (RPS). Hasil penelitian diketahui bahwa nilai RPS vaksin hydrovac pada skala laboratorium pada ikan lele, nila, dan gurami masing-masing sebesar 85,45%; 65,78%; dan 52,28%. Nilai RPS yang dicapai oleh vaksin streptovac terhadap ikan nila sebesar 54,53%. Sementara, nilai RPS vaksin hydrovac pada skala lapang untuk jenis ikan lele, nila, dan gurami masing-masing 70,15%; 52,43%; dan 42,43%; sedangkan nilai RPS yang dicapai oleh vaksin streptovac adalah 40,41%.


2008 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 79 ◽  
Author(s):  
D. Wahjuningrum ◽  
N. Ashry ◽  
Sri Nuryati

<p>Motile Aeromonad Septicaemia (MAS) caused by <em>Aeromonas hydrophila</em> induced serious epidemics of ulcerative disease in freshwater fish including patin catfish <em>Pangasionodon hypophthalmus</em>. <em>In vitro</em> study for antibacterial test of cattapa leaves <em>Terminalia cattapa</em> (TC) were done previous to the <em>in vivo</em> test. The <em>in vitro</em> susceptibility test was performed at the dosages of 30, 60 and 90 g/l TC. At the <em>in vivo</em> test, fish were injected intramusculary with TC at the dosages of 60 g/l for the prevention and 120 g/l for curative efficacy. Results from blood picture, clinical sign and mortaliyt showed that TC were better and more effective as preventive than curative for MAS in patin catfish.</p> <p>Keywords :  <em>Terminalia cattapa</em>, <em>Aeromonas hydrophila</em>, patin catfish</p> <p> </p> <p>ABSTRAK</p> <p>Penyakit MAS (<em>Motile Aeromonad Septicaemia</em>) yang disebabkan oleh <em>Aeromonas hydrophila</em> sering menyebabkan wabah penyakit tukak pada ikan-ikan air tawar termasuk pada ikan patin <em>Pangasionodon hypophthalmus</em>. Uji antibakteri secara <em>in vitro</em> dari daun ketapang <em>Terminalia cattapa</em> (TC) dilakukan sebelum uji <em>in vivo</em>. Pada uji <em>in vitro</em> dilakukan pengujian aktivitas antibakteri TC terhadap <em>A. Hydrophila</em> pada dosis TC 30, 60 dan 90 g/l. Pada uji <em>in vivo</em>, ikan diinfeksi secara intramuskular dengan TC, untuk pencegahan dengan dosis 60 g/l TC dan pengobatan pada dosis 120 g/l TC. Hasil yang diperoleh dari gambaran darah, gejala klinis dan kematian ikan patin menunjukkan bahwa TC lebih baik dan sangat efektif untuk pencegahan daripada pengobatan untuk penyakit MAS pada ikan patin.</p> Kata kunci: <em>Terminalia cattapa</em>, <em>Aeromonas hydrophila</em>, ikan patin


2014 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 295
Author(s):  
Taukhid Taukhid ◽  
Uni Purwaningsih ◽  
Angela Mariana Lusiastuti

Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui efikasi berbagai sediaan (biakan cair, sel utuh, supernatan dengan dan tanpa penyaringan) vaksin Streptococcus agalactiae-N14G untuk pencegahan penyakit Streptococcosis pada ikan nila telah dilakukan pada skala laboratorium. Isolat bakteri Streptococcus agalactiae-N14G digunakan sebagai sumber antigen dalam pembuatan vaksin. Ikan nila dengan rata-rata ukuran 10-15 g/ekor dan diasumsikan bebas penyakit infeksi Streptococcus agalactiae (specific pathogen free, SPF) terhadap patogen target digunakan sebagai ikan uji. Pada hari ke-14 pasca vaksinasi, dilakukan uji tantang dengan bakteri homolog aktif pada dosis lethal (LD50), dan pengamatan dilakukan selama 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan efikasi sediaan vaksin tertinggi diperoleh pada sediaan vaksin sel utuh (B) (76,0%), selanjutnya diikuti oleh sediaan vaksin biakan cair (A) (65,0%), sediaan vaksin supernatan tanpa penyaringan (C) (49,0%), dan sediaan vaksin dengan penyaringan (D) (36,0%); sedangkan pada kelompok kontrol positif dan negatif, masingmasing sebesar 25,0% dan 34,0%. Dua jenis sediaan vaksin masuk kategori efektif dengan nilai relative percentage survival (RPS) 8 50%, yaitu jenis vaksin sel utuh(68,00%) dan jenis sediaan vaksin biakan cair (53,37%).


2021 ◽  
Vol 322 ◽  
pp. 02014
Author(s):  
Taukhid ◽  
Angela M. Lusiastuti ◽  
Septyan Andriyanto ◽  
Desy Sugiani ◽  
Tuti Sumiati ◽  
...  

Streptococcosis is a significant fish disease impacting tilapia culture in Indonesia, causing losses estimated up to IDR 15.0 billion annually. This study aims to assess the efficacy of bivalent and trivalent vaccines containing Streptococcus agalactiae bacteria on tilapia. The formula of the bivalent vaccine contains 75% of S01-196-16 and 25% of N14G isolates (v/v). Trivalent vaccine contains 30%, 35%, and 35% of N14G, NP1050, and SG01-16 isolates (v/v), respectively. A challenge test assessed the efficacy of the vaccines, and it was carried out at 30, 90, and 150 days post-vaccination by artificially infection at LD60. Selected bacteria isolate to be appointed in the challenge test are N14G (biotype 2) and S01-196-16 (biotype 1). Relative Percentage of Survival (RPS) was used as the main indicator of vaccine efficacy. The results revealed that the highest RPS of a bivalent vaccine against S. agalactiae (S01-196-16) was achieved at the first challenge (61.84%), and trivalent vaccine against S. agalactiae (N14G) and S. agalactiae (S01-196-16) was achieved at the first challenge (61.53% and 76.20%, respectively). Bivalent and trivalent S. agalactiae bacteria vaccines are promising “tools” to control streptococcosis on tilapia.


2021 ◽  
Vol 14 (1) ◽  
Author(s):  
Olivia Nathalia ◽  
Diana Elizabeth Waturangi

Abstract Objective The objective of this research were to screen quorum quenching activity compound from phyllosphere bacteria as well as antibiofilm activity against several fish pathogen bacteria such as Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae, and Vibrio harveyi. Results We found eight phyllosphere bacteria isolates with potential quorum quenching activity to inhibit Chromobacterium violaceum as indicator bacteria. Crude extracts (20 mg/mL) showed various antibiofilm activity against fish pathogenic bacteria used in this study. Isolate JB 17B showed the highest activity to inhibit biofilm formation of A. hydrophila and V. harveyi, meanwhile isolate JB 3B showed the highest activity to inhibit biofilm of S. agalactiae. From destruction assay, isolate JB 8F showed the highest activity to disrupt biofilm of A. hydrophila isolate JB 20B showed the highest activity to disrupt biofilm of V. harveyi, isolate JB 17B also showed the highest activity to disrupt biofilm of S. agalactiae.


2015 ◽  
Vol 7 (3) ◽  
pp. 163-191 ◽  
Author(s):  
A. K. Prusty ◽  
D. K. Meena ◽  
S. Mohapatra ◽  
P. Panikkar ◽  
P. Das ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document